[Warisan Datu Sanggul, Banjarmasin, Kalimatan Selatan]
Diri itu ada dua unsur.
1. Diri zahir berupa jasad.
2. Diri bathin berupa Ruh.
Dan diri itu dapat pula dibagi atas 3 unsur.
1. Diri yang Hak. (diri yang sebenarnya)
2. Diri terperi. (Muhammad)
3. Diri terdiri. (Adam).
Dan Ruh itu ada tiga Martabat.
1. Ruh idhofi (nafas yang keluar masuk)
2. Ruh mukayyat (yang mengedari/yang bergerak keseluruh tubuh)
3. Ruh mutlak (yang tetap pada tempatnya)
Dan Zat itu ada tiga Asma.
1. ZAT illahiyah
2. ZAT masbiyah
3. ZAT addahiyah.
Dan diri zahir ada dua unsur bahagian pula.
1. Jasad yang mengandung Ruh.
2. Ruh yang mengandung Jasad.
Dan diri kita ini mengandung dua aspek.
1. Diri yang bersifat ketuhanan (lahut)
2. Diri yang mengandung kehambaan (nasut)
Dan dalam diri kita ini mengandung tiga Rahsia.
1. Rasa yang Hak (rasa tuhan)
2. Rasa Muhammad (Nur Muhammad)
3. Rasa Adam (rasa yang tercela).
Dan di dalam diri kita ini ada suatu perbendaharaan yang tersembunyi : di situ ada mahligai. Di dalam mahligai itu ada alat yang halus , ada yang kasar. Kesemuanya itu adalah berupa amanah tuhan dan suatu titipan Tuhan kepada hambanya. Amanah itu ialah suatu titipan Ruh dan itulah yang wajib kita pelihara dan kita jaga kemurniaannya. Ruh inilah yang sanggup mengenal Tuhannya. Dan yang sanggup melaksanakan sebagai khalifah di dalam bumi ini.
i. Pertanyaan pertama
Apakah alat yang halus dan kasar itu tadi?
Sekarang marilah kita huraikan satu persatunya.
Adapun diri kita ini ada dua unsur/macam.
Pertama diri zahir berupa jasad.
Batang tubuh dengan kelengkapannya seperti ; kaki, tangan, mata, hidung, mulut , telinga, dan lainnya. Serta dalam tubuh ini ada Ruh, hati, akal dan nafsu.
Yang kesemuanya itu tergolong dalam alam yang disebut alam sagir (alam kecil).Yang kesemuanya itu terjadi dari unsur-unsur api, angin, air dan tanah/bumi. Inilah yang disebut laksana kuda tunggangan yang menjadi alat bagi hakikat Roh itulah sebagai penunggangnya.
Kedua diri bathin yang berujud qalbu atau Ruh.
Bukannya berujud benda dalam tubuh, dan dia tidak akan binasa untuk selamanya. Dialah yang sanggup memerintah jasad, dialah yang mampu mengenal Allah. Dialah Raja kuasa. Ruh itu raja kuasa dan sanggup mengenal Allah. Apakah sebabnya dikatakan raja kuasa? Sebabnya ialah kerena ruh itu adalah yang menjadi tempat majhor kenyataan terang benderangnya sifat-sifat Allah.
Ruh Muhammad itulah/adalah dari NUR menyata. Itulah yang dikatakan cahaya yang cerlang cemerlang yang tiada harapan : Tuhan bertajjali kepadanya. Sedang sifat sifat Allah itu ada pada ZATnya. Maka apabila kita mendakwa kepada Ruh, maka haruslah ditembuskan pandangan kita kepada Sifat dan Zat Allah. supaya tidak terdinding lagi kepada Allah.
Kalau kita terhenti kepada ruh itu saja, tidak kita teruskan kepada Allah, maka kita terdinding kepada Allah. Kalau masih betah berdiam kepada Muhammad, berarti belum kembali atau belum pulang landas ke pangkalannya. Kalau sudah pernah tinggal landas inilah yang dikatakan orang yang bergembira setiap saat. Sedangkan Rasulullah sendiri sebagai asal usul segala kejadian, toh beliau pulang kembali kepangkalannya, apalagi kita ini.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan