Catatan Popular

Sabtu, 11 Jun 2016

KITAB TANBIH AL MASYI (2) Allah SWT. itu tidak ada sesuatu pun yang menyerupai-Nya, namun Ia meliputi segala sesuatu



TULISAN SYEIKH ABDUL RAUF SINGKEL

Pemimpin Tariqat Syattariyah  dan digelar "Tengku Syiyaah Kuala".


BAHGIAN DUA : Allah  SWT. itu tidak  ada sesuatu pun yang menyerupai-Nya, namun Ia meliputi segala sesuatu

Ketahuilah  wahai  murid,  bahwa  Allah  SWT.  itu  tidak  ada  sesuatu pun  yang  menyerupai-Nya, namun Ia meliputi segala sesuatu, Dia nyata  dari segi  pengetahuan, namun  tidak  nyata  dari segi bentuk. Barang siapa  mengetahui  bahwa  Dia  itu  terlalu  Agung   untuk   benar - benar diketahui,  sungguh   ia   telah mengenal-Nya. Oleh karena itu, ada satu keterangan  mengatakan   bahwa   yang   mampu   mengenal  Allah itu hanya Allah sendiri. Maka,  peganglah   prinsip   ini.  Dalam  agama   itu   ada  dua   Unsur,   yaitu: (14) iman  dan  syirik, dan akal itu memiliki keterbatasan serta ketidakmampuan  untuk  mengetahui  hakikat  Allah,  dan   puncak tertinggi dalam  mengenal Allah SWT  adalah  rasa   bingung,  tapi   bingung   yang  terpuji, yaitu bingungnya orang berilmu yang mengetahui proses tajalli (penyingkapan diri) nya Tuhan serta pemancaran cahaya-Nya.

Rasulullah  SAW  pun  pernah memita  agar ditambah rasa bingung dari Tuhannya dengan berdoa, “Ya Tuhanku, tambahlah kepadaku kebingungan atas-Mu, yakni bingung dari tajalli-Mu yang tidak ada henti-hentinya, dan  dari banyaknya perubahan dzat-Mu dalam segala tindakan dan sifat-Mu”. Pengarang kitab ‘Awārif al-Ma ārif’  berkata,  “Imam  Junaid  pernah ditanya tentang akhir kehidupan, lalu dia menjawab: akhir kehidupan adalah kembali  ke  permulaan”. Ulama  lain  menjelaskan  ucapan   Imam Junaid tersebut  dengan mengatakan, bahwa maksudnya manusia itu pada mulanya berada dalam kebodohan, lalu menjadli makrifat (mengetahui), lalu kembali kepada  kebingungan  dan  kebodohan. Dia  itu  bagaikan anak-anak, yang awalnya tidak tahu apa - apa, lalu menjadi pandai, dan kembali lagi pada ketidaktahuannya.  Allah  ta’ala   berfirman,  “Supaya  dia  tidak  mengetahui  lagi sesuatu  pun yang dahulu pemah diketahuinya”. Sebagian ulama mengatakan bahwa  makhluk  Allah  yang  paling  makrifat adalah mereka yang paling bingung memikirkan-Nya, sekian.

Sebagian dari para ulama, berkaitan dengan kata “bingung” yang terdapat dalam doa Nabi tesebut berarti pengetahuan (ilmu). Mereka mengatakan, “Rasa bingung adalah pengetahuan, walaupun sebenarnya tidak demikian, karena  Nabi  Muhammad SAW. sendiri memohon tambahan rasa bingung tersebut, padahal Nabi pernah menyuruh untuk selalu memohon tambahan  pengetahuan,  sebagaimana  disebutkan  dalam firman Allah ta’ala, “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan”. Nabi tidak berdoa untuk  meminta  ditambah  atau  diperbaiki keadaannya, tidak pula minta ditambah  tingkatannya  untuk  mempelajani  kadar  ilmu  tersebut. Pengetahuan itu berakhir pada kebingungan, dan biasanya ia tidak akan diperoleh kecuali dengan  bersungguh-sungguh dalam berzikir dan tindakan-tindakan lain yang nanti  akan  dibicarakan,  dengan  izin  Allah  ta’ala serta petunjuk-Nya, dan hanya kepada Allahlah kita mohon petunjuk.

Apabla engkau telah memahami  hal  ini,  maka   hendaklah  engkau kembali  kepada penjelasan tentang keabsahan kesatuan (‘ainiyyah’) segala sesuatu dan ketiadaannya. Ketahuilah  wahai  murid, bahwa  kesatuan  segala  sesuatu  itu tidak  benar  kecuali  sebelum  munculnya segala sesuatu tersebut dalam kenyataan  (masih pada zaman dahulu). Oleh karenanya, kita tidak dapat mengatakan  bahwa  al-kull  itu  adalah  al-Haq,  kecuali  dari  segi   peleburan dan  tidak  adanya  perbedaan  dalam   keesaan, seperti   yang  telah  dikemukakan. Adapun  jika  segala  sesuatu   itu  telah  tampak  dalam  kenyataan, maka  kesatuan  segala  sesuatu  itu   tidak  absah lagi, karena alam lahir memiliki hukum tersendiri, demikian  juga  dengan  alam batin. Adapun hukum batin adalah  hukum yang samar, tegasnya   ketiadaan (‘adam),  sedangkan   hukum lahir  adalah    hukum  yang   tampak  (wujud).  Ketahui  itu dan jangan keliru,     karena  orang  yang keliru dalam hal ini, berbahaya, dia juga akan sesat dan  menyesatkan, kami  memohon  ampunan  dan  kesehatan  kepada Allah dalam urusan agama, dunia dan akhirat.

Tiada ulasan: