Oleh Syekh Muhammad Ibrahim ‘Gazur-i-Illahi’ (Sufi Syatariyyah)
(Penjelasan terperinci mengenai beberapa istilah ini dapat ditemukan di Lampiran tentang Kajian Tasawuf.)
ABJAD A
1. ‘Abd: ‘Abd yang pertama adalah Batasan Pertama Haqiqat-i-Muhammadi. Dalam aspeknya terhadap Ahdiyyat atau Yang Tak Terbatas, ia adalah Ahdiyyat itu sendiri, dan dalam aspeknya terhadap devolusi (limpahan kuasa) yang lebih rendah, ia adalah ‘abd. Ia adalah tahap Ana, ‘Aku’. Ketika aspek-aspek ini lenyap, hanya Zat yang tersisa.
Tauhid adalah hakikat yang di dalamnya tidak ada Rab maupun ‘abd. Wahdat atau Haqiqat-i-Muhammadi adalah pemisah antara keduanya:
“Dia telah membuat dua lautan mengalir bebas (sehingga) keduanya bertemu. Namun di antara keduanya ada penghalang, yang tidak dapat dilewatinya.” (Surah Ar Rahman : 19)
2. Abjad: Kronogram, cara menghitung angka dengan menggunakan huruf-huruf alfabet; ‘alif’ untuk menghitung satu; ‘ba’ untuk menghitung dua; ‘jim’ untuk menghitung tiga, dan sebagainya
Hanya tujuh huruf dalam bahasa Inggris yang memiliki nilai tersebut, yaitu LV.X.L.C.D. dan M. Ada yang mengatakan bahwa kata-kata dalam kronogram ini, yaitu, Abjad, Hawwaz, Hutti, Kaliman, Saghaz, Qarshat, Sakhiz, Zazigh adalah nama delapan putra penemu huruf Arab, Muramier bin Murra. Leksikon Qamis mengatakan bahwa enam huruf pertama adalah nama raja-raja Madyao (Midian) yang terkenal, dan dua huruf terakhir ditambahkan oleh orang-orang Arab.
3. Abrar: Orang-orang yang berbudi luhur, kaum sufi adalah orang-orang yang disebut dalam Al-Quran dengan nama ini serta dengan nama-nama Muqarrabin, Sabirin, dan Zuhad.
4. ‘Abul-Waqt: Bapa Zaman. Seorang sufi yang tunduk kepada Waktu yang mengatur urusan dunia dengan kehendaknya. Ia juga disebut Qutbu’l-aqtab, berbeda dengan Ibnu’l-Waqt (Putra Zaman) yang berenang mengikuti arus Waktu. Nama sufi tidak populer selama dua ratus tahun setelah masa Nabi menurut ‘Awarifu'l-Ma‘arif.
5. ‘Adum: Ketiadaan, kosong, tidak ada
6. Adub: Rasa hormat dalam menjaga perbedaan antara Keilahian dan Kemanusiaan.
7. Af‘al: (jamak dari F‘il) Tindakan, perbuatan, kerja, lakuan.
8. Ahad: Satuan, sama. Tumpukan biji-bijian yang sejenis adalah Ahad, sejauh menyangkut jenisnya; ia adalah Wahid, sejauh menyangkut kesatuannya atau satunya.
9. Ahdiyyat: Tahap pertama di mana tidak ada apa pun kecuali Keheranan. Kata Allah di sini menunjukkan Wala, keheranan; dan pada tahap ke-3, Wahdiyyat, itu menunjukkan sesuatu yang berhak disembah (Elah).
10. Ahl-i-Mushahadah: Orang-orang yang menyaksikan atau memerhati, yaitu mereka yang terbiasa dengan amalan atau latihan (Mujahadah) untuk memerhati sifat-sifat Zat dalam setiap yang dijadikan atau ciptaan.
11. Akhyar: Orang-orang baik; istilah yang digunakan untuk para sufi, seperti Abrar.
12. Ajsam: Tubuh; ‘Alam-i-ajsam adalah alam kebendaan atau kausal (sebab-akibat)
13. Alif: Huruf pertama dalam alfabet Arab.
14, Amthal: Perumpamaan; misalan-misalan.
15. ‘Ariff: Orang yang mempunyai makrifat (megenal).
16. ‘Arsh: Singgasana Tuhan.
17. Arwah: Ruh atau Jiwa.
8. Ashghal (tunggal - Shaghal): Praktik-praktik sufi, misalnya, duduk dalam posisi tertentu, menarik nafas dengan La ilaha dan mengarahkannya (menghembuskannya) ke jantung dengan illa-llah, dan lain-lain.
Dalam Sultanul-ashghal, Nabi mendengarkan dengan telinganya di gua Hira selama enam tahun, dan mendengar suara-suara, hingga malaikat Jibril muncul di hadapannya.
19. Asma’: Tunggal. Ism. Nama-nama (dengan ‘yang dinamakan’).
20. Athar: Efek; kesan.
21. Asma’-i-Ilahi: Nama-nama Allah atau Sang Pencipta.
22. Asma’-i-Kiyanl; Benda atau Objek-objek yang diciptakan atau duniawi.
24. Asma’-i-Thubati: Nama-nama (dengan yang disebutkan) yang menunjukkan sifat-sifat positif, seperti ‘berkuasa,’ ‘mengetahui’.
25. Asma’i Salabi: Nama-nama yang menunjukkan tidak adanya sifat-sifat seperti Suci, kudus.
26. A‘yan: Bentuk-bentuk fikiran dari potensi-potensinya sendiri dalam pengetahuan atau ilmu tentang Allah.
27. Auliya: (tunggal. Wali). Orang-orang yang telah memperoleh kehampiran dengan Allah. Bentuk jamak digunakan untuk bentuk tunggal sebagai bentuk penghormatan.
28. Ayniyyat: Kesamaan seperti es dan air, ombak dan laut, pedas dan lada, manis dan gula, masin dan garam.
ABJAB B
1. Banda: Yang terbatas; yang di dalamnya sifat atau atribut telah muncul dalam keterbatasan; makhluk.
2. Batin: Aspek dalaman atau internal suatu hal.
3. Barzakh: Sebuah penghalang pemisah antara dua hal atau keadaan, baik yang bersekutu atau tidak.
4, Barzakh-Jami: Tahap Hakikat Muhammad.
5. Baqa: Tahap kekekalan, setelah binasa diri (fana), dengan kenangan akan penglihatan alam yang lebih tinggi, yaitu amthal, arwah, wahdiyyat, dan lain-lain.
6. Baqi: Seseorang yang berada dalam kekekalan atau baqa.
7. Bandaqi: Pengabdian; berasal dari Banda.
8. Bismillah: “Dengan menyebut nama Allah.” Judul setiap dari 114 Surah dalam Al-Quran, kecuali satu, yaitu Surah at Taubah.
9. Batil: Segala sesuatu yang tidak ada atau wujud.
10. Buruz: Pengaruh satu Ruh atau jiwa terhadap jiwa lainnya; masing-masing berada di tempat mereka berada.
11. Bay‘at: Tindakan kesetiaan, seperti kepada seorang raja atau panglima militer atau kepada seorang Mursyid atau Guru.
12. Bay-shara: Umat Muslim yang tidak menaati syariat Islam dengan saksama.
ABJAD D
5. Dewa: Tubuh mithali seseorang yang menguasai tubuh kasar orang lain, sesuai dengan filosofi Hindu.
ABJAD E
1. Emin: Kepercayaan.
ABJAD F
1. Faqih: Seseorang yang mengenal undang-undang atau hukum Islam; sebuah kanun.
2. Fuqaha: Bentuk jamak dari Faqih.
3. Fayd-i-Aqdas: Manifestasi Zat pada dirinya sendiri. Di sini A‘yan dihargai tetapi menyatu dalam Zhat-i-batin dan hanya Zhat yang nyata.
4, Fayd-i-Muqaddas: Manifestasi A‘yan dalam zahir, sebagai hasil dari operasi Asma-i-lahi atau Asma-i- Aiyani.
5. Fawad: Tahap kedua dalam Malaikat.
6. Fana: Binasa , musnah, hapus atau Penghancuran diri.
7. Fani: Orang yang Fana.
8. Farq: Pembeza ‘abd atau hamba dari Rabb dalam perjalanan turun dalam suluk.
9. Fard: Salik yang telah mencapai tahap Jam‘, yang merupakan titik tertinggi dalam perjalanan ke atas dalam suluk; ia turun ke bawah dengan pengalaman.
Ketika ia naik sekali lagi, tahap itu disebut Jam‘ul-Jam‘ (Mi‘raj).
10. Fayd-i-Rahmani: Hembusan atau nafas dari Asma-i-lahi, yang memberikan manifestasi kepada Asma-i-Kiyani.
11. Fikr: Renungan atau Tafakur yang mendalam terhadap sifat-sifat Allah.
ABJAD G
1. Ghayr: yang asing ; ‘Selain darri Allah, yang tidak wujud.
2. Ghayb: Yang tak terlihat.
3, Ghayriyat: ke-lain-an ; ‘Yang Lain’,
4. Ghawth: Secara teknis disebut Qutb- ul- -aqtab; orang yang memperhatikan keinginan dan permohonan orang. Dia adalah Ketua auliya dalam hierarki mereka yang mengatur dunia.
Pangkat di bawahnya adalah Qutb, yang jumlahnya tidak kurang dari empat (4) pada satu waktu.
5, Ghulat: Bentuk jamak dari Ghali: para ekstremis dari partai Syiah, yang percaya pada ‘Inkarnasi,’ penjelmaan, ‘Kembali,’ dan ‘Metempychosis’.
Mereka memiliki pandangan pelampau dalam hal para Imam, yang mereka anggap memiliki kebajikan Ilahi. Mereka pertama kali berada di bawah kepemimpinan Sinbadh atau ahli sihir ; al-Muqanna sang Nabi Bercadar dari Khurasan; doktrin mereka memiliki tempat dalam gerakan Babi.
ABJAD H
1. Haqq: Kebenaran.
2, Haqiqat: Realiti atau kenyataan.
3. Hadits-i-Qudsi: Wahyu yang diungkapkan dalam kata-kata Nabi sendiri. Allah berbicara kepada Nabi dalam bentuk jasmani nabi, dalam bentuk Malaki Nabi, dan dalam bentuk Ruh nabi.
Pada yang pertama, Allah berbicara dalam bahasa kata-kata, pada yang kedua dalam huruf-huruf yang diawali dengan surah tertentu (huraf-mugatta) dan pada yang ketiga, dalam bahasa Kerohanian atau spiritual.
Yang pertama membentuk Hadits biasa, yang kedua, Hadits-i-Qudsi dan yang ketiga, Al- Quran.
4. Hulul: Penjelmaan aatu Inkarnasi.
5 Haram: Hal yang terlarang.
6 Halal: Hal yang dibolehkan.
7 Hawaris: Para pengikut Nabi Isa.
8 Hadi: Orang yang memberi petunjuk di jalan yang benar.
9 Hal: Keadaan Dzauq.
10. Hahut : Tahap tertinggi dari mana tanazzulat dimulai yang serupa dengan Ahdiyyat.
11. Hu, Hu: Dia, Dia.
12. Hukama: ahli Falsafah atau Filasuf
13. Huwiyyyat: ‘Ke-Dia-an’: tahap Hahut.
14. Hijab: Layar; tabir; dinding ; tudung.
ABJAD I
1. Ibnu’l-Waqt: Sufi atau salik yang berenang mengikuti arus waktu, bertindak sesuai dengan manifestasi berbagai- bagai sifat.
2. Iblis: Sangkaan atau Khayalan tentang ‘lain’ dari Allah.
3. ‘Ilm-i-Sina: Ilmu atau Pengetahuan yang disampaikan dari hati ke hati , sebagian besar melalui tanda-tanda atau isyarat.
4, ‘Ilm-i-Safina: Ilmu atau Pengetahuan yang disampaikan melalui risalah.
5. llahi: ‘Ilahi’ seperti dalam asma-i-ilahi, Nama-nama Ilahi yang mewujudkan Asma-i-Kiyani (nama-nama duniawi.)
6. Ilham: Inspirasi.
7. Insan: Manusia, melalui Pendahuluan.
8. Irshadat: Ucapan, obiter dicta.
9. Isbat: Pernyataan positif.
10, Ishraqin: Kaum Realis Plato,
11. Istijla: Pengamatan kesempurnaan diri-Nya sendiri oleh Allah.
12. I‘tibar; Hipostasis, anggapan, (jamak, I‘tibarat.)
13. Ism: Nama yang menyiratkan ‘yang dinamai’ yang mendasarinya (jamak, Asma.)
14. Ittihad: Penyatuan dalam arti bahwa segala sesuatu tidak ada dan keberadaannya adalah wujud Allah.
15. Ittisal: Berhubung ; bersambung ; Penggabungan.
16. Infisal: Bercerai ; Pemisahan.
17. ‘Irfan: Gnosis. ilmu atau kebijaksanaan yang lebih tinggi dari sekadar ilmu biasa, seperti ilmu ilmiah atau duniawi.
ABJHAD J
1. Jalal: Agung atau Kemuliaan. Hilangnya sifat dalam Zat.
2. Jamal: Keindahan. Manifestasi sifat.
3. Jam‘-ba-Jam‘: Cinta Zat terhadap alam. Untuk mengamati ‘Satu’ dalam ‘banyak’ atau keberagaman dan sebaliknya. (banyak dalam satu)
4. Jabarut: Tahap di bawah Lahut dan di atas Malakut.
5. Jahil: Murid palsu.
6. Jadzba: Dzauq atau Ekstasi.
7. Jihad: Perang untuk menyebarkan kebenaran.
ABJAD K
1. Kashf: Ketajaman Kerohanian. Ada dua macam: yang kecil seperti kasyf kuburan, ‘alam-i-mitsal dan ‘Alam-i-arwah, surga dan neraka. Yang lebih besar adalah memandang Zat dalam makhluk atau penciptaan.
2. Khatrat: Khawatir (jamak dari Khatra), bisikan hati ; Pengaruh hati. Apa pun yang turun ke hati dari dunia ghaib, melalui isyarat, saran atau dorongan.
3. Keramat: Tindakan luar baisa yang dilakukan oleh awliya, spontan dan tanpa kehendak atau kemahuan.
4. Khalifah: Wakil.
5. Kafir: Orang yang menyembunyikan kebenaran.
6. Khidir: Dia dianggap sebagai yang bernama Baliya ibn Malakan, dan telah meminum air kehidupan. Para sufi memahami dengan istilah ini ‘perluasan hati’, kenalkan istilah ‘Ilyas’ yang bermaksud ‘Penyempitan hati’.
7. Kalam-i-Zati: Kalam Zat ; Sama seperti Kalam-i-nafsi, ucapan tanpa kata-kata atau suara.
8. Kalam-i-Tafsili : Sama dengan “Kalaim-i-lafzi : ucapan dalam kata-kata.
9, Kitabu'l-Mubin: Tablet yang Dijaga (Lawh-i-Mahfuz.)
10, Khatum : Yang menyimpulkan.
11. Khatim : Meterai.
12. Khafi: Rahasia.
13. Kiyani: Duniawi
ABJAD L
1. Lahut: Ini adalah salah satu tahapan menuju ke atas.
Nasut adalah tahapan jasmani;
Asma adalah tahapan mitsal;
Arwah; tahapan dari Malakut;
Sifat; tahapan dari Jabraut;
A‘yan adalah tahapan Lahut;
Zat adalah tahapan dari Hahut.
2. Liqa: Wajah, raut wajah, aspek.
3. Lawh-i-Mahfuz: Tablet yang Diawetkan.
ABJAD M
1. Mahiyyat: Bakat
2. Ma‘iyyat: beserta Rabb: dengan ‘abd’ yang seperti es dengan air, atau tanah liat dengan kendi.
3. Ma-siwallah: ‘Selain Allah atau ‘Lain dari Allah’,’ dan yang tidak wujud.
.
4. Mahjubin : ‘Yang terlindung’. Mereka yang tidak melihat sifat dan asma Allah dalam menifestasi alam ini.
5. Majzub : Orang yang ‘tenggelam dalam Allah.
6. Malamati: Golongan sufi yang menutupi diri mereka dengan kecelaan, dengan maksud menjauhi diri dari orang-orang duniawi.
7. Ma‘lum-i-Ma‘dam: ‘Yang tidak ada dan tidak diketahui’, seperti titik.
8. Ma‘lumat: (Hal-hal) yang diketahui.
9. Ma‘rifat: Mengenal Allah melalui Allah (‘Araftu Rabbi-bi-Rabbi).
10. Mashishasyin: Kaum Peripatetik; para pengikut Aristoteles, yang biasa berjalan-jalan (mash) saat menyampaikan wacana-wacananya.
11. Mashayikh atau mashashakh: Bentuk jamak dari syekh, digunakan dalam arti tunggal untuk seseorang .Guru (agung), tuan, ketua, kepala, pemimpin, juga Imam (Besar).
12. Maqam: Stesen atau Posisi. Setiap nabi memiliki stesen posisinya dalam sifat yang dominan melalui kashf dan ketika ia dikukuhkan di dalamnya, stesen itu menjadi maqamnya.
13. Ma‘ad: Hari akhirat; akhir dari proses pendakian (‘uruj) dalam kes setiap salik sesuai dengan kemajuannya naik ke atas.
14. Mash‘iyat: Takdir; pemberian ekspresi lahiriah kepada ‘bakat’ a‘yan, sebagaimana adanya beserta karakteristik dan kekhasannya.
15. Mawahid: Orang yang mengesakan Allah atau Unitarian.
16. M‘iraj: Pendakian tertinggi ‘abd+ atau hamba menuju Rabb. Pendakian nabi menuju Allah.
17. Mithaq: Janji penegasan. Jiwa manusia mengakui rububiyyat Tuhan pada hari janji ini.
18. Mithal: ‘Alam-i-mithal; alam perumpamaan.
19. Mubda : Asal usul, punca, itulah Ahdiyyat atau Zat Allah.
20. Mulhid : Orang yang tidak mempedulikan syariat dan berpuashati dengan memperkatakan secara akal fikiran yang waras. Seorang bidaah.
21. Musyrik : Orang yang percaya wujud “Ghayr’
22. Mu‘tazilah; Para pemisah diri; Mazhab yang memisahkan diri dari Hasan al-Basri. Mereka adalah pengikut Wasil ibn ‘Ata (w. 131), yang memisahkan diri dari gurunya atas pertanyaan apakah orang yang melakukan ‘dosa besar’ adalah seorang mukmin atau tidak. Sebelum gurunya dapat memberikan jawaban, Wasil memisahkan diri dengan menegaskan posisi perantara. Ia meninggalkan lingkaran gurunya, dan membentuk mazhabnya sendiri, ketika Hasan berkata: I‘tazala ana’ dan, ‘Ia telah memisahkan diri dariku.’
23. Mutakallimin: Ulama-ulama; ‘mereka yang berselisih’ sebagai lawan dari mereka yang menerima firman Tuhan tanpa bertanya bagaimana? (Bila-kayfa).
24. Murid: Pengikut.
25. Mujahadah : Proses berjuang mengatasi nafs atau nafsu atau kehendak.
26. Mujhulun-Nat: Sesuatu yang tak terlukiskan, tahap Zat.
27. Muraqabah: Proses membebaskan hati dari khatrat Ma-siwallah (segala kejadian selain dari ALLAH)
28. Munqatu’l-Ishrat: Tahap Zhat di mana semua penunjuk atau isyarat atau indikasi dihapuskan.
29. Mutasaffawi: Sufi palsu.
30. Muhaqqaqin: Mereka yang meneliti ilmu batin atau esoterik.
321. Mukmin: Orang yang beriman; orang yang beriman setelah yakin.
32. Mushahadah: Melihat Tajalli atau pencerahan tanpa perantaraan objek.
24, Mahjibin: ‘Yang terlindungi.’ Mereka yang tidak melihat sifat dan asma Tuhan dalam manifestasi alam semesta.
ABJAD N
1. Nafs: Individu: Ruh, Dil dan Nafs adalah manifestasi berturut-turut dalam Zahir-ul-wujud, (keberadaan yang nyata). Ruh ialah penglihatan; Dil ialah ilmu ; Nafs ialah nafsu.
2. Nafsani: Bentuk kata sifat dari nafs; berkaitan dengan nafs.
3. Nuzul : Penurunan.
6. Nafi: Penolakan terhadap sangkaan atau khayalan tentang wujud ‘yang lain’; seperti dalam ‘La ilaha il-Allah,’ “tidak ada Tuhan selain Allah”; ini adalah menafikan terhadap sangkaan khayalan bahwa ‘selain Tuhan’ wujud atau ada.
ABJAD P
1. Pir: Pembimbing Rohani atau spiritual.
ABJAD Q
1. Qalib ; Tubuh.
2. Qalb : Hati.
3. Qadar: bakat a‘yan ; ukurannya.
4. Qadha: Waktu dan keadaan di mana a‘yan diperintahkan.
5. Qadim: Asli.
6. Qalam: Pena. ‘Aql-i-kul dikenal sebagai Qalam-i-Aala.
7. Qutb: Ghawth.
8. Qurbat: Kedekatan; Tuhan dekat dengan hambanya atau ‘abd-nya, dalam artian bahwa air dekat dengan es.
9. Qiyamat: Saat dimana hakikat ‘a’yannya mulai tampak pada diri setiap manusia.
ABJAD R
1. Rabb: Penyokong atau Penopang atau pelindung. Nama khusus Allah sehubungan dengan hubungan-Nya dengan A‘yan-i-Thabita, nama yang mengatur hubungan antara Asma-i-Ilahi dan Asma-i-Kajani. Allah adalah Rabb-ul-Arbab (Rabb dari para Rabb).
2. Rasm: Athar atau kesan atau akibat; ‘Zat yang terbatas’ dengan sifat-sifatnya yang terbatas’. ‘Yang terbatas’ berasal dari ‘yang tidak terbatas’. Semua Ma-siwallah (selain Allah) adalah akibat atau kesan (athar) dari perbuatan tindakan dan sifat-sifat Allah.
3. Rij‘at: Kembali; penjelmaan semula; reinkarnasi.
4. Rububiyyat: Pemerintahan Ism-i-lahi atas Ism-i-Kiyt-nya yang berkaitan dengan Wahidiyyat, nama bersyarat.
5. Ruhi’l-Qudus: Sebagian mengatakan ini sama dengan Ruh-i-Azam. Ruh memiliki lima tingkatan, Ruh mineral, Ruh nabati, Ruh hewani, Ruh manusia, dan Ruh-i-Qudsi yang juga disebut Haqiqat Muhammad, yang terakhir bukanlah Ruh yang diciptakan; ia tidak berada di bawah perintah ‘Jadilah’ (Kun). Ia merujuk pada
“Kami tiupkan kepadanya (Adam) dari nafs Kami, (Surah saad : 72).
“Ke mana pun engkau menghadap, di situlah wajah Tuhan.” (Surah al Baqarah : 115.)
ABJAD S
1. Salik: Pengembara dalam perjalanan; orang yang memasuki suluk ; orang yang menginginkan kedekatan dengan Allah.
2. Sama‘a: Muzik yang mendatangkan jazbah atau Dzauq atau ekstase.
3. Sirr-i-Haqq: Tahap ‘ke-aku-an’ Tuhan.
4. Shattariyah: Sebuah sekte sufi yang percaya pada ‘Ana’, (ke-aku-an) dalam penegasan diri sebagai manifestasi terbatas dari Diri Ketuhanan; dan membuang fana (pemusnahan) diri, karena diri palsu tidak wujud.
5. Sifat: Atribut; bentuk jamak dari sifat.
6. Shai: Benda.
7. Salat: Doa formal.
8. Shaykh: Pir; pembimbing rohani.
9. Sharl‘at: Tata cara Islam.
10. Syirik: Menyekutukan Tuhan.
11. Syuhada: Ketaatan.
12. Shan: Potensi.
13. Sajdah: Sujud dalam shalat.
14. Sukr: Keadaan lupa diri, sementara indra aktif.
15. Sahw: Keadaan yang muncul setelah Sukr menghilang; dalam hal ini kenangan akan Sukr masih ada. Istilah Sukr dan Sahw digunakan oleh Bayazid Tayfiri dari Bistam (meninggal 261 H); sebagaimana istilah Fana dan Baqa digunakan oleh Aba Sa‘id Karraz (meninggal 286 A.B).
16. Siddiq: Seorang mukmin yang ikhlas, derajatnya di bawah seorang Nabi. Saidina Abu Bakr disebut ‘siddiq,’ karena ia sekaligus bersaksi tentang kebenaran mi‘raj Nabi, sementara sebagian yang lain ragu-ragu.
17. Syir: Perjalanan salik dari satu keadaan ke keadaan lain.
18. Syir-il-Allah: Perjalanan salik menuju Tuhan, yaitu perjalanan dari nafs menuju qalb atau hati; di sini tajalliyat asma diperhatikan.
19. Syir-Fillah: Perjalanan dalam Allah, perjalanannya dari Asma ke Wahidiyyat; dalam hal ini, salik diselimuti oleh sifat Allah.
20. Syir-Maallah: Perjalanan bersama Allah, dari Ahdiyyat; ke bawah adalah tahap Baqa; di mana ‘yang lain’ sepenuhnya lenyap; dan hanya penglihatan Allah yang nampak segala, sesuatu terlihat sebagai manifestasi sifat-sifat dan nama Allah.
ABJAD T
1. Tahrimah: Takbir pertama (menyebut ‘Allahu Akbar;) dalam shalat setelah niat (ekspresi yang terdengar atau di dalam hati, tentang niat untuk melibatkan diri dalam shalat) diucapkan. Takbir diucapkan saat mengorbankan hewan. Di sini diucapkan untuk mengorbankan nafs sendiri.
Rumi berkata:
Arti takbir adalah ini, wahai orang bodoh,
“Ya Allah, aku mengorbankan diriku di hadapan-Mu.”
Haram atau dilarang untuk melakukan hal lain setelah ‘niat’. ini telah dilakukan.
2. Ta‘iyyinat: Bentuk jamak dari ta‘iyun ; keterbatasan.
3. Tanazzulat: Penurunan; manifestasi hakikat secara bertahap mulai dari Ahdiyyat, Wahdat, Wahidiyyat, sifat, asma hingga manusia.
4, Tajalli: (Jamak menjadi tajalliyat), pengambilan batasan oleh Zhat disebut tajalli. penerangan pada hati atau jantung salik disebut juga tajalliyat; tajalli biru atau hitam berasal dari nafs; tajalli pucat dari depan adalah tajalli Qalb; dari belakang, ialah Setan. Tajalli putih dari depan adalah tajalli Ruh, dan seterusnya.
5. Tanzih : Zat tanpa manifestasi sifat, yaitu dengan sifat yang tersembunyi di dalamnya. Tiga tahap batin yang pertama dari Tanazzulat. Nirguna.
6. Tashbih : Zat dengan perwujudan sifat-sifat. Tiga tahap zahir terakhir dari Tanazzulat. Sarguna.
7. Tariqat: Jalan suluk menuju Allah.
8. Tawakkal: Ketergantungan kepada Tuhan. Melakukan tugas seolah-olah atas Ilham (ilham) dan atas perintah Allah, dan mengakui hasilnya apa pun sebagai kehendak Allah.
9. Taqwa: Menjaga diri dari (kejahatan); kesalehan.
ABJAD U
1. ‘Ulama: Para teolog terpelajar. (tunggal ‘Alim)
2. Uluhiyyat: Tiga tahap batin yang pertama, Ahdiyyat, Wahdat, dan Wahidiyyat, terkait dengan nama-nama penjenisan dan syarat.
3. ‘Urufa: Ahli-ahli Makrifat atau Gnostik (tunggal ‘ariff’).
4. Umm-ul-Kitab: Ilmu Allah
5, ‘Uruj: Pendakian salik dari ajsam (jasmani) ke mithal; dari mithal ke arwah dan dari arwah ke Haqiqat-i-Muhammadi; dan dari sana ke Zat. Ini bisa dalam penglihatan atau dalam ilmu atau keduanya.
6. ‘Ubudiyyat: Kehambaan; Pengabdian; Keterbatasan.
ABJAD W
1. Wahidiyyat: Bagian depan yang Terlihat.
2. Wajib: Perlu, seperti dalam Wajibu’l Wujud, keberadaan yang perlu.
3. Wadu: Wudhu sebelum shalat, yang menunjukkan pemisahan dari Dunia.
4. Wahy: Wahyu melalui malaikat.
5. Wisal: Penyerapan; kehilangan diri dalam Allah.
7. Wazifa: Mengingat atau mengulang-ulang nama Allah atau ayat-ayat Al-Quran pada waktu-waktu yang ditentukan.
8. Wajid-i-Mutlaq: Keberadaan Mutlak.
ABJAD Z
1. Zahir: Luar atau Eksternal. Manifestasi Allah dalam bentuk A‘yan beserta sifat-sifatnya.
2. Zamir: Tahap pertama dalam Malakut; aspek batin Qalb (fikiran).
3. Zahid: Orang saleh. Seorang sufi dikenal sebagai zahid, sebelum istilah sufi mulai digunakan.
4. Zaqum: Pohon berduri di neraka, buahnya dikatakan sebagai kepala setan, yang akan dimakan oleh orang-orang terkutuk dalam neraka.
5. Zalim: Pertama-tama, orang yang meletakkan sesuatu bukan ditempatnya; kedua, orang yang menindas orang lain.
6. Zat : ‘Yang’ menunjukkan sifat. Tidak dapat diperkatakan hakikatnya. Ada orang menganggap Zat serupa dengan wujud ; tetapi Wujud dikira antara hypotesis Wahdat iaitu ilmu, Nur, Wujud, Syuhud; agar Zat mesti atas lagi dari haypotesisi itu.
Zat: ‘Yang mana’ memperlihatkan sifat. Ia adalah realitI atau kenyataan yang tidak dapat didefinisikan. Sebagian orang menganggap Zat sama dengan Wujud; tetapi Wujud diperhitungkan di antara empat hipostasis wahdat, yaitu, ‘Ilmu (pengetahuan), Nur (cahaya), Wujud (Wujud), Shuhud (pengenalan terhadap ketiganya); jadi Zat harus berada di atas hipostasis-hipostasis ini.
7. Zat-i-zahir : Zat i- zahir terdiri dari arwah, amthal, ajsam ; Zat i Batin terdiri dari Ahdiyyat, Wahdat dan Wahdiyyat.
8. Zakir : orang-orang yang berzikir
9. Zikr: Mantra-mantra; bacaan zikir (mengulang-ulang nama-nama Allah.)
10. Zindiq: Seorang pengikut Mani atau Manes dari Persia, pendiri sekte Manichean (lahir tahun 215 atau 216 M); yang meyakini bahwa ada dua tuhan, satu pencipta kebaikan dan yang lainnya pencipta kejahatan. Istilah ini sekarang diterapkan kepada atheis dan bidaah di negara-negara Muslim. Kaum sifi menerapkannya kepada orang yang tidak memperhatikan karakteristik tingkatan Ujian yang berbeda, misalnya, orang yang menganggap makhluk sebagai tuhan maka mereka ini adalah zindiq.
Setiap tingkatan memiliki sifat-sifatnya sendiri,
Jika Anda tidak mem perdulikannya, anda menjadi zindiq. (Jami)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan