Catatan Popular

Jumaat, 2 Ogos 2013

KITAB FUTUHUL GHAIB KE 65 : DOA DAN BERSYUKURLAH (SYAIKH ABDUL QADIR AL JILANI)



AJARAN KEENAM PULUH LIMA

Kenapa marah kepada Tuhan, kerana doa-doa belum diterima? Kau bilang bahawa tak boleh meminta kepada orang, dan diperintahkan meminta kepada-Nya, tapi permohonanmu kepada-Nya tak dikabulkan-Nya. Jawabku: Bebas atau terikatkah engkau? Jika kau berkata bahawa kau seorang bebas, bererti kau tidak beriman. Jika kau bilang bahawa kau seorang budak, kubertanya, salahkah Tuhan menunda penerimaan doamu. Ragukah kau akan kearifan dan kasih-Nya kepadamu dan kepada seluruh ciptaan, dan akan pengetahuan-Nya tentang segala hal mereka? Kau salahkankah Dia? Jika kau tak menyalahkan-Nya dan menerima kearifan-Nya dalam menangguhkan penerimaan doamu, maka wajib bagimu bersyukur kepada-Nya, sebab Ia telah memilihkan yang terbaik bagimu. Jika kau salahkan Dia, bererti kau tak beriman, sebab kau menisbahkan kepada-Nya ketak-adilan, dan mustahil Dia tak adil. Ingat, Dia adalah Pemilikmu, Pemilik segalanya. Sang pemilik berkuasa penuh atas milik-Nya. Maka "Ketak-adilan" tak layak bagi-Nya. Sebab ketak-adilan ialah keikut-campuran dalam milikan orang lain, tanpa seizin pemiliknya.

Nah, jangan kesal terhadap-Nya, kerana kehendak-Nya yang mewujud melaluimu meski tak kau sukai dan, secara lahiriah, merugikanmu, maka wajib bagimu bersyukur, bersabar, redha kepada-Nya, dan mencampakkan kekesalan dan ketak-patuhan benak dan kedirianmu - hal-hal yang akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Wajib pula bagimu senantiasa berdoa, berbaik sangka terhadap-Nya, menanti saat-saat yang baik, yakin akan janji-Nya, menunjukkan sikap baik terhadap-Nya, bersesuaian dengan perintah-Nya, senantiasa mengesakan-Nya, segera melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauh dari melakukan hal-hal yang dilarang-Nya.

Dan, salahkan dirimu sendiri, yang berbuat kekejian dan ketak-patuhan terhadap-Nya, hal ini lebih baik. Nisbahkanlah ketak-adilan kepada dirimu sendiri, hal ini lebih layak. Waspadalah akan keserasian dengan diri, sebab hal ini adalah musuh Allah dan kawan musuhmu, yakni si Iblis nan terlaknat.

Takutlah kepada Allah, takutlah kepada Allah. Waspadalah, waspadalah. Kutuklah dirimu sendiri, nisbahkanlah ketak-adilan kepadanya, bacakanlah kepadanya firman Allah:

"Adakah Allah menyiksamu, jika kamu bersyukur lagi beriman?" (QS.4:147)

"Ini dikeranakan perbuatan-perbuatanmu sebelumnya, sesungguhnya Allah adil terhadap hamba-hamba-Nya." (QS.3:181)

"Sesungguhnya Allah tak menzalimi, tapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri." (QS.10:44)

Bacakanlah bagi dirimu kata-kata ini, ayat-ayat lain Al-Quran dan sabda-sabda Nabi. Berperanglah melawan dirimu demi Allah. Jadilah komandan pasukan-Nya, sebab kedirianmu adalah musuh terbesar di antara musuh-musuh terbesar Allah.

Tiada ulasan: