Catatan Popular

Isnin, 2 September 2013

RIYADHUS SHALIHIN BAB 9: MEMIKIR-MIKIR KEAGUNGAN MAKHLUK-MAKHLUK ALLAH TAALA

Kitab Riyadhus Shalihin (Taman Orang-orang Shalih)

IMAM NAWAWI


Memikir-mikirkan Keagungan Makhluk-makhluk Allah Ta’ala Dan Rusaknya Dunia Dan Kesukaran-kesukaran Di Akhirat Dan
Perkara Yang Lain-lain Di Dunia Dan Akhirat Serta Keteledoran
Jiwa, Juga Mendidiknya Dan Mengajaknya Untuk Bersikap
Istiqamah

Allah Ta’ala berfirman:
“Katakanlah: Hanyasanya aku hendak menasihati kepadamu sekalian perkara satu saja, yaitu
supaya engkau sekalian berdiri di hadapan Allah berdua-duaan atau sendiri-sendiri, kemudian engkau sekalian memikirkan bahwa bukanlah kawanmu itu terkena penyak’it gila. Tidaklah kawanmu itu melainkan seorang yang memberikan peringatan kepadamu sekalian sebetum datangnya siksa yang amat sangat.” (Saba’: 46)

Allah Ta’ala berfirman pula:
“Sesungguhnya dalam kejadian langit dan bumi serta bersilih, gantinya malam dengan siang
itu adalah tanda-tanda – kekuasaan Allah – bagi orang-orang yang suka berfikir.
“Mereka itu ialah orang-orang yang selalu berzikir kepada Allah ketika berdiri, duduk ataupun berbaring sambil memikirkan kejadian langit dan bumi. Mereka berkata: “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya tidaklah Engkau menjadikan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka lindungilah kami dari siksa api neraka.” Sampai ayat-ayat seterusnya. (ali-lmran: 190-191)
Allah Ta’ala berfirman lagi:
“Apakah mereka tidak melihat – memperhatikan – pada unta, bagaimana ia diciptakan?
“Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?
“Dan gunung-gunung, bagaimana ia ditegakkan?
“Dan juga bumi, bagaimana ia dikembangkan?
“Maka dari itu berikanlah peringatan, karena engkau itu hanyalah seorang yang bertugas
memberi peringatan.” (al-Ghasyiyah: 17-21)

Allah Ta’ala juga berfirman:
“Apakah mereka tidak hendak berjalan di muka bumi, lalu melihat – memperhatikan -
bagaimana akibat orang-orang yang belum mereka? Allah telah membinasakan mereka itu dan keadaan yang seperti itu pula untuk orang-orang kafir?” (Muhammad: 10)
Ayat-ayat mengenai bab ini amat banyak sekali. Setengah dari Hadis-hadis yang
berhubungan dengan bab ini ialah Hadis di muka, yaitu:
“Orang yang cerdik – berakal – ialah orang yang memperhitungkan keadaan dirinya.” Dan
seterusnya.

Adapun lengkapnya Hadis di atas ialah:
Dari Abu Ya’la yaitu Syaddad bin Aus r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: “Orang yang cerdik – berakal – ialah orang yang memperhitungkan keadaan dirinya
dan suka beramal untuk mencari bekal sesudah matinya, sedangkan orang yang lemah ialah
orang yang dirinya selalu mengikuti hawa nafsunya dan mengharap-harapkan kemurahan
atas Allah – yakni mengharap-harapkan kebahagiaan dan pengampunan di akhirat, tanpa
beramal shalih.”
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.


Tiada ulasan: