Catatan Popular

Rabu, 19 April 2023

KITAB FATHUR RABBANI WACANA 42 : TAQWA KEPADA ALLAH ADALAH SUMBER KEMULIAAN

(Percikan Cahaya Ilahi)

 

SULTHANUL AULIYA SYEIKH ABD QADIR AL JAILANI

Pagi Jumaat Pagi , 19 Rajab tahun 545 Hijriyah di Madrasah Al Ma’murahnya.

 

Syeikh Abdul Qadir Al Jalani bertutur :

Nabi bersabda :

“Barngsiapa lebih suka menjadi manusia termulia hendaklah bertakwa kepada Allah, dan barangsiapa lebih suka menjadi manusia terrkuat, hendaklah bertawakal kepada Allah, dan barang siapa lebih suka menjadi manusia terkaya, hendaklah kukuh menggenggam sesuatu yang ada dalam kekuasaan Allah melebihi kekukuhan sesuatu yang ada pada dirinya.”

Barangsiapa lebih suka mendapat kemuliaan dunia akhirat bertakwalah kepada Allah, karena Dia berfirman :

“Sesungghnya yang paling mulia di antara kamu dalam pandangan Allah, ialah  yang lebih bertakwa.” (Qs. IL:13).

Kemuliaan terletak menurut ukuran takwa kepada Allah, dan kehinaan terletak menurut jalan maksiat. Barangsiapa lebih suka memperkokoh Agama Allah, maka bertakwalah kepada-Nya, karena takwa itu memperjernih hati, memperkokoh, mengajar dan memperlihatkannya pada keajaiban. Sekali-kali kamu jangan bergelanyutan pada uang dan causalita yang mengitarimu, karena hal itu hanya memperlemah dirimu, sedang takwa kepada Allah itu memperkokoh diri, memperjelas penglihatan, memperlunak dan membukakan untukmu berbagai jalur pembebas causalita tanpa diduga. Janganlah memperdulikan kedatangan dunia atau kelenyapannya, jika mampu maka ketika itu kamu menjadi oarng paling kuat. Penggantunganmu pada harta, pangkat, keluarga da causalita yang mengitarimu, sungguh bisa memalingkan diri dari Allah, sebab hal itu penipu yang tidak menghendaki hatimu terus melihat selain Dia.

Barangsiapa lebih cinta ingin kaya di dunia – akhirat, hendaklah bertakwa kepada Allah, berhenti di pintu-Nya, merasa malu jika hendak datang ke pintu yang lain, lalu pejamkan mata dari penglihatan yang menuju selain Dia; yang daku kehendaki dengan penglihatan disini adalah penglihatan hati.

Bagaimana kamu teguh menggenggam sesuatu yang ada padamu, sedang ia cenderung meninggalkanmu – sampai kamu mengesampingkan pertalian dengan Allah, padahal Dia tidak akan pernah lenyap, sekejap pun. Kedunguanmu akan hal ini malah bisa membawamu berteguh pada yang lain daripada teguh bersama Allah.

Wahai pemaling takwa, sungguh keramat dunia akhirat diharamkan atasmu, wahai orang yang bertawakal kepada sesama dan causalita, sungguh kekuatan dan kemuliaan bersama Allah diharamkan untukmu; dunia atau akhirat. Wahai orang yang teguh menggenggam sesuatu, sungguh kekayaan Allah diharamkan bagimu di dunia akhirat.

Wahai sahaya, jika ingin menjadi orang bertakwa, tawakal, peneguh, maka harus mampu memelihara sabar, karena hal itu merupakan landasan setiap kebaikan, bila nikmat bersabarmu telah bersih, maka bersabrlah karena Allah, niscaya Dia akan membalasmu;  yaitu memasukan rasa cinta-Nya dan pendekatan-Nya dalam hatimu di dunia atau di akhirat.

Kamu jangan sibuk mencari dunia dan berbangga-bangga atas sesama ciptaan, karena perbuatan itu tidak menghasilkan untung dari Allah sedikit pun. Hatimu saja kotor oleh syirik, skeptis (ragu) tentang keberadaan-Nya. Lagi membenci-Nya, kala diketahui hal itu menjadi sifatmu, ternyata kamu marah yang justru kau tuduhkan kepada orang-orang shalih.

Di antara Ulama rahimullah ada juga yang enggan keluar rumah kecuali setelah membalut mata – perbuatan itu dilakukan oleh puteranya – hal itu ditamppakkan di hadapan orang banyak. Jika ditanya orang ia menjawab : demikian ini sehingga aku tidak melihat orang kafir penentang Allah. Suatu hari ia keluar rumah dengan mata telanjang, ketika itu segera mendadak ada selelmbar penutup yang jatuh dari atas menutup matanya. Alangkah besar kecemburuan Allah, jika demikian bagaimana kalau kamu bersembah selain untuk-Nya, bahkan kamu menyekutukan segala? Bagaimana kamu tega menyantap nikmat pemberian-Nya, di lain pihak kafir kepada Dia?Kendati kamu tidak mencoba memperbaiki hal itu, sebaliknya justru bergantung orang kafir, dan serta merta merengek di hadapannya, suka menemani. Tentu saja dalam hatimu tidak terbersit rasa iman dan cemburu untuk Allah.

Peliharalah taubat, istighfar dan bermalu di hadapan Allah, tanggalkan busana penutup mulutmu untuk-Nya dan berjongkoklah di hadapan-Nya, jauhilah keharaman dunia beserta syahwatnya, kaerna perolehanmu pada dunia dengan hawa dan syahwat cukup mempersibuk diri, lupa Allah, Sabda Nabi :

“Dunia adalah sijn (penjara) bagi orang-orang beriman.”

Bagaimana orang Islam bisa bersukaria dalam penjara, sama sekali tidak meriakan; hanya keriangan tampak di wajah sedih dalam hatinya, dan Allah mencintai orang-orang penyabar.

Sebenarnya ini hanya sebagai ujian Allah karena amat mencintanimu, kala kamu turiti perintah-perintah Dia, mencegah larangan-Nya, bertambahlah cinta Allah, ketika kamu sabar atas coba, bertambahlah kedekatan Dia kepadamu.

Ada Ulama berkata : “Sesungguhnya Allah menolak untuk menyiksa kekasihnya, tetapi Dia hanya mencobai dan mempersabarkannya.

Nabi Muhammad sendiri bersabda :

“Seakan-akan dunia tidak ada, dan seolah-olah akhirat tidak sirna.”

Wahai pencari dunia, wahai pecinta dunia, kemarilah menghadap aku sampai aku tahu aibmu lalu aku tunjukkan jalan menuju Allah, dan aku pertemukanmu dengan orang-orang yang mengendari keridlaan Allah semata. Kini, sebenarnya kamu berada dalam lingkaran gila. Dengarkan kataku, amalkan konsepsi lalu ikhlaslah dalam beramal, jika kamu faham apa yang ku katakan kemudian sempurna dalam beramal niscaya terangkat ke illiyyin, di sana kamu lihat, bahwa pusat kataku berada di sana, percayalah atas kebenaran Isarah yang ku tunjukkan ini.

Wahai manusia, tinggalkan kegilaanmu, kepercayaan yang batil dan persibuklah dengan mengenang Allah. Bicaralah tentang sesuatu yang bermanfaat bagimu, berdiamlah atas perkara yang membawa bencana, jika hendak bicara pikirlah dulu, apa yang hendak dibicarakan dan hasil apa yang didapat – jika sudah – berniatlah yang baik, baru berbicara. Karena itu ada orang berkata : “Lisan yang tolol itu di depan hati dan lisan yang berakal lagi berilmu itu di belakang hati.”

Sibukkan dirimu bersama Allah, jika Dia mengendalikanmu bicara tentu Dia membicaraimu. Jika kamu menghendaki perkara segeralah menuju-Nya. Dia menemani segala kebisuan, bila bisu telah sempurna pembicaraan datang dari-Nya, atau mengekalkan dirimu sampai berpagut akhirat. Demikian amksud Sabda Nabi :

“Barangsiapa mengetahui Allah, penatlah hatinya.”

Suara lahir dan batin penat menyanjung Dia dalam segala kondisi hidup, lalu terjadi penyesuaian tanpa pembantah, mata hatinya buta memandang yang lain; hari-hari dunianya tercerai lalu menjauh dari keberadaannya, demikian pula dunia akhirat pun menjauh dan jabatannya lenyap :

“Sesudah itu apabila  dikehendaki-Nya dibangkitkan-Nya.” (Qs. LXXX:22).

Dia temukan setelah faqd (sunyi), Dia mengembalikan dalam bentuk lain, memfanakan dengan kuasa fana’ lalu Dia mengembalikan dengan kuasa baqa. Demikian tercapai pertemuan. Setelah itu Dia mengembalikan manusia untuk  berseru dari fakir ke kaya. Kaya adalah jika bersama Allah dengan menjalin pertalian dengan-Nya. Fakir adalah jauh dari Allah dengan memperkaya selain-Nya. Berkaya itu termasuk pertumbuhan hati, bedekat Allah, sedang fakir kebalikannya. Siapa ingin kaya tinggalkan dunia akhirat dan apa saja yang ada di sana.

Wahai Allah, tunjukkan hati kami kepadamu dan berilah kami kehidupan yang baik di dunia dan kehidupan yang baik di akhirat, dan selamatkanlah kami dari siksa neraka.

Tiada ulasan: