Catatan Popular

Rabu, 19 April 2023

KITAB FATHUR RABBANI WACANA 44 : DUNIA ADALAH PENJARA BAGI ORANG YANG BERIMAN

(Percikan Cahaya Ilahi)

 

SULTHANUL AULIYA SYEIKH ABD QADIR AL JAILANI

Selesa Petang,  23 Rajab tahun 545 Hijriyah, di Madrasah Al Ma’murahnya.

 

Syeikh Abdul Qadir Al Jalani bertutur :

Orang beriman itu jauh di dunia, sementara ahlu zuhud jauh di akhirat dan orang arif jauh dari selain Allah. Orang beriman itu terpenjara dalam dunia, kendati ia punya kelapangan rizki dan tempat persinggahan keluarga, tapi mereka sama mentransfer harta dan kemuliaannya, lalu mereka riang ketawa di sekitarnya, sedang mereka berada dalam penjara batin. Riangnya di wajah sedih dalam hati, ia mengenal dunia tapi secepat itu ditolak hati. Pertama kali sesuatu yang ditolak – satu tolakan – karena takut kalau sampai membalikan pandang, maka ketika berbuat hal itu tiba-tiba pintu akhirat terbuka untuknya. Kemudian ia datang dengan wajah berseri sembari menolak dunia – sebagai penolakan kedua – ketika itu akhirat datang mendatanganinya dan memeluknya, tetapi dunia tetap ditolak untuk penolakan ketiga kali, lalu ia bermukim bersama akhirat, ketika itu kelembutan dan cahaya Allah mendatanginya, lalu akhirat pun ditolak. Dunia berkata : mengapa engkau ditolak? Ia menjawab : Kurasa aku lebih baik darimu. Akhirat juga berkata : Kenapa kamu tolak aku? Ia menjawab : karena aku baru diadakan lagi tergambar, sedang kamu lain darinya, bagaimana aku tidak menolakmu? Maka ketika itu nyatalah ma’riffat kepada Tuhan lebih sempurna, praktis ia terbebas dari selain Allah, jauh dunia, jauh akhirat, kosong dari segala sesuatu sehingga dunia terbalik menjadi pelayannya.

Tujulah Tuhanmu dengan perangkat yang ada ini, tinggalkan pagi ini sampai jauh kemarin, semoga esok nanti datang lagi, sedang kamu telah mati. Wahai orang kaya, janganlah pongah dengan kekayaanmu, mungkin esok datang apdamu sedang kau telah fakir. Janganlah keberadaanmu bersanding dengan sesuatu, tetapi bersandinglah selalu bersama Allah. Tradisikan beribadah, tinggalkan kebinasaan, jika tradisi buruk hangus terbakar pula hukum yang ada di alam tradisi itu; untuk merombak; sehingga Allah merombak dirimu, Firman-Nya :

“Sesungguhnya Allah tiada merobah keadaan suatu kaum, sebelum mereka merobah keadaan diri mereka sendiri.” : (Qs. 33:11).

Keluarlah nafsu termasuk   ciptaan yang mendekam dalam hati, saratilah dengan memberadakan keduanya sampai keberadaan itu kembali untukmu. Betapa, ini sesuatu yang datang di sertai puasa siang dan sholat  di malamnya disertai kesucian hati dan kejehrnihan sirri.

Ada ulama berkata : Bahwa puasa dan shalat di malamnya itu sunyi dan tumbuh di atas hidangan dan makanan, selamanya keduanya benar, pertama datang makanan lalu datang warna setelah warna makanan, kemudian dimakan, menyuci tangan lalu datang menjumpai Allah, kemudian sunyi, terputus, ramai, kembali, menyerahkan tempat tinggal dan tercabut.

Jika hati telah baik kepada Allah, bertempat di dekat-Nya, maka ia diberi kekuasaan seisi bumi dan spektrum (pancaran sinar) dakwah diserahkan untuknya – dari tangan ciptaan – bersabar atas siksa mereka, untuk merombak kebatilan juga diserahkan kepadanya; termasuk hakikat kebenaran diberikan dan diperbekalkan. Kalaupun ia diberi kaya batinnya tetap terpenuhi hukum Allah.

Wahai sahaya, makanan haram itu bisa mematikan hati, tapi makanan halal justru memperhidup hati, satu suap mampu menerangi hati dan sesuap yang lain justru memperpendeknya, satu suapan menempa hidup di dunia dan satu suapan lain menempa kehidupan di akhirat, sesuap menjauhkan diri dari dunia – akhirat dan sesuap yang lain cukup mempersuka untuk mencari keduanya, makanan haram membimbangkan hidup di dunia, mendorong jiwa cenderung untuk berbuat maksiat, tapi makanan halal mempertebal diri ke akhira dan mendorong kecenderungan untuk bertaat, makanan halal memperdekat hati kepada Allah. Nah, demikian makanan yang tidak kamu ketahui rahasianya kecuali disertai ma’rifat Allah. Ma’rifat Dia sesungguhnya terletak dalam hati, bukan dalam buku, ia ada dari-Nya bukan dari manusia.

Hanyasaja ma’rifat bisa diperoleh setelah beramal berlandas hukum Allah, ya, setelah pembenaran dan kebenran, setelah bertauhid dan berteguh dengan-Nya dan setelah semua ini merdeka dari ciptaan. Bagaimana kamu mengenal Allah, padahal yang kamu kenali selama ini hanya sekitar makanan, minuman, busana, kawin tanpa memperdulikan dari mana semua itu diperoleh.

Nabi Muhammad saw. bersabda :

“Barangsiapa tidak memperdulikan dari mana makanan dan minuman diperoleh, maka Allah juga tidak mengambil peduli dari pintu mana ia dimasukkan ke dalam neraka.”

Kamu tidak perlu menghiraukan keberadaan ini, jangan mabuk kepayang dengannya, jangan tertempa sesuatu itu, jangan kau perkuat ciptaan darinya, selain kamu membicarai mereka tentang masalah-masalah yang bisa mereka cerna. Sampaikan untuk mereka apa yang diberikan Tuhan, bertatakramalah kepada mereka dengan sesuatu kemuliaan yang diberikan-Nya, berlemah lembutlah bersama mereka, ciptakan kondisi lakumu menurut akhlaq Allah dan kondisi tindakan menurut perintah-Nya.

Pengajar (guru) itu ada dua kriteria; yaitu Guru Hikmah dan Guru Ilmu. Dia-lah type manusia yang menggiring dirimu menuju pintu Allah. Di lain pihak ada dua pintu yang pasti dimasuki manusia; yaitu pintu makhluk dan pintu Allah, pintu dunia dan pintu akhirat. Pertama pintu makhluk, kedua pintu Allah. Dalam hal ini kamu tidak mungkin memahami rahasia pintu akhirat kecuali bila kamu menggladi pintu pertama; yaitu pembebasan hati dari unsur dunia sampai masuk ke pintu akhirat. Sambutlah Guru Hikmah hingga mengantarmu sampai ke pintu Guru ilmu, bebaskan diri dari makhluk sampai mengenal Allah. Dia Mahatinggi – di atas ketinggian, keduanya itu selamanya ta’arudl (kontra) tidak pernah bisa diakurkan. Demikian sesuatu yang bertentangan, karena itu kamu tak perlu spekulatif mencarinya dalam usaha pemaduan, itu tidak akan berhasil. Lepaskan hati yang seharusnya menjadi persemayaman Asma Allah, jangan menggandeng yang lain. Bila Malaikat saja tidak mau masuk rumah yang didalamnya terpampang gambar, maka bagaimana Allah sudi memasuki hati yang berpenghuni patung berhala; selain Dia termasuk berhala; karena itu hancurkan ini, sucikan kediaman ini tentu kamu melihat persesuaian dengan-Nya mendatangimu, di samping itu kamu akan bisa melihat keajaiban-keajaiban yang belum pernah kamu lihat.

Wahai Tuhan kami, berilah kami kehidupan yang baik di dunia dan kehidupan yang baik di akhirat dan lepaskanlah kami dari siksa neraka.

Tiada ulasan: