Catatan Popular

Rabu, 19 April 2023

KITAB FATUR WACANA 52 : JANGAN MEMANDANG MAKHLUK DENGAN PANDANGAN KEABDIAN

(Percikan Cahaya Ilahi)

 

SULTHANUL AULIYA SYEIKH ABD QADIR AL JAILANI

Pada Jumaat pagi , 3 Ramadhan tahun 545 Hijriyah di Madrasah Al Ma’murahnya.

 

Syeikh Abdul Qadir Al Jalani bertutur :

Wahai manusia lekaslah menuju Allah, lari kepadanya dari cengkeraman makhluk, dunia dan selain-Nya, jalanlah ke sana dengan kejernihan hati. Kamu dengan firman Allah :

“Ingatlah, segala urusan akan kembali kepada Allah.” (Qs.XLII :53).

Wahai sahaya, janganlah memandang ciptaan dengan mata tak terpejam, tetapi lihatlah dengan mata fana’, janganlah pandang mereka dengan mata madlarat atau manfaat, tapi pandanglah dengan mata rendah atau lemah. Esakanlah Allah serta tawakkal. Wahai manusia jika suaraku belum menembus keadaanmu, maka dengarlah dengan penuh kepercayaan serta membenarkannya, suaraku lurus mengarah hati maka dengarkan dengan hati dan sirrimu; niscaya terbebaskan lahir dan batinmu, bahkan hawa nafsumu terporak dan memadamkan api syahwatmu. Yang terbunuh atasmu adalah syahwat yang amat suka dunia, di lain pihak membenci fakir atau kejahatanmu.

Ada Ulama berkata : “Bahwa hakikat taqwa adalah, seandainya kamu kumpulkan sesuatu yang ada di hati, tetapi kamu tetap meninggalkannya dalam nampan terbuka. Tidak tenggelam di pasar tidak ada sesuatu yang ada di sana lebih kamu malui daripada-Nya.

Wahai si tolol, apa yang mampu mencukupi dirimu, sungguh kamu bukan tipe orang takwa, sampai jika dikatakan kepadamu : bertakwalah, tiba-tiba kamu marah. Jika dikatakan : Allah itu Maha Mendengar dan Mahamenyatukan orang, tiba-tiba kamu ingkar, tapi jika ada orang mengingkarimu, kamu marah dan menjatuhkan kemarahan untuknya.

Dari Amiril Mukminin Umar r.a., berkata : “Barangsiapa bertakwa, tidak kembali marahnya.”

Allah berfirman :

“Adalah Aku mencintaimu ketika kamu mencintai-Ku, maka jika kamu bermaksiat tentu murka-Ku untukmu.”

Sesungguhnya Allah mencintaimu, Dia tidak berhajat kepadamu, justru rakhmat-Nya melimpah atasmu, itu menujukkan bahwa Dia masih menykaimu, bukan kamu yang menyukai-Nya. Sebenarnya Dia amat menyukai ketaatanmu, di samping kemanfaatannya juga kembali kepadamu sendiri. Kamu disibukkan mengenang dan menghadap siapa yang kamu cinta dan berpaling dari orang yang mencintai-Nya. Yang disebut orang beriman itu jika lupa segala sesuatu dan mengenang Tuhan, dari sana ia berhasil menarik kedekatan dan hidup bersama-Nya, tidak bisa tidak bersihlah tawakalnya. Ia mendapat kecukupan himmah dunia akhirat, apabila tawakal orang beriman telah bersih dan tauhidnya juga jernih, apa yang diamalkan selalu berdasar Allah seperti pengalaman Ibrahim a.s., ia diberi makna dan tingkahnya jadi bukan predikat yang diberikan, ia diberi makan dari makanan pilihan-Nya, ia diminumi dengan minuman pilihan-Nya dan ditempatkan di halaman istananya, karena ia diberi pandangan maqam, maka ketika itu bersihlah keikutannya dari Dia yang tercermin dari sudut makna bukan dari sudut ilusi.

Wahai Allah, jadikanlah kami termsuk orang yang bisa melihatmu di dunia dengan mata hati dan di akhirat dengan mata kepala. Dan berilah kami kehidupan yang baik di dunia dan kehdiupan yang baik di akhirat, dan selamatkanlah kami dari siksa neraka.

Tiada ulasan: