Catatan Popular

Rabu, 19 April 2023

KITAB FATHUR RABBANI WACANA 51 : DUNIA BERDASARKAN HIKMAH , AKHIRAT BERDASARKAN QUDRAT

(Percikan Cahaya Ilahi)

 

SULTHANUL AULIYA SYEIKH ABD QADIR AL JAILANI

Pada hari Selasa, 15 Sya’ban tahun 545 Hijriyah di Madrasah Al Ma’murahnya.

 

Syeikh Abdul Qadir Al Jalani bertutur :

Dunia seluruhnya adalah hikmah, amalan akhirat semuanya adalah kemampuan, ia dibangun di atas hikmah, begitulah bangunan di atas kekuasaan, maka jangan tinggalkan amal untuk negeri hukum (akhirat) dan jangan kau anggap sepeele kekuasaan-Nya di negeri itu, beramallah untuk negeri hukum dengan menggunakan hukum-Nya, janganlah merasa berat terhadap ketentuann-Nya, jangan menjadikan ketentuan itu sebagai alasan untuk memperingan diri, karena ia justru membutuhkan-Nya.

Orang beriman jangan menggenggam dunia, tapi ambillah dari bagiannya yang diberikan dan menetapkan hati bersama Tuhan. Berhentilah di sana sampai cahaya dunia tersingkir; memanggil hati untuk memasukinya, pertalian sirri menghasilkan sirr tertuju hati, dan hati menuju jiwa yang tenang dan organ-organ tubuh  yang tunduk. Ketika hla itu terjadi ternyata memperkaya keluarga dan menerapkan antara dirinya dengan keluarga cukup memuaskan, bahkan mereka mematuhi-Nya – maka teraturlah antara hati dan keluarga. Sekarang ia pribadi tetap bersama Allah seakan makhluk tidak dicipta untuk bersandar kepadanya, seakan tiada makhluk lain untuk Tuhan selain ia sendiri – bersama Allah Dzat Mahaberbuat – dan ia terkenai perbuatan-Nya. Tetaplah yang dicari sedang ia pencarinya, tetaplah sumbernya dan ia cabangnya, ia tidak melihat yang lain selain Dia, ia terlipat dari ciptaan :

“Sesudah itu apabila dikehendaki-Nya dibangkitkan-Nya.” (Qs.LXXX:22).

Wahai Tuhanku, sesungguhnya daku oarng bisu, maka bicarailah aku, jadikan bicaraku berguna bagi manusia, sempurnakan mereka denan baik; melalui usahaku, jika tidak kembalikan daku pada kebisuan semula.

Wahai manusia, sesungguhnya aku mengajakmu menuju kematian yang merah; yaitu menentang nafsu, hawa, tabiat, setan dan merdeka dari ikatan ciptaan, tinggalkan semua itu selan Al-Haq, bermujahadahlah dalam keberadaan ini, janganlah putus asa. Allah berfirman :

Setiap masa Dia dalam berkehendak.” (Qs. LV : 29).

Di penghujung zaman ini banyak terjadi perubahan meliputi pergeseran pribadi, itulah zaman fatrah (seggang),  zaman kaum munafiq tumbuh menjamur bersama kemunafikannya. Wahai munafiq rupanya kau penghamba dunia, hanya ciptaanlah yang kau lihat, justru kau beramal untuk mereka tetapi mengesampingkan pandangan kepada Allah, tampka kau beramal untuk akhirat, padahal segala amalmu tertuju untuk dunia.

Sabda Nabi Muhammad saw. :

“Apabila orang berhias diri dengan amal akhirat, sedang ia tidak menghendakinya dan tidak pula mencarinya, sungguh terlaknat oleh penduduk langit melalui nama dan nasabnya.”

Sesungguhnya aku memahamimu, wahai munafiq – dari jalur hukum dan amal – hanya aku sengaja menutumu dengan tabir Allah. Celaka, apa kamu tidak malu dengan organ tubuhmu yang tidak pernah bersih dari maksiat dan najis lahir. Kamu mendewakan orang suci, batu, kesucian hati, namun bagaimana bentuk kebersihanmu, bagaimana sirrmu, di hadapan manusia kamu tidak pernah beradab; malah mengaku beradab di hadapan Allah. Bagi pengajar betapa rela atas tingkahmu sedang kamu tidak sudi menaruh kesopanan di hadapan-Nya apalagi sampai menerima perintah-Nya, kamu duduk di kantor dan kembali lagi, tiada kata berarti hingga tauhidmu tegak dan tegar di hadapan Allah.

Wahai sahaya, menerima ketentuan Allah itu lebih bagus daripada memperoleh dunia disertai nazi’ah (pencabutan)nya, kemanisannya lebih manis jika berada dalam hati orang benar. Barang siapa memperoleh syahwat dan kelezatan ini, bagi mereka itu lebih manis daripada dunia seisinya, karena ia pembagus kehidupan, dalam jumlah besar meliputi kondisi menurut perbedaan janisnya.

Bicaralah kepada manusia secara ilmiah disertai amal, ikhlas dan jangan bciara kepada mereka dengan ungkapan ilmiah anpa disertai pembuktian amal, karena hal itu tidak membawa hasil bagimu juga orang yang menerima bicaramu.

Nabi bersabda :

“Kelembutan ilmu itu dengan cara pegamalan jika diterimanya, dan jika tidak maka ia beralih darinya.”

Yakni beralih barakahnya, yang masih hanya hujjahnya saja. Bila kamu jadi ilmuwan yang suka berfitnah dengan ilmu yang kamu kantongi, niscaya batangnya tetap ada sedang buahnya lenyap darimu.

Perintah Allah agar melimpahkan rizki, bertempat di hadapan-Nya, Apabila Dia berkenan melimpahkan rizki pintalah bagaimana cara penyembunyiannya  -- kalau pun kamu tidak suka penampakan sesuatu dari-Nya – jika kamu suka suka penampakkan apa yang ada di antaramu dan Dia, itu menjadi pertanda akan kehancuranmu.

Peliharalah diri dari rasa ujub meliputi segala gerak, dan tunduk karena hal itu sebagai satu tindakan yang melampau batas dan oangnya amat dibenci; menurut pandangan Allah. Peliharalah kecintaan bicara kepada manusia dan menggantungi mereka, karena yang demikian membawa mudlarat bagimu; tidak bermanfaat, jangan bicara satu kalimat pun sampai urusanmu termuat dan menyampaikanmu – dari jalur hati, suatu urusan wajib dari Allah. Apa perlunya kamu mengajak manusia pergi ke rumahmu kalaupun mereka tidak kamu suguh. Nah, inilah suatu permasalahan yang membutuhkan asas; baru kemudian bangunan bisa berdiri.

Galilah nuranimu sampai memancarkan sinar hikmah, kemudian bangunlah dengan ikhlas, mujahadah dan amalan-amalan baik, sampai mercusuarmu menjuang tingi, lalu serulah manusia menujunya. Wahai Allah perhiduplah kerangka amalku dengan pancaran ikhlas. Bermanfaatkah kesendirianmu dengan ciptaan sedang di hatimu terdapat ciptaan itu. Tidak, sekali-kali tidak bahkan tak ada mulia bagimu atau kesendirianmu. Bila kamu menyendiri tapi ciptaan tetap tegar dalam hati, berarti kamu berdiam sendiri tanpa hias berjinak bersama Allah, bahkan yang menguntitmu adalah nafsu, setan dan hawa. Namun jika hatimu berjinak bersama Allah keluarga. Jika di hatimu tetap terisi kejinakan bersama Dia hancurlah dinding-dinding keangkuhan dan sorot pandang yang mengarah kepada kebenaran, maka tinggal kamu melihat keutamaan dan perbuatan-Nya. Dari sini kamu mantap rela kepada-Nya bukan yang lain. Barangsiapa setiap keberadaannya bersama ketentuan syara’ tanpa ada rasa tamani; apa yang lebih tinggi atau yang lebih rendah, atau kelenyapan dan ketetapannya, maka sungguh ia menghasilkan  persyaratan rela, bersesuaian dan penghambaan.

Kendati iman dan i’tikadmu baik sesungguhnya Dia tetap melihatmu, dekat denganmu dan mengawasimu; kenapa tidak malu kepada-Nya. Sungguh aku berkata benar, aku tidak takut kamu, aku tidak berharap kamu. Bagiku kamu dan seluruh penduduk bumi hanya seperti kepinding dan semut, kaerna aku tahu mudlarat dan manfaat datang dari Allah, bukan dari kamu. Kekuasaan dan penguasa bagiku sama seperti yang aku conthkan, ingkari dirimu dan yang lain dengan ketentuan syara’ bukan dengan hawa nafsu atau tabiat. Betapa tenang syariat darinya, maka ikutilah dalam ketenangannya, betapa ia bicara dengannya, maka ikutilah dalam pembicaraannya.

Camkanlah, dunia boleh kamu genggam, boleh kamu kantongi, jika suatu sebab boleh kamu simpan asal disertai niat baik, tapi jika sampai di hati setoplah, berhentinya apda pintu silahkan, tapi jika ingin masuk dari pintu belakang jangan. Sebab hal itu tidak membawa kemuliaan bagimu. Bila seseoarng sepi dari permasalahan ini atau ciptaan lain, seakan dirinya sepi lagi tehapus dari padangan dunia itu, kala bencana datang batinnya tetap tegar tidak bergetar, bahkan kalau ketentuan Allah datang ia segera melaksanakannya, ketika larangan yang datang ia segera menahannya. Janganlah bertamanni sesuatu atau loba atsnya, kehendak aka keberadaan yang sempat masuk diterima hati bisa membakhilkan padangan.

Di mana kalian, wahai penghianat ilmu dan amal, wahai musuh Allah dan Rasull-Nya, wahai pemutus penghambaan kepada Allah; sungguh kalian dalam kepekatan yang jelas munafiq, sedemikiankah sifat munafiqmu, sampai kapan sandiwara ini akan berakhir. Wahai Ulama, wahai zuhud, rupanya kalian senjata bagi pemunafiq dan para penguasa, sampai kalian tak malu-malu lagi mencomot barang-barang mereka yang tak laku di dunia meliputi syahwat dan keenakannya. Kalian dan sebagian penguasa di zaman ini sebagai tipe-tipe manusia penganiaya, penghianat atas kekayaan Allah yang diperuntukkan buat hambanya.

Wahai Allah, belahkanlah pengaduan orang-orang munafiq, rendahkanlah atau Engkau mengampuni mereka, hinakan laku aniaya mereka dan hapuskan bumi ini dari mereka atau mereka Engkau perbaiki, Aamiin...

Tiada ulasan: