Catatan Popular

Rabu, 19 April 2023

KITAB FATHUR RABBANI WACANA 47 : JAUHILAH MAKHLUK JIKA IA MEMBAHAYAKAN DIRI MU

(Percikan Cahaya Ilahi)

 

SULTHANUL AULIYA SYEIKH ABD QADIR AL JAILANI

Pada Selasa, 1 Syaaban, tahun 545 Hijriyah di Madrasah Al Ma’murahnya.

 

Syeikh Abdul Qadir Al Jalani bertutur :

Belajarlah, kemudian beramal, ikhlas, sunyikan jiwamu dan ciptaan.

“Katakan (yang menurunkan itu) Allah!, kemudian biarkanlah mereka main-main dengan percakapan kosong (Qs. 6 : 91).

Katakan seperti perkataan Ibrahim a,s,. Sebagaimana tesebut dalam Al-Qur’an :

“Sesungguhnya pujaan-pujan itu musuhku, kecuali Tuhan semesta alam.” (Qs. 26 :77).

Singkirkan ciptaan dan bencilah mereka, selagi di hadapanmu hanya membawa bencana. Jika Tauhid bersih, dalam arti keburukan, syirik lepas dari hati tujulah mereka, seperti transfertasi ilmu dan penujukan pada pintu kebenaran.

Ketidakbutuhan al-Khowash itu ketidakbutuhannya terhadap ciptaan; dalam bentuk kematian kehendak dan ikhtiar, siapa bersih dari ketidakbutuhan ini maka bersihlah kehidupannya secara abadi bersama Allah. Pabila kamu ingin hal ini kamu harus menjaga perolehan ketajaman ma’rifat, dekat dan terlena pada tangga Allah, hingga kamu tercabut oleh tangan rakhmat dan kelembutan, ketika itu, niscaya kamu bisa hidup secara abadi, makanan tertolak dan sirri menjadi makanan. Karena itu Nabi bersabda :

“Aku bernaung di sisi Tuhanku, maka Dia memberi makanan daku dan meminumi daku.”

Artinya; memberi makanan sirri berupa ma’ani, memberi makanan ruh berupa ruhaniyat, memberi makanan yang khusus.

Pertama kali perubahan sikap disertai hati, lalu ketetapan perubahan itu dan terjadilah pengangkasaan hati dan sirrinya. Ketika itu ia hadir di tengah-tengah manusia. Nah, demikian kaitan kebenaran orang yang meneyatukan antara ilmu dan amal, ikhlas dan pengajaran.

Wahai manusia, makanlah sisa-sisa orang berilmu, minumlah sesuatu yang masih tertinggal dalam cawan-cawan mereka. Wahai pengaku berilmu, tiada teladan dengan ilmumu. Barangsiapa tidak sedia berteladan dengan ilmunya, tanpa ikhlas, sesungguhnya laksana tubuh tanpa nyawa. Di antara tanda-tanda ikhlas dalah, bahwa kamu tidak mencari pujian orang atau cela mereka, juga tidak mengharapkan sesuatu yang ada pada mereka bahkan ia menyodorkan konsepsi Ketuhanan sebagai haknya. Beramallah untuk sang pemberi nikmat, bkan untuk nikmat untuk sang pengausa (Allah) bukan untuk yang dikuasai, untuk kebenaran bukan kebatilan. Jika kebenaranmu telah sempurna, ketika itu telah telanjang dari segala keberadaan selain Dia. Telanjang itu pada hati, bukan apda tubuh, zuhud itu apda hati bukan untuk tubuh, berpaling itu untuk sirr bukan pada lahir, penglihatan itu pada ma’ani bukan untuk bangunan, padangan itu pada Allah bukan untuk ciptaan, ketidakadaan dunia-akhirat tanpa sesuatu selain-Nya. Orang yang dicintai Allah yaitu orang yang diberi kekhususannya agar diberi nikmat berupa cobaan pada fisiknya, yaitu menjadi syahid di ujung pedang orang kafir.

Maka, bagaimana dengan para syuhada yang mati di ujung pedang diliput cinta. Bahwa pnghancuran itu diproyeksikan mengarah bangunan-bangunan yang digunakan untuk bermaksiat. Jika kamu lihat pusat-pusat maksiat menghancurkan penghuninya, hancurkanlah ia, karena maksiat itu bisa menghancurkan negara dan merusak ibadah. Nah, demikian seharusnya niatmu; jika mengetahui di mana ada negara bermaksiat hancurkanlah, tapi jika dirimu yang bermaksiat, tentu kehancuran melummat dirimu sampai merusak jiwa, menjalar kemudaian merusak konstruksi agama sampai kebutaan hati menyelimutimu berakhir dengan kelenyapan iman. Di samping itu berbagai penyakit menyerang, fakir datang, maka ludeslah perbendaharaan, akhirnya kamu butuh kepada teman-teman sejawat dan musuh-musuhmu.

Celaka kau munafik, jangan menipu Allah, kau beramal sesuatu amal sembari memperlihatkan kepada manusia, padahal amal itu untuk Allah. Rupanya kamu ahli beriya’, ahli pengibul dan lupa Tuhan. Tidak lama kau akan terlempar dari dunia dengan kemiskinan. Wahai pengidak penyakit dalam, peliharalah pengobatanmu – inilah terapinya – yaitu kamu jangan bergaul sesama ciptaan kecuali dengan orang-orang shalih, ambillah terapi dari mereka dan amalkanlah tentu kesembuhan segera mendekatimu selamanya; meliputi kesehatan ma’ani, hati, sirr bahkan kamu dapat bersembunyi bersama Tuhan; Kala mata hati di buka, kamu melihat Tuhan, kini kamu berarti tergolog orang yang dicintai Allah yang selalu siaga di pintu-Nya – tanpa melihat – sesuatu selain Dia. Tapi bila hati berisi bid’ah bagaimana bisa digunakan untuk melihat Allah?

Wahai manusia, beritba’lah (Mengikuti perilaku Nabi saw. dalam kehidupan sehari-hari) jangan berbid’ah, bersesuailah jangan bersyirik, Esakan Allah jangan tinggalkan pintunya, pintalah Dia jangan pinta yang lain, pintalah pertolongan dengan-Nya jangan yang lain, tawakallah kepada-Nya jangan kepada yang lain. Wahai khowash, serahkan jiwa ragamu untuk-Nya, relakan apa yang ditentukan Dia, padati hari-harimu dengan mengenang bukan memohon. Pernah kamu dengar firman Allah :

“Barangsiapa memadati hari-harinya dengan mengenang Aku meliputi masalah yang Kubawa, tentu ia Kuberi sesuatu yang lebih baik daripada yag Kuberikan kepada peminta.”

Wahai orang yang sibuk mengenang Allah dan meluluhkan hati karena Dia, jika kamu rela atas pemberian Allah, tentu Dia menjadi teman dudukmu. Allah berkata :

“Aku menjadi teman duduk orang yang mengenang (dzikir) kepada-Ku.”

Juga katanya :

“Aku di samping orang yang luluh hati karena Aku.”

Wahai sahaya, kenanglah Dia tentu memperekat hati kepada-Nya dan membawamu masuk ke pesanggrahan yang dekat dengan-Nya, dan memperlakukanmu sebagai tamu, sedang di mana saja tamu pasti dimuliakan, apalagi sebagai tamu sang Maha Raja (Allah).

Kamu jangan membuat masalah baru (bid’ah) dalam agama Allah, ikutilah para ssaksi yang adilm berdasar Kitab dan Sunnah, karena keduanaya itu bisa mempertaut kepada Allah, tapi jika kamu berbid’ah, maka saaksimu (syahid) adalah hawa dan nafsu, yang berarti mempertaut diri dengan neraka secara pasti, di sana kamu akan  dipertemukan Fir’aun, Haman beserta bala tentaranya.

Jadikan lakumu untuk mencari ilmu dan amal, jangan jadikan untuk mencari dunia. Dalam waktu dekat lakumu akan terputus, karena itu jadikan ia dalam hal yang membawa ma’rifat.

Wahai sahaya, menghadaplah dan jalinlah sesuatu untuk mencari ridla Tuhan, karena bila Dia berkenan meridlaimu niscaya Dia menyintaimu. Himmahmu adalah apa yang menjadi tujuanmu, jika himmahmu dunia berarti kamu penyertanya, bila himmahmu akhirat berarti kamu bersamanya, bila himmahmu ciptaan berarti kamu pengiring mereka, dan jika himmahmu Allah berarti kamu bersama Dia, baik dunia atau akhirat.

Tiada ulasan: