Catatan Popular

Ahad, 11 November 2012

HAYATI KHOTBAH (8) IMAM ALI A.S

Dikatakan tentang Zubair pada waktunya yang tepat


Ia mengatakan bahwa ia membaiat kepada saya dengan tangannya tetapi tidak mernbaiat dengan hatinya.[1] Jadi, ia tidak mengakui baiat. Mengenai pengakuannya yang lain dengan hatinya, ia harus mengajukan argumen yang jelas untuk itu. Apabila tidak, maka ia harus kembali ke tempat dari mana ia telah keluar.[2] •



[1] Setelah membaiat (bersumpah atau berjanji setia) kepada Amirul Mukminin, Zubair ibn 'Awwam melanggar baiat itu. Kadang-kadang ia mengajukan dalih bahwa ia terpaksa membaiat dan bahwa baiat yang dipaksakan bukanlah baiat; kadang-kadang ia mengatakan bahwa baiat itu hanya sekadar pertunjukan; hatinya tidak sesuai dengan itu. Seakan-akan ia sendiri mengakui dengan lidahnya kegandaan wajah lahir dan batinnya. Tetapi, dalih ini serupa dengan dalih orang yang murtad setelah menerima Islam, dan untuk mcngelakkan hukuman mengatakan bahwa ia telah menerima agama Islam hanya dengan lidah, tidak di hati. Jelaslah bahwa dalih semacam itu tak dapat dibenarkan, juga tak dapat mengelakkan hukuman dcngan argumen ini. Apabila Zubair mencurigai bahwa 'Utsman dibunuh atas dorongan Amirul Mukminin, kecurigaan ini mestinya telah ada kctika ia menyatakan sumpah setianya dan mengulurkan tangannya untuk membaiat, bukan sekarang setelah harapan-harapannya mengalami frustrasi dan harapan-harapannya mulai nampak muncul dari tempat lain.
[2] Amirul Mukminin menolak pengakuan Zubair secara singkat: Ketika ia mengakui bahwa ia telah membaiat maka ia harus patuh kepada baiatnya hingga ada alasan untuk melanggarnya. Tetapi, bila hatinya tidak sesuai dengan apa yang ia lakukan maka ia harus memberikan bukti. Karena bukti tcntang keadaan hati tidak dapat diajukan, maka penegasan tanpa bukti itu tidak dapat diterima

Tiada ulasan: