Catatan Popular

Rabu, 5 Julai 2017

PENJAGA KEBUN DELIMA YANG AMANAH



Dikisahkan, ada seorang mantan budak dimerdekakan oleh tuannya. Namanya Abdullah al Mubarak. Setelah merdeka, dia bekerja pada seorang pemilik kebun sebagai buruh.

Suatu hari, sang tuan mengunjungi kebunnya bersama dengan beberapa sahabtnya. Dipanggillah Abdullah al Mubarak, “petikkan kami beberapa buah delima yang manis!,” pintanya.

Bergegaslah Mubarak melaksanakan perintah sang tuan. Dia memetik beberapa buah delima dan diserahkannya kepada sang majikan dan beberapa sahabatnya tadi.

Namun, ketika majikannya mencicipi delima yang dipetik Mubarak, tak satupun ada yang manis. Semuanya masam. Sang majikan marah dan menanyai mubarak, “apa kamu tak boleh membedakan delima yang manis dan yang masam?”

“Maafkan saya tuan, selama ini tuan belum pernah mempersilahkan dan mengizinkan saya makan sebuahpun, bagaimana saya boleh membedakan yang delima yang manis dan yang masam?,” jawab Mubarak.

Sang tuan merasa kaget dan tak percaya, bertahun-tahun bekerja di kebun itu, tapi Mubarak tak pernah makan satu buahpun. Maka ia menanyakan hal itu kepada tetangga-tetangganya. Mereka semua menjawab, Mubarak tak pernah makan delima barang sebuahpun.

Singkat cerita, selang beberapa hari, sang tuan datang menemui Mubarak untuk dimintai pendapatnya. “Aku hanya punya seorang anak perempuan, dengan siapa aku harus menikahkannya?”

Mubarak menjawab dengan tenang, “tuan, orang Yahudi menikahkan karena kekayaan, orang Nashrani menikahkan karena ketampanan, orang Jahiliyah menikahkan karena nasab kebangsawanan, sedangkan orang Islam menikahkan karena ketakwaan. Tuan termasuk golongan mana, dan silahkan tuan menikahkan putri tuan dengan cara mereka!”

Pemilik kebun itu berkata, “demi Allah, aku hanya akan menikahkan putriku atas dasar ketakwaan. Dan aku tidak mendapati laki-laki yang lebih bertakwa kepada Allah melebihi dirimu. Maka aku akan menikahkan putriku denganmu.”

Subahanallah, Mubarak menjaga dirinya dari makan buah delima di kebun yang dia bekerja di sana karena belum pernah diizinkan oleh pemiliknya, padahal ia telah bekerja beberapa tahun lamanya, namun akhirnya Allah anugerahkan kebun itu beserta pemiliknya kepadanya. Itulah hadiah yang pantas untuk penjaga kebun tersebut.

Dikemudian hari dari pasangan tukang kebun yang bertaqwa dan puteri pemilik kebun itu terlahir seorang tokoh sufi terkenal bernama Abdullah bin Mubarak ra.

Balasan memang sesuai dengan amal. Barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.

Dan orang-orang yang beriman itu memiliki logika dan cara pandang yang berbeda, yaitu bahwa dengan meninggalkan cara yang haram, niscaya Allah akan memberikan kemudahan untuk mendapatkan rejeki yang halal dan lebih bernilai.

Kita harus yakin akan janji Allah Subhanahu Wata’ala,

”Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. (QS. ath-Thalaq 2-3)

Kita juga harus yakin akan janji Rasul-Nya,

”Sesungguhnya, tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah Azza wa Jalla, melainkan pasti Allah akan menggantikan dengan sesuatu yang lebih baik bagimu.” (HR Ahmad, al-Albani mengatakan, sanadnya shahih sesuai syarat Muslim)


Tiada ulasan: