(BAB I KISAH-KISAH KETABAHAN)
Umar ra.
adalah seorang sahabat yang namanya telah menjadi suatu kebanggaan bagi kaum
muslimin hingga hari ini. Nama itu meningkatkan gairah keimanan dan
menggentarkan hati-hati orang kafir selama 1 .300 tahun yang lahi hingga kini.
Dahulu sebelum Islam, ia sering mengganggu, dan menyakiti orang-orang yang
masuk Islam. Bahkan, ia pernah akan membunuh Rasulullah saw.
Suatu
ketika, orang-orang kafir telah bermusyawarah diantara mereka, apakah ada orang
yang berani membunuh Muhammad (saw.). Umar segera menyahut, “Sayalah yang akan
membunuhnya!” Mereka berkata, “Ya! kamulah yang layak melakukannya!” Umar
langsung menghunus pedangnya dan pergi untuk membunuh Rasulullah saw.. Di
tengah perjalanan, ia berjumpa dengan seorang sahabat dari kabilah Zuhrah
bernama Sa’ad bin Abi Waqqas. (riwayat lain menyebutkan nama lain). Sa’ad ra.
bertanya, “Mau pergi ke mana, wahai Umar?” Jawab Umar ra., “Saya akan membunuh
Muhammad saw. (Na’udzubillahi). Sa’ad menjawab, “Jika demikian, Banu Hasyim,
Banu Zuhrah, dan Banu Abdi Manaf tentu tidak akan berdiam diri, mereka pasti
akan membalas dengan membunuhmu!” Umar terkejut dengan ancaman itu. Umar
berkata, “Nampaknya kamu pun telah meninggalkan agama nenek moyang kita. Jika
demikian, kamulah yang akan kubunuh lebih dahulu!” Setelah berkata demikian,
Umar segera menarik pedangnya. Sa’ad ra. menyahut, “Ya, saya memang telah
Islam!” Umar langsung menghunuskan pedangnya. Namun sebelum bertarung, Sa’ad
ra. berkata, “Hai Umar, dengarlah dulu kabar mengenai rumahmu! Saudara
perempuanmu dan iparmu, juga telah masuk Islam.” Mendengar itu, Umar sangat
marah dan langsung pergi ke rumah saudarinya.
Ketika itu,
di rumah saudari perempuan Umar ada Khabbab ra.. Dengan menutup pintu dan
jendela, suami istri itu sedang membaca Al-Quran. Tiba-tiba, Umar ra. datang
dan berteriak agar dibukakan pintu. Mendengar suara Umar, Khabbab ra. segera
bersembunyi, dan meninggalkan lembaran-lembaran ayat suci Al-Qur’an. Lalu
saudari perempuannya membukakan pintu. Tangan Umar ra. langsung memukul kepala
saudari perempuannya hingga berdarah. Umar ra. berkata, “Kamu telah
mengkhianati dirimu sendiri, kamu telah ikuti agama yang jelek itu!” Kemudian,
Umar masuk ke dalam rumah dan bertanya kepada saudarinya, “Apa yang kamu
lakukan? Dan suara siapakah yang telah kudengar tadi?” Saudarinya menjawab,
“Kami sedang membicarakan hal biasa.”JJmar bertanya, “Apakah kamu telah
meninggalkan agama nenek moyangmu dan masuk ke agama baru?” Jawab saudara
iparnya, “Bagaimana jika agama baru itu ternyata lebih baik?” Mendengar itu,
Umar langsung menarik janggutnya, dan mendorongnya hingga terjatuh, lalu Umar
memukulinya sampai puas di atas tanah. Saudarinya berusaha memisahkan mereka.
Tetapi, mukanya ditampar keras oleh Umar sampai bibirnya berdarah, padahal ia
adalah saudarinya sendiri.
Saudarinya
berkata, “Hai Umar! apakah kami dipukuli hanya karena kami telah masuk Islam?
Memang benar, kami sudah masuk Islam, apa yang ingin engkau lakukan kepada
kami, lakukanlah!”
Setelah itu,
pandangan mata Umar tertuju kepada lembaran-lembaran ayat-ayat Al-Quran yang
tergeletak, karena tertinggal begitu saja. Dan kemarahannya mulai sedikit
mereda. Dan ia merasa malu atas perlakuannya terhadap saudarinya yang telah
menyebabkan darah menetes dari wajah saudarinya sendiri. Umar berkata, “Bagus,
sekarang katakan apa ini?” Saudarinya menjawab, “Kamu tidak suci, dan lembaran
ini tidak boleh tersentuh oleh tangan yang tidak suci.” Umar mendesaknya, namun
saudarinya enggan memberikannya jika tanpa mandi dan berwudhu. Setelah Umar
mandi, ia mengambil lembaran-lembaran tersebut, lalu membacanya. Terayata, di
dalamnya berisi surat Thaha ayat 14, ia terus membacanya hingga ayat;
“Akulah
Allah. Tiada Tuhan selain-Ku. Maka sembahlah Aku, dan dirikanlah
shalatuntukmengingat-Ku. “(Thaha: 14)
Selesai
membaca ayat-ayat di atas, Umar langsung berubah. la berkata, “Sekarang
temukanlah aku dengan Muhammad saw.” Mendengar hal itu, Khabbab ra. segera
keluar dari tempat persembunyiannya, dan berkata, “Hai Umar, aku sampaikan
kabar gembira untukmu; Kemarin, pada malam Jum’at, aku mendengar Rasulullah
saw. berdoa, “Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan Umar atau Abu Jahal, siapa saja
dari keduanya yang lebih Engkau sukai. (Karena kekuatan keduanya sangat
terkenal). Dan sekarang telah diketahui bahwa doa Nabi saw. telah dikabulkan
padamu.” Setelah kejadian itu, beliau dipertemukan dengan Rasulullah saw., dan
beliau masuk Islam pada Jum’at Shubuh. (Khashoish)
Islamnya Umar
ra. adalah suatu pukulan berat bagi kafir Quraisy. Walaupun demikian, kaum
muslimin masih sangat sedikit jumlahnya, apalagi jika dibandingkan dengan
orang-orang kafir di seluruh Arab. Namun, keislamannya telah menimbulkan
semangat baru bagi kaum muslimin, sehingga kaum musyrikin telah lebih berupaya
untuk menghentikannya. Berbagai cana telah dicoba, tetapi kaum muslimin semakin
berani, bahkan mereka berani mendirikan shalat di Masjidil Haram. Abdullah bin
Mas’ud ra. berkata, “Islamnya Umar ra. adalah kemenangan kaum muslimin, dan
hijrah Umar ra. adalah pertolongan bagi kaum muslimin, dan kekhalifahannya
adalah rahmat bagi kaum muslimin.”
Tiada ulasan:
Catat Ulasan