Catatan Popular

Rabu, 22 November 2017

KITAB FADHAIL AMAL 9. Kisah Keislaman Umar ra.

(BAB I KISAH-KISAH KETABAHAN)

Umar ra. adalah seorang sahabat yang namanya telah menjadi suatu kebanggaan bagi kaum muslimin hingga hari ini. Nama itu meningkatkan gairah keimanan dan menggentarkan hati-hati orang kafir selama 1 .300 tahun yang lahi hingga kini. Dahulu sebelum Islam, ia sering mengganggu, dan menyakiti orang-orang yang masuk Islam. Bahkan, ia pernah akan membunuh Rasulullah saw.
Suatu ketika, orang-orang kafir telah bermusyawarah diantara mereka, apakah ada orang yang berani membunuh Muhammad (saw.). Umar segera menyahut, “Sayalah yang akan membunuhnya!” Mereka berkata, “Ya! kamulah yang layak melakukannya!” Umar langsung menghunus pedangnya dan pergi untuk membunuh Rasulullah saw.. Di tengah perjalanan, ia berjumpa dengan seorang sahabat dari kabilah Zuhrah bernama Sa’ad bin Abi Waqqas. (riwayat lain menyebutkan nama lain). Sa’ad ra. bertanya, “Mau pergi ke mana, wahai Umar?” Jawab Umar ra., “Saya akan membunuh Muhammad saw. (Na’udzubillahi). Sa’ad menjawab, “Jika demikian, Banu Hasyim, Banu Zuhrah, dan Banu Abdi Manaf tentu tidak akan berdiam diri, mereka pasti akan membalas dengan membunuhmu!” Umar terkejut dengan ancaman itu. Umar berkata, “Nampaknya kamu pun telah meninggalkan agama nenek moyang kita. Jika demikian, kamulah yang akan kubunuh lebih dahulu!” Setelah berkata demikian, Umar segera menarik pedangnya. Sa’ad ra. menyahut, “Ya, saya memang telah Islam!” Umar langsung menghunuskan pedangnya. Namun sebelum bertarung, Sa’ad ra. berkata, “Hai Umar, dengarlah dulu kabar mengenai rumahmu! Saudara perempuanmu dan iparmu, juga telah masuk Islam.” Mendengar itu, Umar sangat marah dan langsung pergi ke rumah saudarinya.
Ketika itu, di rumah saudari perempuan Umar ada Khabbab ra.. Dengan menutup pintu dan jendela, suami istri itu sedang membaca Al-Quran. Tiba-tiba, Umar ra. datang dan berteriak agar dibukakan pintu. Mendengar suara Umar, Khabbab ra. segera bersembunyi, dan meninggalkan lembaran-lembaran ayat suci Al-Qur’an. Lalu saudari perempuannya membukakan pintu. Tangan Umar ra. langsung memukul kepala saudari perempuannya hingga berdarah. Umar ra. berkata, “Kamu telah mengkhianati dirimu sendiri, kamu telah ikuti agama yang jelek itu!” Kemudian, Umar masuk ke dalam rumah dan bertanya kepada saudarinya, “Apa yang kamu lakukan? Dan suara siapakah yang telah kudengar tadi?” Saudarinya menjawab, “Kami sedang membicarakan hal biasa.”JJmar bertanya, “Apakah kamu telah meninggalkan agama nenek moyangmu dan masuk ke agama baru?” Jawab saudara iparnya, “Bagaimana jika agama baru itu ternyata lebih baik?” Mendengar itu, Umar langsung menarik janggutnya, dan mendorongnya hingga terjatuh, lalu Umar memukulinya sampai puas di atas tanah. Saudarinya berusaha memisahkan mereka. Tetapi, mukanya ditampar keras oleh Umar sampai bibirnya berdarah, padahal ia adalah saudarinya sendiri.
Saudarinya berkata, “Hai Umar! apakah kami dipukuli hanya karena kami telah masuk Islam? Memang benar, kami sudah masuk Islam, apa yang ingin engkau lakukan kepada kami, lakukanlah!”
Setelah itu, pandangan mata Umar tertuju kepada lembaran-lembaran ayat-ayat Al-Quran yang tergeletak, karena tertinggal begitu saja. Dan kemarahannya mulai sedikit mereda. Dan ia merasa malu atas perlakuannya terhadap saudarinya yang telah menyebabkan darah menetes dari wajah saudarinya sendiri. Umar berkata, “Bagus, sekarang katakan apa ini?” Saudarinya menjawab, “Kamu tidak suci, dan lembaran ini tidak boleh tersentuh oleh tangan yang tidak suci.” Umar mendesaknya, namun saudarinya enggan memberikannya jika tanpa mandi dan berwudhu. Setelah Umar mandi, ia mengambil lembaran-lembaran tersebut, lalu membacanya. Terayata, di dalamnya berisi surat Thaha ayat 14, ia terus membacanya hingga ayat;
“Akulah Allah. Tiada Tuhan selain-Ku. Maka sembahlah Aku, dan dirikanlah shalatuntukmengingat-Ku. “(Thaha: 14)
Selesai membaca ayat-ayat di atas, Umar langsung berubah. la berkata, “Sekarang temukanlah aku dengan Muhammad saw.” Mendengar hal itu, Khabbab ra. segera keluar dari tempat persembunyiannya, dan berkata, “Hai Umar, aku sampaikan kabar gembira untukmu; Kemarin, pada malam Jum’at, aku mendengar Rasulullah saw. berdoa, “Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan Umar atau Abu Jahal, siapa saja dari keduanya yang lebih Engkau sukai. (Karena kekuatan keduanya sangat terkenal). Dan sekarang telah diketahui bahwa doa Nabi saw. telah dikabulkan padamu.” Setelah kejadian itu, beliau dipertemukan dengan Rasulullah saw., dan beliau masuk Islam pada Jum’at Shubuh. (Khashoish)

Islamnya Umar ra. adalah suatu pukulan berat bagi kafir Quraisy. Walaupun demikian, kaum muslimin masih sangat sedikit jumlahnya, apalagi jika dibandingkan dengan orang-orang kafir di seluruh Arab. Namun, keislamannya telah menimbulkan semangat baru bagi kaum muslimin, sehingga kaum musyrikin telah lebih berupaya untuk menghentikannya. Berbagai cana telah dicoba, tetapi kaum muslimin semakin berani, bahkan mereka berani mendirikan shalat di Masjidil Haram. Abdullah bin Mas’ud ra. berkata, “Islamnya Umar ra. adalah kemenangan kaum muslimin, dan hijrah Umar ra. adalah pertolongan bagi kaum muslimin, dan kekhalifahannya adalah rahmat bagi kaum muslimin.”

Tiada ulasan: