Karya Muhammad Nawawi bin
'Umar Al-Jawi (IMAM NAWAWI NUSANTARA)
Sebagian
ahli ibadah berkata dalam munajatnya sebagai berikut:
“Wahai Tuhanku,
“Wahai Tuhanku,
- panjang angan-angan telah membuatku tertipu;
- kecintaanku kepada dunia telah membuat diriku sengsara;
- setan-setan telah menyesatkan aku;
- nafsu amarah telah memerintahkanku untuk berpaling dari kebenaran dan kejujuran serta melarangku berbuat baik; dan
- teman yang jahat telah membantuku untuk berbuat maksiat.
Namun demikian, tolonglah aku, wahai Dzat yang selalu memberikan pertolongan kepada mereka yang memohonnya. Jika Engkau tak berkenan mencurahkan rahmat kepadaku, siapa lagi yang dapat mencurahkan rahmat kepadaku selain Engkau?”
Allah telah mengecam panjang angan-angan sebagaimana firman-Nya:
“Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong). Kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka).” (QS. Al Hijr (15):3)
Berkaitan dengan hubbud dun-ya (cinta dunia) Rasulullah shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Barang siapa yang hatinya telah dilapisi oleh kecintaan duniawi, maka ia akan selalu diliputi oleh tiga hal, yaitu: kesengsaraan yang tidak ada habisnya; rakus yang tidak berkesudahan; dan angan-angan yang tidak ada ujungnya.” (HR. Thabarani)
‘Ali radiallahu anhu berkata:
“Yang aku khawatirkan terhadap kalian adalah dua hal, yaitu mengikuti hawa nafsu dan panjang angan-angan, sebab mengikuti hawa nafsu akan menghalangi dari kebenaran, sedangkan panjang angan-angan akan menyebabkan lupa akhirat.”
Abu Sulaiman Ad-Darani berkata: “Amal yang paling utama adalah menyelisihi hawa nafsu.”
Adi bin Zaid berkata dalam syair:
Janganlah engkau bertanya tentang identitas seseorang
tetapi tanyakan siapa teman dekatnya
sebab setiap teman itu
suka mengikuti perbuatan orang yang ditemaninya
tetapi tanyakan siapa teman dekatnya
sebab setiap teman itu
suka mengikuti perbuatan orang yang ditemaninya
Tiada ulasan:
Catat Ulasan