Karya Muhammad Nawawi bin
'Umar Al-Jawi (IMAM NAWAWI NUSANTARA)
Ahli bijak
berkata: “Zuhud itu mengandung lima hal, yaitu:
- percaya sepenuhnya kepada Allah;
- meninggalkan semua yang dapat melalaikan Allah;
- ikhlas dalam beramal;
- sabar ketika dizhalimi orang lain; dan
- qana’ah terhadap rizki yang diterima.”
Yahya bin Mu’adz berkata: “Seseorang tidak akan bisa mencapai tingkatan zuhud yang sempurna, kecuali ia telah memiliki tiga faktor dasar, yaitu:
- beramal semata-mata karena Allah;
- berkata tanpa ada kecenderungan rakus terhadap harta keduniaan; dan
- mulia tanpa memiliki pangkat keduniaan.”
Adapun yang dimaksud dengan zuhud yang sebenarnya adalah seperti yang disabdakan Rasulullah shollallohu 'alaihi wa sallam :
“Zuhud terhadap dunia itu bukanlah mengharamkan yang halal, juga bukan menyia-nyiakan harta, tetapi zuhud itu adalah engkau tidak menggantungkan diri pada sesuatu yang ada pada dirimu, tetapi lebih percaya pada sesuatu yang ada di tangan Allah. Juga lebih banyak mengharapkan pahala sewaktu menerima musibah dan engkau lebih senang menerima musibah sekalipun musibah itu menimpa selama hidupmu (sebab pahalanya besar).” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah, dari Abu Dzar)
Syekh Junaid berkata: “Yang disebut zuhud adalah hati selalu merasa ridha sekalipun usahanya gagal.”
Sufyan Ats-Tsauri berkata: “Zuhud adalah tidak panjang angan-angan dalam urusan duniawi, bukan mengkonsumsi makanan yang tidak enak dan bukan pula mengenakan pakaian yang sangat sederhana.”
Orang yang zuhud tentu tidak akan bangga dengan keduniaan yang dimilikinya, juga tidak akan meratapi apa yang luput darinya.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan