Baik secara
individu maupun secara institusi, pelatihan saat ini menjadi sesuatu yang dibutuhkan
oleh masyarakat luas sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Tetapi
sebetulnya ada semacam pelatihan yang sangat diperlukan oleh manusia sebagai bahagian
dari masyarakat luas. Yang dengan pelatihan tersebut insya Allah manusia akan
meningkat derajatnya baik di dunia ini, maupun di akhirat nanti.
Pelatihan tentang apa? iaitu tentang kejujuran. Sebab masalah kejujuran
sekarang ini menjadi sangat langka. Semua orang kepingin jujur, tetapi ketika
terbentur pada sesuatu, mereka lebih baik memilih sikap tidak jujur. Padahal
semua orang mengerti bahwa tidak jujur atau dusta, atau bohong adalah salah
satu dari sifat yang dibenci oleh Allah.
Kata Rasulullah
saw ;
Empat macam sifat, siapa yang ada
padanya keempat macam sifat itu, maka ia betul-betul munafik tolen. Siapa yang
ada padanya salah satu sifat itu, ia mempunya sifat nifaq, sampai ia
meninggalkannya. Keempat macam sifat itu ialah Jika berkata ia bohong atau
dusta, jika berjanji ia menyalahi janji, jika akad ia cidera, dan jika berdebat
ia curang.
(HR. Bukhari,
Muslim)
Berkatalah
yang benar, karena benar itu akan menuntun kepada kebaikan, dan kebaikan itu
akan menuntun ke dalam surga. Berhati-hatilah terhadap dusta, karena dusta itu
menuntun kepada curang, dan curang itu akan menuntun ke dalam neraka....
(HR. Bukhari,
Muslim)
Tentu yang dimaksud dengan perkataan benar tersebut adalah perkataan yang
bukan dusta, yang bukan bohong. Artinya seseorang haruslah berlaku jujur.
Bagaimana seseorang agar terus terpelihara kejujurannya?
Marilah kita lihat perilaku shalat kita. Shalat yang dicontohkan dan
diajarkan oleh junjungan kita rasulullah saw, adalah begitu indahnya, begitu
bermaknanya. Mulai dari gerakan-gerakannya, sampai dengan do'a-do'a yang
diucapkan sungguh sangat sesuai.
Shalat memiliki sembilan gerakan. Terdiri dari delapan gerakan fisik dan
satu gerakan metafisik. Gerakan-gerakan itu ialah :
1. Takbiratul
ihram ( fisik )
2. Menundukkan
kepala ( fisik )
3. Tangan bersedakap ( fisik )
4. Harmonisasi indera dan hati ( meta fisik
)
5. I'tidal ( fisik )
6. Rukuk ( fisik )
7. Sujud ( fisik )
8. Duduk bersimpuh ( fisik )
9. Salam ( fisik
)
Dalam gerakan yang ke empat, terjadi harmonian gerakan yang sangat halus
dan indah. Di sini terjadi perpaduan antara panca indera dan qalbu yang menyatu
membentuk perilaku khusyu'
Setelah melakukan gerakan ke satu, dua dan tiga, maka bersamaan dengan
memulainya shalat, panca indra seseorang yang sedang khusyu' juga bergerak
dengan halus dan lembut agar tercapai suatu keadaan yang tenang, damai dan
teduh dalam audensinya dengan Allah Swt.
Dalam gerakan yang sangat lembut ini semua panca indra dan qalbu berpadu
meyakini do'a yang diucapkan oleh bisikan bibir, mulai dari takbiratul ihram,
do'a iftitah, bacaan umul kitab, ayat-ayat al-qur'an, sampai kepada salam di
akhir shalat.
Disinilah terjadi perpaduan yang sangat harmonis dan sangat indah, yang
menimbulkan kekuatan luar biasa, bagaikan manusia yang bisa bergerak laksana
cahaya untuk menuju Allah. Sehingga jarak yang jauh antara seorang hamba dengan
Khaliqnya bisa ditempuh dengan begitu cepatnya. Jarak yang semula dianggap jauh
oleh manusia, dengan kekhusyu'an shalat, manusia bisa " bertemu"
dengan Allah dengan cepat karena jarak antara seorang hamba dengan sang Khaliq
menjadi begitu dekatnya.
QS. Al – Baqarah
: 186
Dan apabila hambaKu bertanya
kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku
memperkenankan permohonan seseorang bila ia memohon kepadaKu. Karena itu
hendaklah ia mentaati segala perintahKu dan beriman kepadaKu, semoga la selalu
dalam kebenaran.
QS. Al- Waqi'ah :
85
Dan Kami lebih dekat kepadanya dari
pada kamu. Tetapi kamu tidak melihat.
QS. Qaf : 16
Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami
lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya.
Mari kita renungkan, manfaat apa yang dapat kita ambil dari gerakan harmoni
tersebut? Tiada lain adalah tentang nilai KEJUJURAN.
Seorang yang khusyu' dalam shalatnya, ialah yang bisa memadukan gerakan
bathinnya dan gerakan panca inderanya yang menyatu dan dipersembahkan hanya
untuk Allah Swt.
Dan apabila dalam kehidupan sehari-hari "pelatihan kejujuran"
ini diterapkan dengan sebaik-baiknya, tentulah sangat indah kehidupan seeorang.
Apa yang diucapkan selalu sama dengan hatinya, apa yang dilihatnya selalu sama
dengan apa yang didengarnya, sehingga dalam kehidupannya seseorang akan
memegang nilai kejujuran dengan sepenuh hatinya.
Perhatikanlah gerakan–gerakan dalam shalat yang khusyu'. Ketika bibir
berbisik memanjatkan do'a-do'a dalam shalat, maka :
Hati nurani
mendengarkan dan sekaligus membenarkan setiap ucapannya. Bersamaan itu telinga
mendengarkan dengan seksama. Pada saat itu pula mata tunduk tawadhu' takut akan
siksaNya. Dan pada saat itu pula nafas bergetar halus mengikuti ritme pujian
do'a yang sangat agung dan indah. Dan
pada saat itu pula seluruh perasaannya tenteram, teduh dan tenang, sebuah
gambaran jiwa yang muthmai'nah.
Pelajaran yang sangat berharga dari gerakan ini ialah, bahwa setiap apa
yang diucapkan oleh mulut, akan dibenarkan oleh hati. Dan kemudian disaksikan
oleh mata, pendengaran maupun hirupan setiap nafasnya.
Ertinya, seorang muslim setiap ia melakukan shalat diajari dan dilatih oleh
shalatnya untuk melakukan kejujuran. Apa saja yang disaksikan oleh mata dan
telinganya pastilah akan sama dengan apa yang diucapkan bibirnya, yang
sekaligus akan dibenarkan pula oleh qalbunya.
Agar lebih terasa dan lebih bermakna pelajaran tersebut, marilah kita
berhitung. Misalnya, seorang muslim yang sudah berusia 40 tahun, apabila ia
melakukan shalat secara rutin sejak umur 10 tahun, maka untuk shalat wajib saja
dapat dihitung sebagai berikut :
Pada saat ia
berusia 40 tahun, berarti ia telah melakukan shalat selama 30 tahun. Jika
dihitung maka ia telah melakukan shalat wajib sebanyak,
30 X 360 hari X 5
waktu = 54.000 kali.
Artinya ketika ia
sudah berumur 40 tahun, ia telah diberi pelajaran dan dilatih oleh shalatnya
tentang KEJUJURAN sebanyak 54.000 kali, selama 30 tahun, subhaanallah
......
Ironisnya, banyak sekali orang yang berusia 40 tahun bahkan lebih tua lagi,
ia masih bisa mengatakan putih, padahal mata dan pendengarannya menyaksikan
bahwa itu sebenarnya hitam. Kadang mulut mengatakan "tidak ada",
padahal pandangannya baru saja menyaksikan "ada"
Rasanya kita sudah cukup fantastik mengikuti "PELATIHAN" sebanyak
54. 000 kali dalam waktu 30 tahun,...subhaanallah..
Ssemoga dengan menyadari akan hal ini kita semua akan kembali pada fitrah
kita sebagai manusia yang tawadhu' dan menjunjung tinggi nilai kejujuran. Kata
Rasulullah saw : " ...berkatalah
yang benar, jika tidak dapat maka diamlah, karena ltulah yang akan lebih
menyelamatkan kamu..."
Tiada ulasan:
Catat Ulasan