SIRI 4
IBNU QAYYIM
AL JAUZIYYAH
Pembuktian asma' Allah yang
lima (Allah, Ar-Rabb, Ar-Rahman, Ar-
Rahim dan Al-Malik),
dilandaskan kepada dua dasar:
Dasar Pertama:
Asma' Allah menunjukkan
sifat-sifat kesempurnaan-Nya. Asma' ini
merupakan sifat, yang semuanya
baik, husna. Sebab jika asma' itu hanya
sekedar lafazh yang tidak
mempunyai makna apa pun, maka ia tidak bisa
disebut husna dan tidak
menunjukkan kesempurnaan, lalu akan terjadi
kerancuan antara dendam dan
marah yang menyertai rahmat dan ihsan,
sehingga kalau berdoa kita
harus mengucapkan, "Ya Allah, sesungguh-nya
aku menganiaya diriku sendiri,
maka ampunilah aku karena Engkau
pendendam". Penafian makna Asma'ul-husna termasuk
kufur yang terbesar.
Jika Allah mensifati Diri-Nya Al-Qawiyyu, berarti
memang Dia benarbenar
mempunyai kekuatan. Begitu
pula sifat-sifat lainnya.
Di dalam Ash-Shahih disebutkan
dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,
beliau bersabda,
"Sesungguhnya Allah tidak tidur dan tidak seharusnya
Dia tidur. Dia
merendahkan timbangan dan
meninggikannya. Amalpada malam hari
disampaikan kepada-Nya sebelum
siang hari, dan amal slang hari disampaikan
kepada-Nya sebelum malam hari.
Hijab-Nya adalah cahaya,
yang andaikan hijab ini
disingkap, maka kemuliaan Wajah-Nya benar-
benar membakar pandangan makhluk yang memandang-Nya."
Menafikan makna asma'-Nya juga termasuk kufur yang paling
besar.
Gambaran kufur lainnya adalah menamakan berhala dengan
asma'
Allah, sebagaimana mereka menamakannya alihah (sesembahan).
Ibnu
Abbas dan Mujahid berkata,
"Mereka mengambil asma' Allah lalu menamakan
berhala-berhala mereka dengan
asma'-Nya, dengan sedikit mengurangi
atau menambahi. Mereka
mengambil nama Lata dari Allah, Uzza
dari Al-Aziz, Manat dari
Al-Mannan."
Dasar Kedua:
Satu dari berbagai asma'
Allah, di samping menunjukkan kepada
Dzat dan sifat yang
disesuaikan dengannya, maka ia juga menunjukkan
dua bukti lainnya yang
sifatnya kandungan dan keharusan. As-Sami'
menunjukkan kepada Dzat Allah
dan pendengaran-Nya, juga kepada Dzat
semata dan kepada pendengaran
yang menjadi kandungannya. Begitu pula
sifat-sifat lainnya.
Jika sudah ada kejelasan
tentang dua dasar ini, maka asma' Allah
menunjukkan kepada keseluruhan
Asma'ul-husna dan sifat-sifat yang
tinggi. Hal ini menunjukkan
kepada Ilahiyah-Nya, dengan penafian kebalikannya.
Maksud sifat-sifat Ilahiyah
adalah sifat-sifat kesempurnaan, yang
terlepas dari penyerupaan dan
permisalan, aib dan kekurangan. Karena
Allah menambahkan semua
Asma'ul-husna ke asma'-Nya yang agung ini
(Allah).
Asma' "Allah" layak
untuk semua makna Asma'ul-husna dan menunjukkan
kepadanya secara global. Sedangkan Asma'ul-husna itu
sendiri
merupakan rincian dari sifat-sifat Ilahiyah yang berasal
dari asma'"Allah".
Asma' "Allah" menunjukkan keadaan-Nya sebagai
Dzat yang disembah.
Semua makhluk menyembah-Nya dengan penuh rasa cinta,
pengagungan
dan ketundukan. Hal ini
mengharuskan adanya kesempurnaan Rububiyah
dan rahmat-Nya, yang juga
mencakup kesempurnaan kekuasaan dan puji-
Nya.
Sifat keagungan dan keindahan
lebih dikhususkan untuk nama
"Allah". Perbuatan,
kekuasaan, kesendirian-Nya dalam memberi manfaat
dan mudharat, memberi dan
menahan, kehendak, kesempumaan kekuatan
dan penanganan urusan makhluk,
lebih dikhususkan untuk nama " Ar-
Rabb". Sifat ihsan, murah
hati, pemberi dan lemah lembut lebih dikhususkan
untuk nama
"Ar-Rahman". Masing-masing disesuaikan dengan kaitan sifat.
Ar-Rahman artinya yang memiliki
sifat rahmat. Sedang-kan Ar-Rahim
adalahyang mengasihi hamba-hamba-Nya. Karena itu dik-takan dalam firman-
Nya, "Dia Ar-Rahim (Maha Pengasih) terhadap
hamba-hamba-Nya", dan
tidak dikatakan,
"Ar-Rahman (yang memiliki sifat rahmat) terhadap
hamba-hamba-Nya".
Perhatikanlah kaitan
penciptaan dan urusan dengan tiga asma' ini,
yaitu Allah, Ar-Rabb dan
Ar-Rahman, yang dari tiga asma' ini ada penciptaan,
urusan, pahala dan siksa,
bagaimana makhluk dihimpunkan dan
dipisah-pisahkan.
Asma' Ar-Rabb memiliki cakupan
yang menyeluruh terhadap semua
makhluk. Dengan kata lain, Dia
adalah pemilik segala sesuatu dan
penciptanya, yang berkuasa
terhadapnya dan tidak ada sesuatu pun yang
keluar dari Rububiyah-Nya.
Siapa pun yang ada di langit dan bumi merupakan
hamba-Nya, ada dalam genggaman
dan kekuasaan-Nya. Mereka
berhimpun berdasarkan sifat
Rububiyah dan berpisah dengan sifat Ilahiyah.
Hanya Dialah yang disembah,
kepada-Nya mereka tunduk, bahwa
Dialah Allah yang tidak ada
sesembahan selain-Nya. Ibadah, tawakal,
berharap, takut, mencintai,
pasrah, tunduk tidak boleh diperuntukkan
kecuali bagi-Nya semata.
Berangkat dari sinilah manusia
terbagi menjadi dua golongan: Golongan
orang-orang musyrik yang berada di neraka, dan golongan
orangorang
muwahhidin yang berada di
surga. Yang membuat mereka terpi-sah
adalah Ilahiyah, sedangkan
Rububiyah membuat mereka bersatu. Agama,
syariat, perintah dan larangan
berasal dari sifat Ilahiyah. Penciptaan,
pengadaan, penanganan urusan
dan perbuatan berasal dari sifat Rububiyah.
Pahala, balasan, siksa, surga
dan neraka berasal dari sifat Al-Malik. Artinya,
Dialah yang menguasai hari
pembalasan. Dia memerin-tahkan mereka
berdasarkan Ilahiyah-Nya,
menunjuki dan menyesatkan mereka berdasarkan
Rububiyah-Nya, memberi pahala
dan siksa berdasarkan kekuasaan dan
keadilan-Nya. Setiap masalah
ini tidak bisa dipisah-kan dari yang lain.
Disebutkannya asma'-asma' ini
setelah al-hamdu (pujian) dan pengaitan
al-hamdu dengan segala cakupannya,
menunjukkan bahwa memang
Dia adalah yang terpuji dalam
Ilahiyah-Nya, terpuji dalam Rububiyah-
Nya, terpuji dalam
Rahmaniyah-Nya, terpuji dalam kekuasaan-Nya, Dia
adalah sesembahan yang
terpuji, ilah dan Rabb yang terpuji, Rahman yang
terpuji, Malik yang terpuji. Dengan begitu Dia memiliki
seluruh
kesempumaan; kesempumaan dalam
asma' Allah secara sendirian dan
kesempumaan dalam asma'-asma'
lainnya secara sendirian serta kesempumaan
dalam penyertaan satu asma'
dengan asma' lain. Karena itu sering
disebutkan dua asma' secara
berurutan, seperti: Wallahu ghaniyyun hamid,
-wallahu alimun hakim, wallahu
ghafurur rahim. Al-Ghaniyyu merupakan
sifat kesempurnaan dan Al-Hamid
merupakan sifat kesempurnaan
pula. Penyertaan dua asma' ini
merupakan kesempurnaan-Nya, begitu
pula penyertaan sifat-sifat
yang lain.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan