Abu Hafshin
bertekad hendak ke tanah suci menunaikan ibadah haji, tapi ia tidak dapat
membaca dan berbahasa Arab. Ketika sampai di kota Baghdad, murid-murid sufi
saling berbisik.
"Sangatlah
memaiukan apabila syeikh dari segala syeikh di Khurasan masih memerlukan juru
bahasa untuk memahami bahasa-nya sendiri".
Junaid
menyuruh murid-muridnya untuk menyongsong kedatangan Abu Hafshin. Abu Hafshin
sendiri menyadari apa yang sedang dipikirkan oleh "para sahabat" itu
dan segera ia berbicara dalam bahasa Arab sehingga orang-orang Baghdad itu
kagum akan kemurnian bahasa Arabnya. Beberapa cendekiawan berkumpul di
sekelilingnya dan bertanya tentang cinta yang menyebabkan seseorang rela
mengorbankan diri.
"Engkau
lebih pintar berbicara. Jawablah pertanyaan mereka itu", Abu Hafshin
berkata kepada Junaid.Al Baghdadi.
"Menurut
pendapatku", Junaid memulai, "apabila kita benar-benar mengorbankan
diri sendiri, maka kita tidak beranggapan bahwa kita telah mengorbankan diri
dan membanggakan segala perbuatan yang telah kita lakukan".
"Hebat sekali", seru Abu Hafshin. "Tetapi menurut pendapatku, mengorbankan diri sendiri berarti berlaku adil kepada orang lain dan tidak mengharap agar orang lain berlaku adil kepada diri kita sendiri".
"Hebat sekali", seru Abu Hafshin. "Tetapi menurut pendapatku, mengorbankan diri sendiri berarti berlaku adil kepada orang lain dan tidak mengharap agar orang lain berlaku adil kepada diri kita sendiri".
"Laksanakan
petuah ini, hai sahabat-sahabat", Junaid berkata kepada mereka.
"Pelaksanaan
yang benar, lebih sulit dari sekedar kata-kata", Abu Hafshin menandaskan.
Ketika
mendengar kata-kata Abu Hafshin ini, Junaid berseru kepada sahabat-sahabat:
"Bangkitlah
sahabat-sahabat! Di dalam pengorbanan diri sendiri, Abu Hafshin melebihi Adam
beserta anak cucunya".
Tiada ulasan:
Catat Ulasan