Catatan Popular

Selasa, 2 Februari 2016

ABU HAFSHIN BIN AL HADDAD DAN JUNAID AL BAGHDADI



Abu Hafshin bertekad hendak ke tanah suci menunaikan ibadah haji, tapi ia tidak dapat membaca dan berbahasa Arab. Ketika sampai di kota Baghdad, murid-murid sufi saling berbisik.
"Sangatlah memaiukan apabila syeikh dari segala syeikh di Khurasan masih memerlukan juru bahasa untuk memahami bahasa-nya sendiri".
Junaid menyuruh murid-muridnya untuk menyongsong kedatangan Abu Hafshin. Abu Hafshin sendiri menyadari apa yang sedang dipikirkan oleh "para sahabat" itu dan segera ia berbicara dalam bahasa Arab sehingga orang-orang Baghdad itu kagum akan kemurnian bahasa Arabnya. Beberapa cendekiawan berkumpul di sekelilingnya dan bertanya tentang cinta yang menyebabkan seseorang rela mengorbankan diri.
"Engkau lebih pintar berbicara. Jawablah pertanyaan mereka itu", Abu Hafshin berkata kepada Junaid.Al Baghdadi.
"Menurut pendapatku", Junaid memulai, "apabila kita benar-benar mengorbankan diri sendiri, maka kita tidak beranggapan bahwa kita telah mengorbankan diri dan membanggakan segala perbuatan yang telah kita lakukan".
"Hebat sekali", seru Abu Hafshin. "Tetapi menurut pendapatku, mengorbankan diri sendiri berarti berlaku adil kepada orang lain dan tidak mengharap agar orang lain berlaku adil kepada diri kita sendiri".
"Laksanakan petuah ini, hai sahabat-sahabat", Junaid berkata kepada mereka.
"Pelaksanaan yang benar, lebih sulit dari sekedar kata-kata", Abu Hafshin menandaskan.
Ketika mendengar kata-kata Abu Hafshin ini, Junaid berseru kepada sahabat-sahabat:
"Bangkitlah sahabat-sahabat! Di dalam pengorbanan diri sendiri, Abu Hafshin melebihi Adam beserta anak cucunya".

Tiada ulasan: