Catatan Popular

Isnin, 22 Februari 2016

KITAB AJARAN KAUM SUFI AL-KALABADZI :.AJARAN KAUM SUFI KE 30 MENGENAI PENGHASILAN



Kitab Al-Ta-aruf li-Madzhabi Ahl Al-Tashawwuf

Karya  Ibn Abi Ishaq Muhammad ibn Ibrahim ibn Ya’qub Al-Bukhari AL-KALABADZI

Mereka mengakui bahwa orang diizinkan memiliki penghasilan dari perdagangan, perniagaan atau pertanian, atau cara-cara lain yang diizinkan oleh syariah, asal orang itu berhatai-hati, tidak tergesa-gesa dan cermat dalam menghinndari hal-hal yang kesahannya diragukan, penghasilan-penghasilan ini hendaknya dipakai untuk keperluan saling bantu dengan menekan nafsu-nafsu, dan selalu siaga membantu yang lain serta bermurah hati kepada tetangga. Mereka beranggapan, bahwa orang harus mencari nafkah jika dia memiliki tanggungan-tanggungan yang mesti ditunjang olehnya. Menurut Al-Junaid, cara yang tepat untuk mencari nafkah, disamping syarat-syarat terdahulu, adalah dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang akan mebawa orang itu lebih dekat kepada Tuhan, dan menyibukan diri dalam pekerjan-pekerjan itu dengan semangat yang sama dengan pekerjaan-pekerjaan sunnah yang diperintahkan kepada orang itu, bukannya dengan gagasan bahwa pekerjaan-pekerjaan itu merupakan alat mata pencaharian atau alat untuk mendapatkan keuntungan. 

Tapi tokoh-tokoh lain beranggapan bahwa mendapat penghasilan itu boleh saja, tapi bukan berarti bahwa hal itu perlu, asalkan kepercayaan orang itu kepada Tuhan tak berkurang sama sekali, atau keagamaannya terpengaruh; tapi, sebenarnya, akan lebih tepat kalau seseorang menyibukan diri dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban Tuhan, dan dalah tugas yang utama bagi orang itu untuk menjauh dari segala penghasilan demi menyempurnakan kepercayaan dan imannya kepada Tuhan. Sahl berkata :”Tidaklah pantas bagi orang-orang yang menaruh kepercayaan kepada Tuhan mencari penghasilan, kecuali dengan tujuan mengikuti Sunnah Nabi; dan bagi yang lain-lain, hal itu tidaklah pantas, kecuali untuk tujuan saling menolong.

Ini semua merupakan doktrin-doktrin sejati para Sufi, sepanjang yang telah kami buktikan dari yang telah dinyatakan dalam kitab-kitab mereka, yang nama-namanya telah kami sebutkan pada awal buku ini, atau telah kami dengan dari para ahli yang dapat dipercaya yang mengenai prinsip-prinsip mereka dan menguji doktrin-doktrin mereka, atau sepanjang kami memahami teka teki dan acuan-acuan terselubung dan terkandung dalam wacana aktual mereka. Memang, semua ini tak diungkapkan dalam cara yang sama seperti cara kami menuturkannya. Sebagian besar bukti yang telah kami sitir merupakan susunan kami sendiri, yang mengungkapkan apa yang telah kami kumpulkan dari kitab-kitab dan risalah-risalah mereka; tapi, apabila orang itu mempelajari wacana dan buku-buku mereka, dia akan tahu bahwa apa yang telah kami tuturkan ini benar adanya. Sungguh pun begitu, kalau bukan karena keseganan kami untuk membuat sebuah pembahasan yang panjang, maka pasti kami telah mengutip bab-bab dan syair-syair dari buku-buku mereka untuk setiap pokok masalah yang telah kami kemukakan, sebab semua ini tidak dituliskan secara cukup jelas dalam buku-buku itu.

Dan kini kami akan menyebutkan doktrin-doktrin Sufi yangkhusus, ungkapan-ungkapan tertentu yang mereka gunakan, ilmu-ilmu yang mereka pelajari, dan pokok-pokok isi umum wacara mereka, dengan keterangan tentang makna-makna mereka yang perlu. Dari Tuhan kami minnta batuan,s ebab tiada kekuasaan atau kekuatan kecuali dari Tuhan.

Tiada ulasan: