Menurut Kalam Hikmah ke 34
Al-Arifbillah
Syeikh Ahmad Ibnu Athaillah As kandary:
" KELUARLAH DARI SIFAT-SIFAT MANUSIAMU , DARI SETIAP
SIFAT YANG BERTENTANGAN DENGAN MAKNA KEHAMBAANMU , SUPAYA ENGKAU MUDAH MENJAWAB
PANGGILAN KEBENARAN DAN DEKAT DENGAN KEHADIRAN-NYA "
Pelajaran
yang boleh kita diambil dari hikmah ini :
Allah swt
menciptakan manusia dengan rupa yang sangat sempurna , memberikannya bekal
berupa akal , hati dan perasaan yang semua itu akan diterjemahkan menjadi sikap
dan perbuatan , semua sifat yang dikurniai Allah kepada manusia pada asalnya
adalah sifat yang bermenafaat bagi kehidupan manusia didunia , namun kesemuanya
mesti diarahkan kepada tujuan utama diciptakannya manusia , iaitu menghambakan
diri kepada Allah swt.
Jika hawa nafsu menguasai kehidupan seseorang , merasa diri paling benar , lalai , kehilangan rasa takut pada Allah swt dia telah jauh dari makna kehambaan kepada Allah, RasulAllah s.a.w bersabda :
Jika hawa nafsu menguasai kehidupan seseorang , merasa diri paling benar , lalai , kehilangan rasa takut pada Allah swt dia telah jauh dari makna kehambaan kepada Allah, RasulAllah s.a.w bersabda :
" Tidak
sempurna iman salah seorang diantara kalian sehingga hawa nafsunya tunduk
kepada ajaran yang aku bawa ". : [ al-arbain al- Nawawiyah ]
Tugas berat manusia dalam menjalankan amanahnya sebagai seorang hamba menuntutnya untuk menghilangkan sifat-sifat yang tidak bersesuaian dengan darjat dirinya sebagai hamba. Dan jika rasa ketundukkan berganti dengan kesombongan , keikhlasan berganti dengan kebanggaan , penyerahan diri berganti dengan kegelisahan , adakah nilai kehambaan yang maseh tersisa ?
Tugas berat manusia dalam menjalankan amanahnya sebagai seorang hamba menuntutnya untuk menghilangkan sifat-sifat yang tidak bersesuaian dengan darjat dirinya sebagai hamba. Dan jika rasa ketundukkan berganti dengan kesombongan , keikhlasan berganti dengan kebanggaan , penyerahan diri berganti dengan kegelisahan , adakah nilai kehambaan yang maseh tersisa ?
Tiada ulasan:
Catat Ulasan