Catatan Popular

Sabtu, 23 Disember 2017

KITAB RISALAH AL QUSYAIRI BAB I PRINSIP-PRINSIP TAUHID DALAM PANDANGAN KAUM SUFI (TENTANG ARASY)



oleh al-Faqih ila-Llah Abdul Karim bin Hawazin al-Qusyairi

BAHAGIAN 5 : ARASY

Syeikh Dzun Nuun ditanya mengenai firman Allah swt.
“Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang bersemayan di atas Arasy.” (Qs.Thaha : 5)
Jawabnya : “Yang Maha Pemurah tidak akan sirna, san Arasy itu dicipta (baru). Sedangkan Arasy terhadap yang Maha Pemurah (ar-Rahmaan) menjadi semayam (-Nya).”

Syeikh Ja’far bin Nashr ditanya soal ayat tersebut. “Ilmu-Nya bersemayam terhadap segala sesuatu. Dan sesuatu tidak ada yang lebih dekat kepada-Nya dari sesuatu yang lain.”

Imam Ja’far ash-Shadiq berkata : “Barangsiapa berpandangan bahwa Allah swt. ada di dalam sesuatu, atau di atas sesuatu, maka orang itu benar-benar musyrik. Sebab apabila ada di dalam sesuatu, Allah pasti terbatas. Jika dari sesuatu, Allah pasti baru. Dan jika di atas sesuatu, maka Allah mengandung sesuatu.”

Imam Ja’far ash-Shadiq menafsiri Kalamullah : “Kemudian Dia mendekat, lalu tambah mendekat lagi.” (Qs. An-Najm : 8), bahwa : Barangsiapa mengira bahwa dengan sendirinya ia bisa mendekat, maka ia menciptakan jarak di sana. Padahal mendekat yang dimaksud dalam ayat tersebut, selama ia mendekat kepada-Nya, ia merasa jauh dari segala ma’rifat. Karena tidak ada dekat dan tidak ada jauh.”

Syeikh Al-Kharraz berkata : “Hakikat mendengar adalah hilangnya sentuhan sesuatu dari kalbu dan penenangan rasa menuju kepada Allah swt.”

Syeikh Ibrahim al-Khawwas menegaskan : “Suatu ketika secara tidak sengaja aku mendapati seorang lai-laki yang direkadaya setan, sehingga aku harus mengumandang adzan ke telinganya. Tiba-tiba terdengar setan memanggilku dari lubang telinganya. “Biarkan ia, aku akan membunuhnya, karena ia berkata : Al-Qur’an adalah makhluk.”

Syeikh Ibnu Atha’ (Washil bin Atha’ al-Mu’tazily) berkata : “Sesungguhnya Allah swt. ketika menciptakan huruf-huruf. Dia membuat rahasia bagi-Nya. Ketika Allah mencipta Adam as. Diuraikan-Nya rahasia itu, dan rahasia itu tidak tersebar di kalangan Malaikat-Nya satu pun. Kemudian hruf-huruf itu meluncur dari lisan Adam as. Melalui struktur yang berlaku dan struktur bahasa. Kemudian Allah menjadikan bentuk pada huruf tersebut.”

Ibnu Atha’ menjelaskan bahwa huruf-huruf tersebut adalah makhluk. 

Menurut Sahl bin Abdullah, huruf sebenarnya merupakan ucapan perbuatan, bukan ucapan substansi (dzat). Sebab huruf tersebut merupakan perbuatan dalam obyek yang diperbuat.

Syeikh Al-Junayd menegaskan soal dua masalah urgen : “Tawakal adalah perbuatan kalbu, dan tauhid merupakan ucapan kalbu.”

Syeikh Al-Husain bin Mansur berkata : “Siapa yang mengenal hakikat dalam tauhid, maka gugurlah pertanyaan : Mengapa dan bagaimana.”

Syeikh Al-Wasithy menegaskan bahwa, tidak ada yang lebih mulia dari makhluk Allah ketimbang ruh.”

Tiada ulasan: