oleh al-Faqih ila-Llah Abdul
Karim bin Hawazin al-Qusyairi
BAHAGIAN
6 : ALLAH SWT YANG YANG HAQ
Para Syeikh dari tharikat ini mengatakan soal tauhid.
Sesungguhnya Al-Haq adalah Maujud, Qadim, Esa, Maha Kuasa, Maha Perkasa, Maha
Kasih, Maha Menghendaki, Maha Mendengar, Maha Agung, Maha Luhur,Maha Bicara,
Maha Melihat, Maha Besar, Maha Hidup, Maha Tinggi, Maha Abadi dan selagalanya
bergantung kepada-Nya.
Allah Maha Mengetahui dengan sifat Ilmu, Maha Kuasa
dengan sifat Qudrat, Maha Menghendaki dengan sifat Iradat, Maha Mendengar
dengan sifat Sama’, Maha Melihat dengan sifat Bashar, Maha Bicara dengan Kalam,
dan Maha Hidup dengan Hayat, serta Maha Abadi dengan Baqa’
Allah mempunyai Dua Hasta kekuasaan (Dua Yad) yang
merupkan sifat-sifat yang dengannya menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Maha
Suci Allah dari segala keharusan menentukan, dan hanya bagi-Nya wajah yang
bagus.
Sifat-sifat Dzat-Nya hanya khusus bagi Dzat-Nya,
tidak bisa dikatakan bahwa sifat tersebut adalah Dia, dan bukan pula
sifat-sifat tersebut sebagai bujukan bagi-Nya. Tetapi adalah sifat-Nya Yang
Azali dan Abadi.
Allah adalah Tunggal Dzat-Nya. Yang tidak disamai
oleh segala ciptaan, dan tidak diserupai oleh semua makhluk.
Allah bukan jasad, materi, benda dan bukan sifat
baru, tidak tergambar oleh khayal, tak terjangkau akal, tidak berpenjuru dan
bertempat. Tiada waktu dan zaman yang berlaku bagi-Nya. Dan tidak ada
penambahan dan pengurangan bagi sifat-sifat-Nya.
Allah tidak dikhususkan oleh bentuk, tidak dipotong
oleh pangkal dan batas, tidak ditempati yang baru, tidak didorong ketika berbuat.
Tiada warna dan tempat bagi-Nya, dan tidak ada pula pertolongan untuk
menolong-Nya.
Dari kekuasaan-Nya tidak muncul yang terkira, dan
dari hukum-Nya tidak diragukan oleh penyimpangan. Dari Ilmu-Nya tidak
tersembunyi oleh yang diketahui-Nya. Dan Dia tidak dicaci atas pekerjaan-Nya,
bagaimana dia mencipta dan apa yang dicipta. Tidak bisa dikatakan kepada-Nya :
Di mana Dia, dan bagaimana Dia? Dan wujud pun tidak akan berupaya membuka-Nya,
sehingga muncul kata-kata Kapan ada? Keabadian-Nya tidak ada pangkalnya,
sehingga didkatakan : “Melampaui kekinina dan zaman.” Tetapi Allah tidak bisa
dikatakan : “Mengapa Dia berbuat terhadap sesuatu ?” Kenapa, tidak ada sebab
langsung terhadap pekerjaan-Nya.”
Allah juga tidak bisa dipertanyakan : Apakah Dia?
Karen Allah bukanlah jenis yang ditandai oleh sejumlah tanda bentuknya. Dia
melihat bukan dengan cara berhadapan. Dan Dia melihat kepada selain Diri-Nya,
bukan dengan penyerupaan. Dia mencipta, tidak dengan langsung dan mencoba-coba.
Dia memiliki Asmaul Husnah dan Sifat-sifat Luhur. Dia
melakukan sesuai dengan kehendak-Nya,
dan memberi kehinaan kepada hamba-Nya lewat hukum-Nya. Dalam kerajaan-Nya tidak
ada yang berjalan kecuali atas kehendak-Nya, dan tidak terjadi dalam kerajaan-Nya
melainkan yang telah didahului Qadga’. Apa yang diketaui dari ciptaan-Nya, maka
hal itu dikehendaki-Nya. Dan apa yang diketahui sebagai sesuatu yang tidak
terjadi dari apa yang wenang. Dia berkehndak untuk tidak terjadi.
Allah adalah Pencipta rezeki hamba-hamba-Nya,
kebaikan dan keburukan rezeki itu. Allah pula yang menciptakan alam dari materi
dan submateri. Allah yang mengutus utusan untuk para ummat bukan sebagai
kewajiban bagi-Nya. Allah sebagai Dzat Yang disembah manusia melalui lisan Para
Nabi as, tidak seorang pun berpeluang untuk mencaci dan mentang-Nya. Dan Nabi
kita Muhammad saw. ditetapkan melalui mukjizat yang nyata dan ayat-ayat yang
cemerlang, yang tidak memberi keuzuran, dan memberi penjelasan meyakinkan serta
mengenalkan mana yang mungkar. Khulafaur Rasyidin yang menjaga kemilaunya Islam
setelah wafat Nabi saw. selanjutnya dijaga oleh generasi yang memagari
kebenaran dan penolongnya yang menjelaskan lewat hujjah agama melalui lisan
para Auliya-Nya. Umat Nabi saw. terjaga dari kesesatan ketika melakukan “IJMA”.
Dan rekayasa kebatilan sirna melaui dalil-dalil yang ditegakkan.
Semuanya
dilakukan oleh para pejuang agama, karerna firman Allah swt :
“Agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama,
meskipun orang-orang musyrik benci.” (Qs. As-Shaff : (9).
Tiada ulasan:
Catat Ulasan