Catatan Popular

Isnin, 31 Ogos 2020

KITAB MUKASYAFATUL QULUB BAB 36 KEUTAMAAN SHALAT (MENYINGKAP RAHSIA KALBU)

HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI

 

Shalat merupakan ibadah yang utama. Berulang kali kami membahas dan menyerukan dengan dasar Kitab Allah Yang Agung. Masalah keutamaannya ada sebagian tambahan penjelasan, sabda Nabi SAW:

 

"Tiada seorang hamba yang dianugerahi pemberian yang lebih baik daripada diberi izin untuk shalat 2 raka'at".

 

Kata Muhammad Ibnu Sirin RA:

"Andaikan aku disuruh memilih antara 2 raka'at shalat dengan surga, pasti aku memilih shalat, karena dalam shalat 2 raka'at terdapat ridho Allah SWT dan dalam surga terdapat Ridho-Ku".

Dikatakan:

 

Sesungguhnya Allah SWT ketika membuat 7 langit, Dia memenuhi dengan para malaikat yang beribadah shalat pada-Nya tanpa berhenti sesaatpun. Dia menjadikan penghuni 1 langit dengan 1 macam ibadah. Ada penghuni langit yang ibadahnya selalu sujud, ada yang merendahkan sayapnya karena takut kepada Allah SWT; malaikat penghuni illiyyin dan penghuni 'Arsy selalu berdiri mengelilingi Arsy sambil bertasbih memuji Allah dan memohonkan ampun buat orang-orang di bumi. Kemudian Allah mengumpulkan semua ibadah itu dalam ibadah shalat yang dikerjakan orang mukmin dan mereka jelas memperoleh bagian ibadah penduduk langit. Allah menambahkan keterangan dalam Al Quran bahwa mereka selalu mengucapkan dalam shalat. Allah pun menyerukan agar mensyukuri dan mendirikan shalat sesuai batas dan syarat-syaratnya.

  

Allah SWT berfirman:

 

"Yakni orang-orang beriman terhadap yang ghaib, mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rizkinya,,, (QS.2 Al Baqarah:3)".

 

Firman-Nya:

 

"Dan dirikanlah shalat,,, (QS.11:114)".

 

Firman-Nya:

 

"dan kalian dirikanlah shalat,,, (QS.73:20)".

Firman-Nya:

 

"Dan mereka yang mendirikan shalat,,, (QS.4:162)".

 

Dan tidak akan ingat kepada-Nya dalam shalat pada tempat-tempat yang diturunkan kecuali shalat yang didirikan selalu ingat pada-Nya.

 

"Setelah menerangkan orang-orang munafik Dia berfirman; 'Maka celakalah bagi orang-orang shalat; yakni mereka yang shalatnya selalu lalai (tidak khusuk). (QS.107 Al Ma'un:4-5)".

 

 

Mereka menamakan 'Orang-Orang Shalat' dan orang-orang mukmin, 'mereka yang mendirikan shalat'. Agar mereka mengerti bahwa 'Orang Shalat' itu banyak dan 'Orang yang mendirikan' amat sedikit. Mereka selain lalai tidak khusuk, mereka shalat hanya kebiasaan saja, mereka tidak mengingat pada hari dimana amal-amal manusia akan dihadapkan kepada Allah; diterima atau tidak.

  

Diriwayatkan:

 

Sabda Nabi SAW:

"Sesungguhnya diantara shalat kalian ada yang tidak ditulis shalatnya kecuali hanya sepertiganya, seperempatnya, seperlimanya atau seperenam saja, sampai beliau SAW menjelaskan sepersepuluhnya. Maksudnya; tidaklah ditulis shalat seseorang kecuali apa yang dia angan-angankan".

 

Diriwayatkan:

 

Bahwa Nabi SAW bersabda:

 

"Barangsiapa yang shalat 2 raka'at dengan hati penuh menghadap kepada Allah, maka dosa-dosanya lepas seperti ia baru dilahirkan oleh ibunya".

 

Agungnya shalat karena langsung berhubungan dengan Allah SWT. Manakala seseorang tidak mengerjakan shalat atau tidak khusuk, laksana ia berdiri didepan pintu raja untuk memohon ampunan dari kesalahannya. Orang itu menoleh ke kanan atau ke kiri (tidak menghormati atau mengagungkan sang raja), maka raja pun tidak akan mengabulkan permohonannya. Si Raja hanya menerima menurut ukuran perhatian orang-orang tersebut terhadap sang raja. Demikianlah pula shalat; kalau seseorang shalat tidak khusuk pasti tidak diterima. Ketahuilah, shalat ibarat sebuah pesta yang diselenggarakan oleh sang raja.

 

Dalam pesta disediakan makanan dan minuman yang ada kelezatan yang amat bermanfaat, kemudian raja mengundang para manusia. Demikian juga shalat, Tuhan mengundang para manusia untuk shalat dengan beberapa perbedaan dan dzikir yang bermacam-macam, dimana macam-macam itu untuk menghadirkan kelezatan yang tidak membosankan. Perbuatan itu ibaratnya makanan dan dzikirnya ibarat minuman.

  

Dikatakan:

 

Dalam shalat terdapat 12.000 tingkat dan 12.000 itu diringkas menjadi 12 hal. Maka barangsiapa yang memelihara shalat harus menjaga 12 hal tersebut agar shalatnya menjadi sempurna; yakni 6 hal ada sebelum shalat dan 6 hal lagi ketika shalat.

 

Ilmu

 

Ada sabda Nabi SAW:

 

"Amal sedikit didasari dengan ilmu lebih baik daripada amal banyak dalam kebodohan".

 

Wudhu

 

Ada sabda Nabi SAW:

 

"Shalat seseorang tidak sah kecuali dengan bersuci".

 

Pakaian

 

Karena ada firman Allah SWT:

 

"Ambillah pakaianmu di setiap masjid. (QS.Al A'raf:31)".

Maksudnya: pakailah pakaianmu ketika shalat.

 

Menjaga waktu

 

Karena ada firman Allah SWT:

 

"Sesungguhnya shalat bagi seorang mukmin sudah ditentukan waktunya. (QS.4 An Nisa:103)".

 

Menghadap kiblat

 

Karena ada firman Allah SWT:

 

"Maka hadapkanlah wajahmu ke Masjidil Haram, dan dimana saja kamu berada hadapkan wajahmu kearah sana. (QS.2 Al Baqarah:150)".

 

Niat

 

Ada sabda Nabi SAW:

 

"Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya, dan bagi tiap-tiap orang sesuai apa yang diniatkan".

 

Takbir

 

Karena ada sabda Nabi SAW:

 

"Memuliakan shalat dengan takbir dan menghalalkannya dengan salam".

 

Berdiri

 

Sebab ada firman Allah SWT:

 

"Dan berdirilah untuk Allah dengan khusuk,,, (QS.2 Al Baqarah:238)".

 

Membaca Al Fatihah

 

Ada firman Allah SWT:

 

"Maka bacalah apa yang mudah dari Al Quran. (QS.73 Al Muzammil:20)".

 

Ruku'

 

Ada firman Allah SWT:

 

"Dan ruku'-lah,,, (QS.Al Baqarah:43)".

 

Sujud

 

Ada firman Allah SWT:

 

"Dan sujudlah,,, (QS.41 As Sajadah:37) (QS.22:77)".

 

Duduk

 

Ada sabda Nabi SAW:

"Ketika seorang lelaki mengangkat kepalanya dari duduk dan tasyahud akhir, sungguh telah sempurna shalatnya".

 

Apabila ke 12 hal tersebut sudah dikerjakan, maka masih dibutuhkan kunci utama, ialah ikhlas, untuk menyempurnakan shalat. Ada firman Allah SWT:

"Maka sembahlah Allah dengan mengikhlaskan agamamu kepada-Nya. (QS.39 Az Zumar:2)".

 

 

Mengenai ilmu Ada 3 macam:

 

Harus mengetahui kefardhuan dan kesunnahan shalat,

Harus mengetahui apa yang dalam wudhu, misalnya masalah kesunnahan dan kefardhuannya, sebab masih ada hubungan dengan kesempurnaan shalat.

Mengerti tipu daya syetan, lalu punya hasrat untuk memerangi (memusuhi) dengan sungguh-sungguh.

 

Mengenai Wudhu Kesempurnaan ada 3 hal;

 

Harus mensucikan hati dari rasa dendam, dengki, serta menipu.

Membersihkan badan dari dosa.

Membasuh anggota badan dengan sempurna tanpa berlebihan menggunakan air.

 

Kesempurnaan

 

Ada 3 hal:

Sumber hidup dari barang halal.

Suci dari barang najis.

Harus sepadan dengan sunnah, tidak boleh sombong atau congkak.

 

Memelihara Waktu

 

Ada 3 cara:

 

Pedomanmu terhadap matahari, bulan, bintang dan selalu meneliti datangnya waktu.

Mengarahkan pendengaran ke adzan.

Hatimu berfikir dan mengamati waktu shalat.

Menghadap Kiblat

Ada beberapa macam kesempunaan:

Harus mengerti shalat apa yang dikerjakan.

Harus mengerti dan menghayati bahwa kamu menghadap kearah Allah. Dia melihatmu, akhirnya engkau takut.

Harus mengerti bahwa Dia mengetahui apa yang dalam hatimu, sehingga kamu punya hasrat untuk mengosongkan hati dari masalah duniawi.

 

Takbir

 

Ada beberapa macam kesempurnaan:

Takbir dengan cara yang benar,

Mengangkat 2 tangan sampai batas telinga,

Menghadirkan hati (ketika takbir) sehingga takbirmu bisa mengagungkan-Nya.

 

Berdiri

 

Ada 3 kesempunaan:

Arahkan pandangan ke tempat sujud.

Tegakkan hatimu menghadap Allah, dan

Jangan menoleh ke kanan atau ke kiri.

 

Bacaan

 

Ada 3 kesempurnaan:

Harus membaca Al Fatihah dengan benar, tartil, tanpa merusakkan bacaan.

Membaca sambil berfikir dan merenungkan setiap arti yang terkandung, dan

Menyelenggarakan apa yang kamu baca.

 

Sujud

 

Ada 3 kesempurnaan:

Meletakkan 2 telapak tangan tepat kearah 2 telingamu.

Tidak melebarkan kedua sikumu, dan

Tumakninah sekaligus bertasbih mengagungkan-Nya.

 

Duduk

 

Ada 3 kesempurnaan:

Duduk diatas kakimu sebelah kiri dan mendirikan kaki kanan,

Tasyahud dengan mengagungkan dan berdo'a untuk dirimu dan para orang mukmin, dan

Salam dengan sempurna.

Menyempurnakan salam harus dengan memperbaiki niat dalam hatimu, bahwa salam kamu ditujukan buat orang di sebelah kananmu; para malaikat, orang lelaki atau wanita. Juga demikian ketika menoleh ke kiri. Dan pandanganmu jangan sampai jauh melampaui pundakmu.

 

Kesempurnaan Ikhlas

 

Ada 3:

Lantaran shalatmu harus mengharap ridho Allah SWT, bukan mencari ridho (pujian) manusia.

Harus mempertimbangkan Taufiq Allah SWT, dan

Harus menjaga shalat (dari kekacauan gambaran hati) sehingga kamu bisa membawa bekal buat hari kiamat.

 

Karena ada firman Allah SWT:

"Barangsiapa yang membawa kebajikan. (QS.28 Al Qashash:84)".

 

Dia tidak berfirman:

"Man 'amila bil hasanatin. (Barangsiapa yang mengerjakan kebajikan)".

Tiada ulasan: