Catatan Popular

Isnin, 31 Ogos 2020

KITAB MUKASYAFATUL QULUB BAB 39 MENCELA SIFAT SOMBONG DAN UJUB (MENYINGKAP RAHSIA KALBU)

 HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI


Mengertilah, semoga Allah memberi petunjuk kepadamu dan hanya kepada-MU kami minta kebajikan dunia dan akherat. Sesungguhnya sifat sombong dan ujub mampu menghapus segala bentuk keutamaan dan bisa merendahkan diri. Bagimu sudah cukup merendahkan diri yang bisa menghalangi nasehat guna menerima pelajaran. Dengan demikian mereka mengatakan:

"Suatu ilmu tidak berfungsi bila terletak antara malu dan sombong. Ilmu bisa rusak untuk orang yang merasa sombong (dengan kepandaiannya), laksana banjir menghancurkan tempat yang tinggi.

Nabi SAW bersabda:

"Tidak akan masuk surga orang yang hatinya terdapat kesombongan".

Nabi SAW bersabda:

"Barangsiapa yang menyeret pakaian dengan perasaan congkak, Allah tidak akan memandangnya".

Para Hukama berkata:

"Kekuasaan disertai kesombongan tidak akan langgeng".

Allah menerangkan bahwa sifat sombong akan hancur. Firman-Nya:

"Demikianlah perkampungan akherat, kami peruntukkan buat orang-orang yang tidak menyombongkan diri di muka bumi dan tidak berbuat kerusakan,,,, (QS.28 Al Qashash:83)".

Allah SWT berfirman:

"Nanti Aku palingkan orang-orang yang menyombongkan diri di muka bumi tanpa kebenaran dari Ayat-Ayat-KU,,, (QS.7 Al A'raf:145)".

 

Kata sebagian Hukama:

"Aku tidak pernah melihat orang yang sombong kecuali apa yang disombongkan akan berpindah kepadaku".

Maksudnya: Aku akan bersikap sombong padanya.

Kata Jahid:

"Orang-orang Quraisy yang terkenal sombongnya ialah Bani Mahzum, Bani Umayyah dan dari kalangan Arab ialah Bani Ja'far bin Kilab dan Bani Zurarah bin Addy. Sedangkan raja-raja Iksir memandang manusia sebagai hamba dan memandang dirinya sebagai tuan-tuan".

Bani Abduddar berkata kepada seorang lelaki:

"Sebaiknya kamu datang kepada khalifah".

Dia menjawab:

"Aku khawatir kalau jembatan yang kulewati tidak mampu menahan keagunganku".

Ada yang berkata kepada Hajjah bin Arthah:

"Mengapa kamu tidak mau berjama'ah".

Jawabnya:

"Aku khawatir kalau tukang-tukang penjual sayur ikut berdesakan denganku".

Dikatakan:

Wail bin Hajar mengunjungi Nabi SAW, lalu beliau SAW menyerahkan sebidang tanah dan bersabda kepada Mu'awiyah:

"Perlihatkan tanah ini padanya dan tulis tanah ini buat dia".

Maka pada suatu hari yang panas Mu'awiyah keluar bersama mereka. Mu'awiyah langsung berkata kepada Wail:

"Berboncenglah aku diatas untamu dan di belakangmu".

Dia menjawab:

"Aku bukan orang yang biasa membonceng raja".

Mu'awiyah menjawab;

"Kalau begitu berikan sandalmu buatku".

Kata Wail:

"Aku bukan kikir terhadapmu, hai Sofyan, namun aku benci kalau berita ini sampai pada para pemimpin Yaman bahwa engkau telah memakai sandalku. Kalau kau ingin berjalan dibawah naungan untaku, bagimu sudah merupakan kemuliaan".

Dikisahkan:

Wail adalah orang yang masih hidup dalam masa kekuasaan Mu'awiyah. Dia pernah memasuki kekuasaan Mu'awiyah, Mu'awiyah menyuruh duduk di singgasana bersamanya sambil berbicara".

 

Masrur bin Hindian berkata pada seorang lelaki:

Apakah kamu mengenalku".

Dia berkata:

"Tidak".

Masrur berkata lagi:

"Aku adalah Masrur bin Hindian".

Lelaki itu berkata lagi:

"Aku tidak mengenal kamu".

Dia berkata:

Celaka lagi, Aku tidak mengenal kamu".

Dia berkata:

"Celaka bagi orang yang tidak mengenal si fulan".

 

Senada dengan tulisan syair:

"Beritakan kepada orang yang menyimpan kesombongan tentu kamu tidak pernah sombong. Kesombongan bisa merusak agama, merusak akal dan menghancurkan harga diri, maka sadarilah".

 

Dikatakan:

"Tidak ada kesombongan kecuali perbuatan orang hina dan tidak ada kerendahan kecuali orang berbudi luhur".

Nabi SAW bersabda;

"3 Perkara membuat orang hancur:

 

Kikir, Mengikuti hawa nafsu, dan Orang yang membanggakan diri.

Dari Abdullah bin Amr RA bahwa Nabi SAW bersabda:

Sesungguhnya ketika Nabi Nuh AS menjelang wafat, ia memanggil 2 putranya dan berkata:

"Sungguh aku memerintah kalian 3 perkara:

 

Melarang sombong, dan

Aku memerintah kalian untuk mengucapkan 'Laailaaha illal-lloh,,,' karena sesungguhnya langit dan bumi beserta isinya diletakkan di daun timbangan, maka kalimat 'Laa ilaahha ilal-llooh' lebih berat. Dan andaikan langit dan bumi dalam satu lingkaran dan lafadz 'Laailaha illal-llooh diletakkan diatasnya tentu kalimah tersebut akan memotongnya, dan

Aku memerintah kalian mengucapkan 'Subhaanal-llooh wa bihamdihi', karena dia merupakan Rahmat atas segala sesuatu dan segala sesuatu yang dibacakannya akan diberi rizki".

Nabi Isa AS berkata:

"Beruntung sekali orang yang mengerti kitab Allah, dia tidak akan mati dalam keadaan terlantar".

Abdullah bin Salam RA pernah melewati sebuah pasar, padahal diatas membawa seikat kayu bakar. Ada yang bertanya:

"Apa yang membuat berbuat seperti ini! Padahal Allah sudah memberikan kekayaan lantaran pekerjaan ini".

Jawabnya:

"Aku ingin menghalau sifat sombong dalam hatiku".

 

Dalam Tafsir Imam Qurthubi menjelaskan ayat ini:

"Dan janganlah para wanita memukulkan kakinya,,, (QS.24:31)".

Andaikan dia melakukan dengan niat menampakkan perhiasannya terhadap lelaki, hukumnya haram. Demikian pula lelaki yang memakai sandalnya dengan perasaan bangga diri, haram hukumnya, sebab membanggakan diri (ujub) adalah dosa besar.

Tiada ulasan: