Suatu ketika
ketika Abu Yazid Al Bustami sedang duduk, di benaknya terlintas pemikiran bahwa
dirinya adalah seorang besar, seorang wali pada zamannya. Tak lama kemudian dia
sadar bahwa dirinya telah melakukan dosa besar. Dia segera bangkit dan pergi ke
Khurosan. Sesampainya di sana dia menginap di sebuah tempat. Dia bersumpah
bahwa dia tidak akan meninggalkan Khurosan sebelum Allah mengirimkan seseorang
untuk mengingatkan dirinya yang alpa.
Tiga hari tiga
malam Abu Yazid Al Bustami tinggal di tempat itu. Pada hari keempat dia melihat
seorang dia melihat seseorang bermata satu menunggangi unta dan mendekatinya.
Setelah orang tersebut mendekat, Abu Yazid Al Bustami melihat tanda-tanda
ketaqwaannya. Abu Yazid melambaikan tangan kepada unta tersebut agar berhenti.
Setelah unta
tersebut berhenti, orang tersebut berkata kepada Abu Yazid, “Kamu membawaku ke
sini untuk membuka pintu yang terkunci dan menenggelamkan warga Bustam bersama
Abu Yazid, benarkah begitu?
Abu Yazid
terperanjat mendengar kata-kata lelaki itu. Ia lalu bertanya, “Dari mana asalmu?”
“Tak perlu kau
tahu darimana aku. Kukatakan kepadamu bahwa sejak engkau mengucapkan sumpah di
tanah Khurosan ini, aku telah menghadiri tiga ribu perkumpulan. Hati-hatilah
wahai Abu Yazid. Jagalah hatimu. Tak ada yang berhak sombong di muka bumi ini
kecuali Sang Pencipta jagad raya ini, Allah.”
Setelah berkata
begitu, orang bermata satu itu membangunkan untanya untuk kemudian segera
pergi.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan