Imam Ahmad Syihabuddin
Bin Salamah Al-Qulyuby.
Dikisahkan dulu ada seorang laki-laki
yang tinggal di Samarkand. Pada suatu hari ia sakit dan bernazar: apabila ia
diberi kesembuhan Allah maka ia akan menyodaqohkan semua amalnya untuk
ibunya di hari jum’at, lalu ia diberi
umur panjang dan melakukan.
Pada suatu hari ia berkeliling di
sepanjang waktu siang ia belum mendapatkan sesuatu yang di sadaqahkan, lalu ia
minta fatwa pada sebagian ulama. Lalu ulama berkata kepadanmya : keluarlah dan
carilah kulit semangka lalu cucilah dengan air, lalu kau keluarlah lewat jalan
orang abangan, lalu lemparkanlah kulit semangka itu ke himar mereka, dan
jadikanlah pahalanya untuk kedua orang tuamu. Maka nazarmu akan selesai.
Kemudian laki-laki tadi menjalankan apa
yang disarankan ulama itu. Pada hari sabtu malam ia melihat kedua orang tuanya,
memegangnya dan berkata padanya : Hai anakku kau amal bersama kami setiap hari
dalam kebaikan, sehingga engkau memberikan makanan pada kami sebuah semangka,
semoga Allah meridhoimu.
Dalam mimpinya dia melihat khurosan (
bapaknya) lalu ia berkata kepadanya : hai pemimpin. Bapanya menjawab : kau
jangan panggil aku pemimpin, karena kepemimpinan telah hilang. Tapi ucapkanlah
: Hai tawanan. Hai anakku bila engkau makan daging, lalau kau berikan pada kami
makanan dengan cara melemparkan daging itu diantara kucing dan daging dan kau
jadikan padanya untuk kami maka kami senang.
Karena itulah dikatakan ruh-ruh pada
malam jum’aat berkumpul di tempat tinggal mereka mengharap doa orang yang masih
hidup dan sedekahnya.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan