TEMPAT-TEMPAT PERSINGGAHAN
IYYAKA NABUDU WA IYYAKA NASTAIN
IMAM
IBN QAYYIM AL JAUZIYAH
Kaitannya dengan tempat persinggahan
muraqabah ini, Allah telah
befirman,
"Dan, Allah Maha
Mengawasi segala sesuatu." (Al-Ahzab: 52).
"Dia mengetahui
(pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati."
(Al-Mukmin: 19).
Masih banyak ayat-ayat lainnya yang
menjelaskan bahwa Allahmengetahui segala sesuatu, melihat, mendengar, mengawasi
yang lahirmaupun yang batin dan bahwa Allah senantiasa beserta manusia, di
manapun mereka berada. Di dalam hadits Jibril disebutkan bahwa dia
bertanyakepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tentang ihsan. Makabeliau
menjawab, "Jika engkau menyembah Allah seakan-akan melihat-Nya. Jika
engkau tidak bisa melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu."
Muraqabah artinya pengetahuan hamba
secara terus-menerus dankeyakinannya bahwa Allah mengetahui zhahir dan
batinnya. Muraqabahini merupakan hasil pengetahuannya bahwa Allah mengawasinya,
melihatnya,mendengar perkataannya, mengetahui amalnya di setiap waktudan di
mana pun, mengetahui setiap hembusan napas dan tak sedetik punlolos dari
perhatian-Nya.
Muraqabah merupakan ubudiyah dengan
asma'-Nya Ar-Raqib, Al-Hafizh, Al-Alim, As-Sami' dan Al-Bashir (Maha Mengawasi,
Menjaga
Mengetahui, Mendengar dan Melihat). Siapa
yang memahami asma' inidan beribadah menurut ketentuannya, berarti dia telah
sampai ke tingkatmuraqabah.
Pengarang Manazilus-Sa'irin, mengatakan,
"Muraqabah artinya terus-menerus menghadirkan hati bersama Allah. Ada tiga
derajat muraqabah:
1. Muraqabah Allah terhadap perjalanan
kepada-Nya secara terus-menerus,memenuhi hati dengan keagungan Allah, mendekat
kepadaAllah sambil membawa beban dan pembangkit kesenangan. Jika hatisudah
diisi keagungan Allah, maka ia akan mengesampingkanpengagungan terhadap selain-Nya
dan tidak mau berpaling kepada-nya.
Pengagungan ini tidak akan terlupakan
jika hati bersama Allah, disamping juga mendatangkan cinta. Setiap cinta yang
tidak disertaipengagungan terhadap kekasih, menjadi sebab yang
menjauhkannyadari kekasih. Dalam derajat ini mengandung lima perkara:
Perjalanankepada Allah, kelanjutan perjalanan ini, hati yang bersama Allah,
pengagungan-Nya dan berpaling dari selain-Nya.
Jika sudah ada kedekatan hati dengan
Allah, maka akan Menghasilkankesenangan dan kenikmatan, yang tidak bisa
diserupakan dengankesenangan di dunia dan tidak dapat dibandingkan, karena ini
merupakansalah satu keadaan dari para penghuni surga. Di antara orangyang
memiliki ma'rifat berkata, "Pada saat tertentu dapat kukatakan,'Sekiranya
para penghuni surga seperti keadaan saat ini, tentu merekadalam kehidupan yang
sangat menyenangkan." Tidak dapat diragukanbahwa kesenangan dan kenikmatan
inilah yang membangkitkannyauntuk terus mengadakan perjalan kepada Allah,
berusaha dan mencarikeridhaan-Nya. Siapa yang tidak merasakan kesenangan
dankenikmatan ini, atau sebagian di antaranya, maka hendaklah diamencurigai
iman dan amalnya. Karena iman itu mempunyaikemanisan. Siapa yang tidak dapat
merasakan manisnya manis,hendaklah kembali untuk mencarinya, dengan mencari
cahaya yangbisa mendatangkan manisnya iman. Nabi Shallallahu Alaihi wa
Sallamtelah menyebutkan rasa iman dan cara mendapatkan manisnya iman.Rasa ini
dikaitkan dengan iman. Sabda beliau,
"Yang dapat menikmati
rasa iman adalah yang ridha kepada Allahsebagai Rabb, kepada Islam sebagai
agama dan kepada Muhammadsebagai rasul."
Beliau juga bersabda,
"Tiga
perkara, siapa yang tiga perkara ini ada pada dirinya, makadia akan merasakan
manisnya iman, yaitu: Siapa yang Allah danRasul-Nya lebih dia cintai dari selain
keduanya, siapa angmencintai seseorang, yangdia mencintainya hanya karena
Allah,dan siapa yang tidak suka kembali kepada kekufuran setelah
Allahmenyelamatkannya dari kekufuran itu, sebagaimana dia tidak sukadilemparkan
ke neraka."
Saya pernah mendengar Syaikhul-Islam Ibnu
Taimiyah berkata, "Jikaengkau tidak mendapatkan kemanisan dan kesenangan
dari suatu amaldalam hatimu, maka curigailah ia. Karena Allah adalah
MahaPenerima syukur. Artinya, Allah pasti akan memberi pahala kepadaseseorang
di dunia karena amalnya, berupa kemanisan yang dirasakandi dalam hati,
kesenangan dan kegembiraan. Jika dia tidakmerasakannya, berarti amal itu
disusupi syetan."
2. Muraqabah Allah terhadap penolakan
penentangan, yaitu denganberpaling dari bantahan.Ini merupakan muraqabah Allah
terhadap dirimu untuk sifat yangkhusus, yaitu yang mengharuskan adanya
pemeliharaan zhahir danbatin. Memelihara zhahir ialah menjaga semua gerakan
zhahir, danmemelihara batin artinya menjaga lintasan sanubari, kehendak
dangerakan-gerakan batin, yang dari gerakan batin inilah muncul
penentanganterhadap perintah Allah. Batin harus dibersihkan dari segalasyahwat
dan kehendak yang bertentangan dengan perintah-Nya, dibersihkandari segala
kehendak yang bertentangan dengan kehendak-Nya,dibersihkan dari segala syahwat
yang bertentangan dengan pengabaran-Nya, dibersihkan dari segala cinta yang
mencampuri cinta kepada-Nya. Inilah hakikat hati yang sehat dan inilah hakikat
pembebasan diri
orang-orang yang memiliki ma'rifat dan
orang-orang yang taqar-rubkepada Allah.Adapun sebab penentangan yang harus
dihindari hamba adalah bantahanatau sanggahan. Sebagaimana yang banyak terjadi
di kalanganmanusia, bantahan ini ada tiga macam:
- Membantah asma' dan sifat-sifat Allah
dengan berbagai dalih yangdisebut ketetapan akal oleh para pelakunya, yang pada
hakikatnyaadalah hayalan-hayalan batil. Mereka membantah sifat-sifat Allahyang
ditetapkan terhadap Diri-Nya dan juga merubah kalimat Allahdari tempatnya.
- Membantah syariat dan perintah-Nya
dengan mengandalkan pikirandan analogi-analogi yang mereka buat, sehingga
mereka menghalalkanyang haram dan mengharamkan yang halal. Mereka jugamembantah
hakikat-hakikat iman dengan perasaan dan hayalanhayalanmereka. Mereka juga
membantah syariat Allah denganmenerapkan hukum-hukum ciptaan manusia sebagai
ganti hukumAllah dan Rasul-Nya. Mereka juga membantah perbuatan, qadha'dan
qadar Allah. Tentu saja semua ini merupakan bantahan orangorangyang bodoh.
3. Muraqabah azal untuk menerima panji
tauhid dan muraqabbah isya-ratazal yang muncul di setiap saat dan berlaku untuk
selama-lama-nya.Artinya, mempersaksikan makna azal, yaitu sifat terdahulu yang
menjadisifat Allah dan yang tidak ada sesuatu pun sebelum-Nya atau
yangmendahului-Nya. Jika seorang hamba memahami makna azal danmengetahui hakikatnya,
maka pada saat itu tampak panji tauhid, laludia siap menerimanya, sebagaimana
prajurit yang siap menerima panjipasukan perang.
Sedangkan makna muraqabah isyarat azal
yang muncul di setiap saatdan berlaku untuk selama-lamanya, bahwa Allah yang
azali juga memilikisifat yang abadi, mempunyai bentangan hidup antara keduanya.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan