Catatan Popular

Selasa, 13 Februari 2018

TENGANG ZUHUD, JUJUR DAN ADIL


Imam Ahmad Syihabuddin Bin Salamah Al-Qulyuby.

Menurut cerita bahwasanya Raja KIsro adalah raja paling adil. Diceritakan ada seorang laki-laki yang membeli rumah dari lelaki lain. Kemudian ia menemukan didalamnya harta yang terpendam. Lalu ia mendatangi penjual tadi dan mengatakan tentang harta tersebut. Kemudian penjual itu berkata pada lelaki tadi : “ Seseungguhnya aku menjual kepadamu rumah yang tak kuketahui didalamnya terdapat harta terpendam, maka harta tersebut bagimu”. Lalu pembeli berkata : “Kamu harus mengambil harta tersebut karena harta tersebut tidak termasuk perkara yang kubeli”. 

Perdebatan diantara keduanya menjadi panjang, kemudian mereka meminta keputusan kepada raja Kisro.
Sesampainya dihadapan  raja Kisro mereka meceritakan perihal harta terpendam tersebut. Raja kisro terdiam sejenak lalu berkata kepada keduanya : “Apakah kalian mempunyai anak ?”. Penjual menjawab : “Aku mempunyai seorang anak laki-laki yang sudah baligh”.  

Pembeli mengatakan : “Aku juga mempunyai seorang anak perempuan baligh”. kemudian raja Kisro berkata :  “Kuperintahkan kalian untuk menikahkan keduanya serta menafaqohkan harta tersebut demi kebaikan keduanya”. Kemudian  mereka melakukannya sesuai dengan perintah raja.
Dikatakan bahwasanya dia si raja mengangkat amil pada sebagian negara, lalu amil memerintahkan pada sebagian negara tersebut untuk menambah ufeti yang biasa pada setiap tahun.
Ketika perkara tersebut sampai pada raja Kisro, raja Kisro memerintahkan untuk mengembalikan tambahan  tersebut pada pemiliknya serta memerintahkan untuk menyalib amil tersebut dan berkata : “Setiap raja yang mengambil sesuatu dari rakyatnya secara dholim maka tidak akan beruntung selamanya, akan hilang barokah darinya, dan bencana baginya”.

Kemudian ia berkata : “Raja dengan raja, raja dengan tentara, tentara dengan harta, harta dengan keramaian kota, keramaian kota dengan adil didalam mengatur”.  والسلام  . Sebagian hukama’ berkata ketika ditanyai : “Lebih utama mana bagi seorang raja berani atau adil ?”. Kemudian ia berkata : “Ketika seorang raja itu adil maka ia tidak membutuhkan keberanian”.  (Allah Dzat yang dimintai pertolongan ).


Tiada ulasan: