Catatan Popular

Isnin, 26 Februari 2018

KITAB MADARIJUS SALIKIN SIRI 32 : ISYFAQ (TAKUT YANG LEMBUT)


IMAM IBN QAYYIM AL JAUZIYAH

Di antara tempat persinggahan iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'inadalah isyfaq. Allah berfirman,

"(Yaitu) orang-orang yang takut akan adzab) Rabb mereka, sedang merekatidak melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan (tibanya) harikiamat." (Al-Anbiya': 49).

"Dan, sebagian mereka menghadap kepada sebagian yang lain salingtanya-menanya. Mereka berkata, Sesungguhnya kami dahulu, sewaktuberada di tengah-tengah keluarga kami, merasa takut (akan adzab).Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kamidari adzab neraka'." (Ath-Thur: 25-27).

Isyfaq artinya rasa takut yang amat lembut terhadap orang yangditakutinya. Perbandingannya dengan rasa takut seperti rasa belas kasihandengan kasih sayang. Jadi ini merupakan kasih sayang yang amatlembut.

Karenanya pengarang Manazilus-Sa'irin berkata, "Isyfaq adalahkewaspadaan secara terus-menerus yang disertai rasa sayang. Ada tigaderajat isyfaq:

1. Isyfaq terhadap jiwa kalau-kalau beralih ke pengingkaran, atau mengikutijalan nafsu dan kedurhakaan serta pengingkaran ubudiyah. Sedangkanisyfaq terhadap amal ialah kalau-kalau amal itu sia-sia. Artinyatakut kalau-kalau amalnya itu seperti yang difirmankan Allah,

"Dan, Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami
jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan." (Al-Furqan: 23).

Amal yang diibaratkan debu yang beterbangan itu ialah amal-amalyang dimaksudkan untuk selain Allah, tidak menurut perintah-Nyadan Sunnah Rasul-Nya. Rasa takut ini juga berlaku untuk amal-amalyang akan datang, kalau-kalau dia meninggalkannya atau karena kedurhakaan yang dilakukannya, sehingga amal-amal itu menjadi hilang,
hingga keadaannya seperti yang difirmankan Allah,

"Apakah ada salah seorang di antara kalian yang ingin mempunyai kebunkurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai;dalam kebun itu dia mempunyai segala macam buah-buahan," (Al-Baqarah: 266).

Umar bin Al-Khaththab bertanya kepada para shahabat, "Kepada siapakah ayat ini diturunkan?"
Mereka menjawab, "Allahlah yang lebih mengetahuinya."
Mendengar jawaban mereka ini, Umar marah, lalu dia berkata, "Katakansaja, kami tahu atau kami tidak tahu."
Ibnu Abbas berkata, "Wahai Amirul-Mukminin, aku mempunyai selintas pengertian tentang ayat ini."
Umar menyahut, "Wahai anak saudaraku, katakanlah, dan janganlah engkau terlalu merendah diri."
Ibnu Abbas berkata, "Ayat ini merupakan perumpamaan tentang suatuamal."
"Amal macam apa?" tanya Umar.
Ibnu Abbas menjawab, "Tentang seseorang yang kaya raya dan juga rajin melakukan ketaatan kepada Allah, lalu Allah mengutus syetan kepadanya, dan dia pun melakukan kedurhakaan, sehingga menenggelamkan semua amalnya."

2. Isyfaq terhadap waktu kalau-kalau ia ternodai perpisahan. Dengan katalain, seseorang mewaspadai waktunya agar tidak tercampuri sesuatu yang bisa memisahkan kebersamaannya dengan Allah. Sedangkan isyfaq terhadap hati, kalau-kalau ia terisi penghalang, entah berupa syubhat,
syahwat atau sebab apa pun yang menghambat perjalanan.

3. Isyfaq yang menjaga usaha seorang hamba dari ujub, menahannya agar tidak memusuhi akhlak dan membawanya agar menjaga kesungguhannya.

Yang pertama berkaitan dengan amal, yang kedua berkaitan
dengan akhlak dan yang ketiga berkaitan dengan kehendak. Pada masing-masing bagian ini ada sesuatu yang bisa merusaknya. Ujub merusak amal. Merasa takut terhadap usahanya yang bisa dirusak ujub ini dapat menjaga usaha tersebut. Memusuhi akhlak merupakan perusak akhlak. Merasa takut terhadap akhlak yang bisa dirusaknya ini dapat
menjaga akhlak tersebut. Keinginan bisa dirusak oleh tidak adanya kesungguhan, yaitu canda dan senda gurau. Merasa takut terhadap keinginan yang bisa dirusak senda gurau ini dapat menjaga keinginan tersebut.


Tiada ulasan: