IMAM IBN
QAYYIM AL JAUZIYAH
Khauf (takut) merupakan tempat persinggahan yang amat pentingdan
paling bermanfaat bagi hati. Ini merupakan keharusan bagi setiap orang.
Firman Allah,
"Karena
itu janganlah kalian takut kepada mereka, tetapi takutlahkepada-Ku, jika kalian
benar-benar orang yang beriman." (AliImran:
175).
Allah memuji orang-orang yang takut di dalam Kitab-Nya
dan menyanjungmereka,
"Sesungguhnya
orang-orang yang berhati-hati karena takut akan
(adzab) Rabb
mereka, dan orang-orang yang beriman terhadap
ayat-ayat
Rabb mereka, dan orang-orang yang tidak
mempersekutukan
de-ngan Rabb mereka (sesuatu apa pun), dan
orang-orang
yang memberi-kan apa yang telah mereka berikan,
dengan hati
yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnyamereka akan kembali kepada
Rabb mereka, mereka itu bersegerauntuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan
merekalah orang-orangyang segera memperolehnya." (Al-Mukminun: 57-61).
Ahmad dan At-Tirmidzy meriwayatkan dari Aisyah RadhiyallahuAnha,
dia pernah berkata, "Aku pernah bertanya, "Wahai Rasulullah,
tentangfirman Allah, 'Dan orang-orang yang memberikan apa yang telahmereka
berikan, dengan hati yang takut', apakah dia itu orang yangberzina, minum
khamr dan mencuri?"
Beliau menjawab, "Bukan wahai putri Ash-Shiddiq,
tetapi dia orangyang puasa, shalat dan mengeluarkan shadaqah, sedang dia takut
amalnyatidak diterima."
Al-Hasan berkata, "Demi Allah, mereka itu adalah
orang-orangyang melakukan berbagai macam ketaatan dan berusaha untuk itu,
sedangmereka takut amalnya tertolak. Sesungguhnya orang Mukmin itu menghimpun
kebajikan dan ketakutan, sedangkan orang munafik
menghimpunkejahatan dan rasa aman."
Kata khauf tidak jauh maknanya dengan kata wajal,
khasyyah, rahbah,haibah, sekalipun mungkin ada sedikit perbedaan pada
perincianatau penyertaannya. Ada yang berpendapat, khauf merupakan
kegundahanhati dan gerakannya karena ingat sesuatu yang ditakuti. Ada pula
yangberpendapat, khauf adalah upaya hati untuk menghindar dari datangnya
sesuatu yang tidak disukainya, saat ia merasakannya.
Sedangkankhasyyah lebih khusus daripada khauf. Khasyyah adalah
milik orangorangyang memiliki pengetahuan tentang Allah. Firman-Nya,
"Sesungguhnya
yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-
Nya, hanyalah
orang-orang yang berilmu." (Fathir: 28).
Khasyyah merupakan khauf yang disertai ma'rifat. Maka dari ituNabi Shallallahu
Alaihi wa Sallam bersabda,
"Sesungguhnya
aku adalah orang yang paling bertakwa kepada
Allah di
antara kalian, dan aku adalah orang yang paling takut
kepada-Nya di
antara kalian."
Sedangkan rahbah mencari peluang untuk lari
dari sesuatu yangtidak disukai. Kebalikannya raghbah, yaitu gerakan hati
untuk mencarisesuatu yang diinginkan. Wajal artinya hati yang menggigil
dan bergetarkarena mengingat orang yang ditakuti kekuasaan dan hukumannya
atausaat melihatnya. Haibah artinya ketakutan yang disertai pengagungan
dan
penghormatan, yang biasanya juga disertai rasa cinta,
karena penghormatanmerupakan pengagungan yang disertai rasa cinta.Khauf
merupakan sifat orang-orang Mukmin secara umum, khasyyahmerupakan sifat
orang-orang yang berilmu dan memiliki ma'rifat,haibah merupakan sifat
orang-orang yang mencintai, sedangkan ijlalmerupakan sifat orang-orang
mendekatkan diri. Seberapa banyak ilmudan ma'rifat yang dimiliki, maka sebanyak
itu pula khauf dan khasyyahnya,
sebagaimana yang disabdakan Nabi Shallallahu Alaihi
wa Sallam,
"Sesungguhnya
aku adalah orang yang paling mengetahui Allah di antarakalian, dan aku adalah
orang yang paling takut kepada-Nya di antarakalian."
Beliau juga bersabda,
"Sekiranya
kalian mengetahui apa yang kuketahui, tentu kalian sedikittertawa, banyak
menangis, tidak bercumbu dengan istri di atas tempattidur dan kalian akan
keluar ke atas bukit untuk memohon pertolongankepada Allah."
Orang yang mempunyai sifat khauf lebih suka
melarikan diri ataumenahan diri, sedangkan orang yang memiliki sifat khasyyah
lebih sukaberlindung kepada ilmu. Perumpamaan di antara keduanya seperti
orangyang sama sekali tidak mengerti ilmu kedokteran dan seorang dokter
yangandal. Orang yang pertama mengandalkan pertahanan dan upaya melarikandiri,
sedangkan orang yang kedua mengandalkan ilmu dan pengetahuannyatentang penyakit
dan obat.
Abu Hafsh berkata, "Khauf merupakan cemeti
Allah untuk menggiringorang-orang yang meninggalkan pintu-Nya. Khauf juga
merupakanpelita di dalam hati, yang dengannya dia bisa melihat kebaikan dan
keburukan.
Setiap orang yang engkau takuti, tentu engkau hindari,
kecuali
Allah Azza wa jalla. Orang yang takut, lari
dari Rabb-nya namun juga menujuRabb-nya."
Khauf bukan merupakan ssaran inti, tetapi merupakan sasaran bagiselainnya, karena
ia hanya merupakan sasaran perantara. Maka khauf akanhilang jika apa
yang ditakuti juga tidak ada. Karena itu para penghuni
surga tidak lagi takut dan bersedih hati. Khauf berhubungan
dengan perbuatan,dan cinta berhubungan dengan dzat serta sifat. Karena itu
cintaorang-orang Mukmin kepada Rabb semakfn berlipat ganda jika
merekasudah masuk surga dan mereka tidak lagi merasa takut. Sehingga kedudukan
cinta lebih tinggi daripada kedudukan khauf. Khauf
yang terpuji dan benarialah yang menjadi penghalang antara pelakunya dan
hal-halyangdiharamkan Allah. Jika hal ini dilanggar, maka rasa putus asa
membuatnyamerasa takut. Abu Utsman berkata, "Khauf yang benar ialah
menghindari
dosa secara lahir dan batin."
Saya pernah mendengar Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyah
berkata,"Khauf yang terpuji ialah yang menghalangi dirimu dari
hal-hal yang diharamkanAllah."
Pengarang Manazilus-Sa'irin menjelaskan,
bahwa khaufaitinya tidakmerasa tenang dan aman karena mendengar suatu
pengabaran. Dengankata lain tidak merasa aman karena mengetahui apa yang
dikabarkanAllah, baik yang berupa janji maupun ancaman. Menurutnya, ada
tigaderajat khauf.
1. Khauf terhadap hukuman, yaitu khauf yang
ditunjang iman hinggamenjadi benar. Ini khauf-nya orang-orang awam. Khauf
ini munculkarena mempercayai ancaman, ingat kesalahan diri sendiri
danmemperkirakan akibat.
Khauf didahului dengan perasaan dan ilmu. Mustahil seseorang takutjika dia tidak
merasakannya. Ada dua kaitan dengan hal ini: Dengansesuatu yang tidak
disukainya, yang dikhawatirkan akan terjadi, dandengan sebab yang mengarah ke
sesuatu yang ditakuti itu. Sejauh mana seseorang merasakan suatu sebab dapat
menjurus ke sesuatu yang
ditakuti, maka sejauh itu pula ketakutannya. Siapa
yang tidak percayabahwa suatu sebab dapat menjurus ke sesuatu yang tidak
disukainya,maka dia tidak akan takut, dan siapa yang percaya bahwa sebab
itumenjurus kepada sesuatu yang tidak disukainya, namun dia tidak
mengetahuigambaraannya secara pasti, maka dia tidak takut seperti ketakutanyang
pertama. Jika dia tahu gambarannya, maka muncullahketakutan itu. Inilah makna
munculnya pembenaran ancaman, mengingat
kesalahan dan memperkirakan akibat.
2. Khauf terhadap tipu daya selagi dia dalam keadaan sadar dan yang bisamengganggu
kesenangan hatinya.
Dengan kata lain, siapa yang dalam keadaan sadar dan
tidak lalai sertahidup secara normal, tentu akan merasakan kesenangan. Sebab
tidakada yang lebih menyenangkan selain dalam keadaan sadar. Jika diadalam
keadaan sadar, berarti dia harus merasa takut terhadap tipu daya
atau jika kesadaran dan kesenangan itu terampas.
3. Ini merupakan khauf-nya orang-orang khusus,
yang praktis tidak lagimempunyai khauf selain dari haibah karena
pengagungan. Ini merupakanderajat paling tinggi dalam khauf.Bayang-bayang
khauf muncul jika ada pemutusan dan hambatanhubungan. Sementara
orang-orang yang khusus ini adalah mereka yangsudah sampai dan dekat dengan
Allah. Jadi khauf mereka bukan khaufyang senantiasa
membayang-bayangi, seperti rasa takutnya orang-orangyang berbuat salah. Sebab
Allah senantiasa bersama mereka, menerima
mereka dan mencintai mereka.
Dalam perjalanannya kepada Allah, hati itu diibaratkan
seekorburung. Cinta merupakan kepalanya, rasa takut dan berharap merupakandua
buah sayapnya. Selagi kepala dan dua sayap normal, maka burung itubisa terbang
dengan baik. Jika kepala terputus, maka ia akan mati. Jika dua
sayap tidak ada, maka ia tidak bisa berbuat apa-apa.
Tapi orang-orang salaflebih suka memperhatikan kesehatan sayap rasa takut
daripada sayapharapan. Tapi saat keluar dari dunia mereka lebih memprioritaskan
sayapharapan daripada sayap rasa takut.Ini juga merupakan pendapat Abu Ismail
(pengarang kitab Manazilus-Sa'iriri). Dia berkata, "Rasa takut
harus lebih menguasai hati. Jikaharapan yang lebih menguasainya, maka ia akan
rusak."
Yang lain berkata, "Yang paling sempurna adalah
enyelaraskanharapan dan rasa takut serta memperbanyak cinta. Sebab cinta itu
ibaratkendaraan, harapan ibarat dorongan, rasa takut ibarat sopir dan
Allahlahyang menghantarkan ke tujuan dengan karunia-Nya."
Tiada ulasan:
Catat Ulasan