Catatan Popular

Isnin, 26 Februari 2018

KITAB MADARIJUS SALIKIN SIRI 31 : KHAUF (TAKUT)


IMAM IBN QAYYIM AL JAUZIYAH

Khauf (takut) merupakan tempat persinggahan yang amat pentingdan paling bermanfaat bagi hati. Ini merupakan keharusan bagi setiap orang.

Firman Allah,

"Karena itu janganlah kalian takut kepada mereka, tetapi takutlahkepada-Ku, jika kalian benar-benar orang yang beriman." (AliImran: 175).

Allah memuji orang-orang yang takut di dalam Kitab-Nya dan menyanjungmereka,

"Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan
(adzab) Rabb mereka, dan orang-orang yang beriman terhadap
ayat-ayat Rabb mereka, dan orang-orang yang tidak
mempersekutukan de-ngan Rabb mereka (sesuatu apa pun), dan
orang-orang yang memberi-kan apa yang telah mereka berikan,
dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnyamereka akan kembali kepada Rabb mereka, mereka itu bersegerauntuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orangyang segera memperolehnya." (Al-Mukminun: 57-61).

Ahmad dan At-Tirmidzy meriwayatkan dari Aisyah RadhiyallahuAnha, dia pernah berkata, "Aku pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, tentangfirman Allah, 'Dan orang-orang yang memberikan apa yang telahmereka berikan, dengan hati yang takut', apakah dia itu orang yangberzina, minum khamr dan mencuri?"

Beliau menjawab, "Bukan wahai putri Ash-Shiddiq, tetapi dia orangyang puasa, shalat dan mengeluarkan shadaqah, sedang dia takut amalnyatidak diterima."
Al-Hasan berkata, "Demi Allah, mereka itu adalah orang-orangyang melakukan berbagai macam ketaatan dan berusaha untuk itu, sedangmereka takut amalnya tertolak. Sesungguhnya orang Mukmin itu menghimpun
kebajikan dan ketakutan, sedangkan orang munafik menghimpunkejahatan dan rasa aman."

Kata khauf tidak jauh maknanya dengan kata wajal, khasyyah, rahbah,haibah, sekalipun mungkin ada sedikit perbedaan pada perincianatau penyertaannya. Ada yang berpendapat, khauf merupakan kegundahanhati dan gerakannya karena ingat sesuatu yang ditakuti. Ada pula yangberpendapat, khauf adalah upaya hati untuk menghindar dari datangnya
sesuatu yang tidak disukainya, saat ia merasakannya. Sedangkankhasyyah lebih khusus daripada khauf. Khasyyah adalah milik orangorangyang memiliki pengetahuan tentang Allah. Firman-Nya,

"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-
Nya, hanyalah orang-orang yang berilmu." (Fathir: 28).

Khasyyah merupakan khauf yang disertai ma'rifat. Maka dari ituNabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

"Sesungguhnya aku adalah orang yang paling bertakwa kepada
Allah di antara kalian, dan aku adalah orang yang paling takut
kepada-Nya di antara kalian."

Sedangkan rahbah mencari peluang untuk lari dari sesuatu yangtidak disukai. Kebalikannya raghbah, yaitu gerakan hati untuk mencarisesuatu yang diinginkan. Wajal artinya hati yang menggigil dan bergetarkarena mengingat orang yang ditakuti kekuasaan dan hukumannya atausaat melihatnya. Haibah artinya ketakutan yang disertai pengagungan dan
penghormatan, yang biasanya juga disertai rasa cinta, karena penghormatanmerupakan pengagungan yang disertai rasa cinta.Khauf merupakan sifat orang-orang Mukmin secara umum, khasyyahmerupakan sifat orang-orang yang berilmu dan memiliki ma'rifat,haibah merupakan sifat orang-orang yang mencintai, sedangkan ijlalmerupakan sifat orang-orang mendekatkan diri. Seberapa banyak ilmudan ma'rifat yang dimiliki, maka sebanyak itu pula khauf dan khasyyahnya,
sebagaimana yang disabdakan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,
"Sesungguhnya aku adalah orang yang paling mengetahui Allah di antarakalian, dan aku adalah orang yang paling takut kepada-Nya di antarakalian."

Beliau juga bersabda,

"Sekiranya kalian mengetahui apa yang kuketahui, tentu kalian sedikittertawa, banyak menangis, tidak bercumbu dengan istri di atas tempattidur dan kalian akan keluar ke atas bukit untuk memohon pertolongankepada Allah."

Orang yang mempunyai sifat khauf lebih suka melarikan diri ataumenahan diri, sedangkan orang yang memiliki sifat khasyyah lebih sukaberlindung kepada ilmu. Perumpamaan di antara keduanya seperti orangyang sama sekali tidak mengerti ilmu kedokteran dan seorang dokter yangandal. Orang yang pertama mengandalkan pertahanan dan upaya melarikandiri, sedangkan orang yang kedua mengandalkan ilmu dan pengetahuannyatentang penyakit dan obat.
Abu Hafsh berkata, "Khauf merupakan cemeti Allah untuk menggiringorang-orang yang meninggalkan pintu-Nya. Khauf juga merupakanpelita di dalam hati, yang dengannya dia bisa melihat kebaikan dan keburukan.

Setiap orang yang engkau takuti, tentu engkau hindari, kecuali
Allah Azza wa jalla. Orang yang takut, lari dari Rabb-nya namun juga menujuRabb-nya."

Khauf bukan merupakan ssaran inti, tetapi merupakan sasaran bagiselainnya, karena ia hanya merupakan sasaran perantara. Maka khauf akanhilang jika apa yang ditakuti juga tidak ada. Karena itu para penghuni
surga tidak lagi takut dan bersedih hati. Khauf berhubungan dengan perbuatan,dan cinta berhubungan dengan dzat serta sifat. Karena itu cintaorang-orang Mukmin kepada Rabb semakfn berlipat ganda jika merekasudah masuk surga dan mereka tidak lagi merasa takut. Sehingga kedudukan
cinta lebih tinggi daripada kedudukan khauf. Khauf yang terpuji dan benarialah yang menjadi penghalang antara pelakunya dan hal-halyangdiharamkan Allah. Jika hal ini dilanggar, maka rasa putus asa membuatnyamerasa takut. Abu Utsman berkata, "Khauf yang benar ialah menghindari
dosa secara lahir dan batin."

Saya pernah mendengar Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyah berkata,"Khauf yang terpuji ialah yang menghalangi dirimu dari hal-hal yang diharamkanAllah."

Pengarang Manazilus-Sa'irin menjelaskan, bahwa khaufaitinya tidakmerasa tenang dan aman karena mendengar suatu pengabaran. Dengankata lain tidak merasa aman karena mengetahui apa yang dikabarkanAllah, baik yang berupa janji maupun ancaman. Menurutnya, ada tigaderajat khauf.

1. Khauf terhadap hukuman, yaitu khauf yang ditunjang iman hinggamenjadi benar. Ini khauf-nya orang-orang awam. Khauf ini munculkarena mempercayai ancaman, ingat kesalahan diri sendiri danmemperkirakan akibat.

Khauf didahului dengan perasaan dan ilmu. Mustahil seseorang takutjika dia tidak merasakannya. Ada dua kaitan dengan hal ini: Dengansesuatu yang tidak disukainya, yang dikhawatirkan akan terjadi, dandengan sebab yang mengarah ke sesuatu yang ditakuti itu. Sejauh mana seseorang merasakan suatu sebab dapat menjurus ke sesuatu yang
ditakuti, maka sejauh itu pula ketakutannya. Siapa yang tidak percayabahwa suatu sebab dapat menjurus ke sesuatu yang tidak disukainya,maka dia tidak akan takut, dan siapa yang percaya bahwa sebab itumenjurus kepada sesuatu yang tidak disukainya, namun dia tidak mengetahuigambaraannya secara pasti, maka dia tidak takut seperti ketakutanyang pertama. Jika dia tahu gambarannya, maka muncullahketakutan itu. Inilah makna munculnya pembenaran ancaman, mengingat
kesalahan dan memperkirakan akibat.

2. Khauf terhadap tipu daya selagi dia dalam keadaan sadar dan yang bisamengganggu kesenangan hatinya.
Dengan kata lain, siapa yang dalam keadaan sadar dan tidak lalai sertahidup secara normal, tentu akan merasakan kesenangan. Sebab tidakada yang lebih menyenangkan selain dalam keadaan sadar. Jika diadalam keadaan sadar, berarti dia harus merasa takut terhadap tipu daya
atau jika kesadaran dan kesenangan itu terampas.

3. Ini merupakan khauf-nya orang-orang khusus, yang praktis tidak lagimempunyai khauf selain dari haibah karena pengagungan. Ini merupakanderajat paling tinggi dalam khauf.Bayang-bayang khauf muncul jika ada pemutusan dan hambatanhubungan. Sementara orang-orang yang khusus ini adalah mereka yangsudah sampai dan dekat dengan Allah. Jadi khauf mereka bukan khaufyang senantiasa membayang-bayangi, seperti rasa takutnya orang-orangyang berbuat salah. Sebab Allah senantiasa bersama mereka, menerima
mereka dan mencintai mereka.

Dalam perjalanannya kepada Allah, hati itu diibaratkan seekorburung. Cinta merupakan kepalanya, rasa takut dan berharap merupakandua buah sayapnya. Selagi kepala dan dua sayap normal, maka burung itubisa terbang dengan baik. Jika kepala terputus, maka ia akan mati. Jika dua
sayap tidak ada, maka ia tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi orang-orang salaflebih suka memperhatikan kesehatan sayap rasa takut daripada sayapharapan. Tapi saat keluar dari dunia mereka lebih memprioritaskan sayapharapan daripada sayap rasa takut.Ini juga merupakan pendapat Abu Ismail (pengarang kitab Manazilus-Sa'iriri). Dia berkata, "Rasa takut harus lebih menguasai hati. Jikaharapan yang lebih menguasainya, maka ia akan rusak."

Yang lain berkata, "Yang paling sempurna adalah enyelaraskanharapan dan rasa takut serta memperbanyak cinta. Sebab cinta itu ibaratkendaraan, harapan ibarat dorongan, rasa takut ibarat sopir dan Allahlahyang menghantarkan ke tujuan dengan karunia-Nya."

Tiada ulasan: