Karya Muhammad Nawawi bin
'Umar Al-Jawi (IMAM NAWAWI NUSANTARA)
Ahnaf bin Qais berkata:
1. “Tidak ada ketenangan bagi orang yang hasud.
2. Tidak ada muru’ah (harga diri) bagi pendusta.
3. Tidak ada kecakapan bertindak bagi orang yang
bakhil.
4. Tidak ada amanah bagi orang yang diperbudak
5. Tidak ada kehormatan bagi orang yang berbudi
pekerti buruk.
6. Tidak ada penolakan bagi ketentuan Allah.”
‘Abdul Mu’thi As-Samlawi berkata:
“Orang yang hasud mendapat lima kerugian, yaitu:
dicaci-maki orang lain, mengalami kesedihan yang tiada akhir, tertutup pintu
taufiq baginya, selalu mendapat musibah yang tidak ada pahalanya, dan mendapat
murka Allah yang besar.”
Menurut ‘Ali Al-Mawardi, hakikat hasud adalah merasa
sangat sedih terhadap kebaikan-kebaikan utama yang ada pada diri orang lain.
Adapun munafasah adalah berusaha untuk mendapatkan kebaikan sebagaimana yang
dimiliki orang lain tanpa melakukan sesuatu yang merugikan orang lain.
Nabi saw. bersabda:
“Orang mukmin itu hanya sekedar iri, sedang orang
munafik itu hasud.”
Nabi SAW bersabda:
“Barang siapa yang bergaul dengan orang banyak tanpa
pernah mendhalimi mereka, berbicara kepada mereka tanpa pernah berdusta, dan
berjanji dengan mereka tanpa pernah berkhianat, maka orang tersebut termasuk
orang yang sempurna muru’ahnya, tampak jelas keadilannya, dan wajib untuk
dipersaudarai.”
Rasulullah juga bersabda:
“Makanan orang yang pemurah adalah obat, sedangkan
makanan orang yang kikir adalah penyakit.”
“Ada dua golongan dari umatku, jika mereka baik, maka
umat pun akan baik, yaitu pemerintah dan ulama.” (HR. Abu Nu’aim)
“Rakyat tidak akan mengalami kehancuran sekalipun
mereka zhalim dan buruk akhlaqnya jika pemimpinnya suka menunjukkan ke jalan
yang benar dan ia telah mendapatkan hidayah. Sebaliknya, rakyat akan hancur
sekalipun mereka suka menunjukkan jalan kebenaran dan mendapatkan hidayah jika
keadaan pemerintahannya zalim dan buruk akhlaqnya.” (HR. Abu Nu’aim)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan