Catatan Popular

Ahad, 1 Julai 2018

Abubakar As Shiddiq, Khalifah Sambil Berniaga di Pasar Medinah


Sahabat Rasulullah SAW  yang paling utama adalah Abubakar As Shiddiq yang menjadi Imam Shalat jika Rasulullah SAW  berhalangan, dan Abubakar juga sebagai  satu-satunya sahabat yang selalu membenarkan perkataan Rasulullah SAW sehingga beliau dijuluki dengan gelar Ash Shiddiq. Abubakar  juga sebagai mertua Rasulullah SAW karena putrinya, Siti Aisyah merupakan isteri Rasulullah SAW.

Setelah Rasulullah SAW , terjadi  konflik antara  kelompok Muhajirin dan Anshar terkait siapa yang akan meneruskan daulah islamiyah. Beliau menolak menjadi Khalifah, tetapi karena dipaksakan oleh para sahabat lainnya sehingga Abubakar As Shiddiq diangkat menjadi Khalifah yang akan meneruskan Daulah Islamiyah.

Ketika pidatonya sesaat setelah diangkat menjadi Khalifah ,Abubakar mengatakan bahwa meskipun dirinya sudah diangkat menjadi pemimpin umat islam akan tetapi tidak berati ia yang paling baik diantara kaum muslimin.

Di dalam pidatonya juga ia tegaskan bahwa sekiranya  pemerintahannya sesuai dengan ajaran Allah dan rasul-Nya maka  harus diikuti,namun jika berlawanan dengan  aturan Allah dan rasul-Nya maka tegurlah dan luruskanlah serta  jika ada yang mau menjadi  pemimpin  kaum muslimin maka ia  segera  menyerahkan kekuasaannya kepada orang tersebut. Abubakar As Shiddiq tidak ambisi kekuasaan, bahkan ia sebagaimana  khalifah Rasyidin lainnya selain tidak  ambisi kekuasaan juga  enggan menerima tunjangan sebagai kepala pemerintahan kaum Muslimin.

Sementara untuk mencukupi kebutuhan keluarganya,Abubakar setiap harinya berdagang di pasar Medinah meskipun  sudah menjadi kepala pemerintahan Kaum Muslimin.
Pada suatu hari beberapa jam setelah di angkat sebagai Khalifah Rasyidin pertama tahun 632 M , Abubakar As- Shiddiq segera  pergi ke pasar untuk mencari nafkah sebagaimana biasanya.
Dalam perjalanan berpapasan dengan Umar Ibnu Khattab RA dan Umar bertanya:"Wahai Amirul Mukminin ,hendak kemana kamu ? " .
Jawab Abubakar: "Aku hendak ke pasar untuk mencari rezki". Kata Umar Ibnu Khattab:" Sesungguhnya tidak pantas seorang Khalifah untuk bekerja." Abubakar bertanya kepada Umar bin Khattab: "Siapa yang akan menaggung biaya hidup keluargaku ?". Umar Ibnu Khattab menjawabnya: "Sebaiknya kamu memusatkan perhatianmu kepada kaum Muslimin , dan kami akan memberi tunjangan hidup  buat kamu dan keluargamu".

Mendengar kata Umar Ibnu Khattab demikian, Abubakar As Shiddiq menegaskan bahwa "Saya sedikitpun tidak dapat menerima tunjangan dari harta Muslimin".

Namun demikian Umar Ibnu Khattab tetap saja bersikukuh untuk memberi tunjangan hidup bagi Abubakar dan kelurganya selam ia menjabat Khalifah Umat Islam. Ketika  Khalifah Abubakar As- Shiddiq menderita  sakit keras  dan menjelang ajalnya , ia berkata  kepada salah seorang putranya: "Aku telah berkata kepada Umar bin Khattab bahwa aku tidak akan menerima sedikitpun harta dari kaum Muslimin , tetapi ia tetap saja memaksaku untuk menerimanya dari Baitul Mal selama  aku menjadi Khalifah.

Dan lanjut Abubakar As-Shiddiq pula, selama  menjadi Khalifah telah menerima dari baitul Mal sebanyak 8000 dirham ,karenanya  jika aku meninggal dunia maka ambillah hartaku sebanyak 8000 dirham itu kemudian segera kembalikan saja ke Baitul Mal.

Ketika  wang itu diserahkan kepada Umar Ibnul Khattab .maka Umar Ibnul Khattab berkata: "Semoga Allah memberi rahmat kepada Abubakar , sungguh ia telah mempersulit bagi Khalifah Rasyidin yang datang setelahnya".

Dan memang  begitulah para Khalifah setelah Abubakar As-Shiddiq juga menolak tunjangan sebagaimana dilakukan oleh khalifah yang pertama tersebut.

Tiada ulasan: