Catatan Popular

Isnin, 17 November 2014

ASBABUN NUZUL Surah Al-Baqarah (Surat 2) Ayat 89, 94 dan 97



Dinukilkan  dari Jalaluddin As-Suyuthi, Lubaabun Nuquul fii Asbaabin Nuzuul

Ayat 89, yaitu firman Allah ta’ala

“Dan setelah datang kepada mereka Al Qur’an dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka , padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka la’nat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu.” (al-Baqarah: 89)

Sebab Turunnya Ayat
Al-Hakim meriwayatkan di dalam al-Mustadrak dan al-Baihaqi di dalam Dalaa’ilun Nubuwwah dengan sanad dhaif dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Dulu orang-orang Yahudi Khaibar selalu berperang dengan orang-orang Ghathfan. Setiap kali berperang, orang-oran Yahudi selalu kalah. Oleh karena itu mereka berdoa, ‘Ya Allah, kami memohon kepadamu dengan kebenaran Muhammad, Nabi yang ummi, yang Engkau janjikan akan mengutusnya untuk kami di akhir zaman, tolonglah kami.’ Setiap kali berdoa dengan doa di atas dan kemudian berperang dengan Ghathfan, mereka pun mendapatkan kemenangan. Lalu ketika Nabi Muhammad saw. diutus, mereka tidak beriman kepada beliau. Maka Allah menurunkan firman-Nya,
‘…sedangkan sebelumnya mereka memohon kemenangan atas orang-orang kafir,…” (al-Baqarah: 89)
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari jalur Sa’id atau Ikrimah dari Ibnu Abbas bahwa orang-orang Yahudi memohon kepada Allah dengan bertawassul dengan Rasulullah sebelum beliau diutus, untuk mendapatkan kemenangan atas orang-orang Aus dan Khazraj. Ketika beliau diutus dari kalangan orang-orang Arab, mereka pun kafir dan mengingkari apa yang telah mereka katakan. maka Mu’adz bin Jabal, Bisyr ibnul-Barra’, dan Dawud bin Salamah berkata, “Wahai orang-orang Yahudi, bertakwalah kepada Allah masuklah Islam. Kalian dulu memohon kepada Allah dengan bertawassul kepada Muhammad untuk dapat mengalahkan kami ketika kami masih musyrik. Dan kalian beritahu kami bahwa dia pasti akan diutus dan kalian juga pernah menyebutkan sifat-sifatnya sesuai dengan sifat-sifatnya saat ini.”
Maka Salam bin Misykam, salah seorang dari Bani Nadhir berkata, “Dia tidak datang kepada kami dengan apa yang kami ketahui. Dan yang kami sebutkan kepada kalian bukan dia.” Maka Allah menurunkan firman-Nya,
“Dan setelah datang kepada mereka Al Qur’an dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka , padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka la’nat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu.” (al-Baqarah: 89)

Ayat 94, yaitu firman Allah ta’ala,

“Katakanlah: “Jika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginilah kematian(mu), jika kamu memang benar.” (al-Baqarah: 94)

Sebab Turunnya Ayat
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Abul Aliyyah, dia berkata, “Orang-orang Yahudi berkata, ‘Hanya orang-orang Yahudi yang akan masuk surga.’ Maka Allah berfirman, Katakanlah: “Jika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain…’”

Ayat 97, yaitu firman Allah ta’ala,

“Katakanlah: “Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Qur’an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah. membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (al-Baqarah: 97)

Sebab Turunnya Ayat
Al-Bukhari meriwayatkan dari Anas, dia berkata, “Abdullah bin Salam mendengar informasi kedatangan Rasulullah ketika dia sedang berada di dalam kebunnya pada muslim panen. Kemudian dia mendatangi Rasulullah dan berkata, ‘Saya akan bertanya kepadamu tiga hal yang hanya diketahui oleh seorang nabi. Pertama, apa tanda-tanda awal terjadinya hari kiamat? Kedua, apa makanan pertama para penghuni surga? Ketiga, bagaimana seorang anak mirip dengan ayah atau ibunya?
Lalu Rasulullah menjawab, ‘Baru saja Jibril memberitahu saya.’
Abdullah bin Salam dengan nada terjekut bertanya, ‘Jibril?’
‘Ya,’ jawab Rasulullah singkat.
Abdullah bin Salam berkata, ‘Dia adalah malaikat yang jadi musuh orang-orang Yahudi.’
Maka Rasulullah membacakan ayat, ‘Katakanlah, ‘Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril, maka jibril itu telah menurunkannya (Al-Qur’an) ke dalam hatimu…”” (9)
Syaikhul Islam Ibnu Hajjar al-Asqalani berkata di dalam kitab Fathul Baari, “Secara zahir dari susunan riwayat tersebut, Nabi saw. membacakan ayat di atas untuk membantah keyakinan orang-orang Yahudi. Dan hal itu tidak mengharuskan ayat tersebut turun waktu itu.” Ibnu Hajjar kemudian menambahkan, “Dan inilah yang paling kuat.”
Terdapat kisah lain juga yang shahih tentang sebab turunnya ayat di atas.
Imam Ahmad, at-Tirmidzi, dan an-Nasa’i meriwayatkan dari jalur Bukair bin Syihab dari Sa’id ibnuz-Zubair, dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Pada suatu hari orang-orang Yahudi mendatangi Rasulullah, lalu berkata, ‘Wahai Abul Qasim, kami akan bertanya kepadamu tentang lima hal. Jika engkau menjawab semuanya, maka kami tahu bahwa engkau adalah seorang nabi.’”
Lalu Ibnu Abbas menyebutkan isi hadits tersebut. Di antaranya, orang-orang Yahudi itu menanyakan tentang apa yang diharamkan oleh Bani Israel terhadap diri mereka sendiri, tentang tanda-tanda seorang nabi, tentang petir dan suaranya, tentang bagaimana seorang anak mempunyai kelamin laki-laki atau wanita dan tentang siapakah yang membawa berita dari langit, yaitu ketika mereka bertanya, “Beritahu kami siapa dia?” Rasulullah menjawab, “Jibril.” Salah seorang dari mereka pun berkata, “Jibril yang datang dengan membawa peperangan, pembunuhan, dan siksaan adalah musuh kami. Kalau seandainya kau katakan Mikail, sang malaikat pembawa rahmat, tetumbuhan, dan hujan, tentu akan lebih baik.” Maka turunlah ayat di atas. (10)
Ishaq bin Rahuyah dalam musnadnya dan Ibnu Jarir meriwayatkan dari jalur asy-Sya’bi bahwa suatu kali Umar pernah mendatangi orang-orang Yahudi, lalu dia mendengar isi Taurat. Maka dia pun takjub, karena isi yang dia dengar sama dengan apa yang ada di dalam Al-Qur’an. Lalu Nabi saw. lewat di depan mereka. Maka Umar bertanya kepada orang-orang Yahudi, “Demi Allah, apakah kalian tahu bahwa dia adalah seorang utusan Allah?” Seorang pendeta mereka menjawab, “Ya kami tahu bahwa dia adalah utusan Allah.”
Maka Umar pun menyahut, “Lalu mengapa kalian tidak mengikuti ajarannya?” Mereka menjawab, “Karena ketika kami bertanya kepadanya tentang siapa yang membawa berita kenabian kepadanya, dia menjawab yang membawanya adalah Jibril. Sedangkan Jibril adalah musuh kami karena Jibril turun ke bumi dengan membawa kekerasan, kesusahan, peperangan, dan kehancuran.”
Umar pun kembali bertanya, “Lalu siapakah malaikat yang menjadi utusan Allah untuk kalian?” Mereka menjawab, “Dia adalah Mikail, malaikat yang turun dengan membawa air hujan dan rahmat.” Umar kembali bertanya, “Bagaimana posisi keduanya di sisi Allah?” Mereka menjawab, “Satunya di sebelah kanan dan satunya lagi di sebelah kiri-Nya.”
Maka Umar berkata, “Sesungguhnya Jibril tidak mungkin memusuhi Mikail. Mikail juga tidak mungkin berdamai dengan musuh Jibril. Saya bersaksi bahwa keduanya dan Tuhan keduanya berdamai dengan siapa saja yang berdamai dengan mereka. Dan juga berperang dengan yang mereka perangi.”
Kemudian Umar mendatangi Nabi saw. untuk memberi tahu beliau tentang hal itu. Ketika Umar baru bertemu dengan beliau dan belum menyampaikan hal itu, beliau bersabda, “Maukah engkau saya beritahu tentang ayat yang baru saja diturunkan kepadaku?” Umar menjawab, “Ya, wahai Rasulullah.” Lalu Rasulullah membacakan firman Allah,

“Katakanlah: “Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Qur’an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah. membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman. Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.” (al-Baqarah: 97-98)

Maka Umar berkata, “Wahai Rasulullah, demi Allah saya datang dari tempat orang-orang Yahudi hanya untuk mendatangimu dan memberi tahumu tentang apa yang mereka katakan kepada saya dan apa yang saya katakan kepada mereka. Namun ternyata Allah mendahului saya untuk memberi tahumu.”
Isnad hadits ini adalah shahih, akan tetapi asy-Sya’bi tidak pernah bertemu Umar. (11)
Ibnu Abi Syaibah dan Ibnu Abi Hatim juga meriwayatkan dari jalur lain dari asy-Sya’bi.
Ibnu Jarir juga meriwayatkan dari jalur as-Suddi dari Umar. Dia juga dari jalur Qatadah dari Umar. Dan kedua jalur tersebut juga terputus.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari jalur lain dari Abdurrahman bin Abi Laila bahwa seorang Yahudi bertemu dengan Umar ibnul-Khaththab. Lalu orang Yahudi itu berkata, “Sesungguhnya Jibril yang menyampaikan berita langit untuk temanmu itu adalah musuh kami.” Umar pun menjawab, “Barangsiapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.” Maka, turunlah ayat di atas melalui lisan Umar.
Jalur-jalur ini saling menguatkan.
Ibnu Jarir menyatakan bahwa sebab turunnya ayat tersebut adalah cerita di atas merupakan ijma’ para ulama.

Tiada ulasan: