Catatan Popular

Selasa, 20 Mac 2018

CAHAYA HATI DAN TAWAKKAL KEPADA ALLAH

Imam Ahmad Syihabuddin Bin Salamah Al-Qulyuby.

Dikisahkan : bahwasanya pada zaman Malik bin Dinar ada dua orang majusi yang menyembah api. Yang kecil berkata pada saudaranya yang besar : “ Hai saudaraku. Bahwasanya kamu telah menyembah api ini selama 63 tahun dan aku menyembah api selama 35 tahun. “

“Mari kita lihat apakah ia membakar kita seperti ia membakar selain kita yakni orang yang tidak menyembahnya ( api )?. Apabila ia tidak membakar kita maka kita meyembahnya dan jika ia membakar kita maka kita tidak meyembahnya. “

Kemudian mereka menyalakan api , lalu yang kecil berkata pada saudaranya yang besar : “ Apakah kamu yang akan meletakkan tanganmu sebelum aku atau aku yang meletakkan tanganku sebelum kamu ?. lalu yang besar berkata : “letakkanlah tanganmu “ yang kecilpun meletakkan tangannya.
Maka terbakarlah jari-jarinya, ia pun segera menarik tangannya seraya berkata : “Ah…, aku meyembahmu sekian tahun dan kamu menyakitiku”. Lalu ia berkata : “Ya saudaraku mri kita sembah Dzat yang meskipun kita berbuat dosa dan meninggalkannya selama 500 tahun kemudian dia mengampuni kita hanya dengan taat satu saat ataupun istighfar satu kali”.

Saudaranya menjawab hal tersebut dan berkata : “Ayo kita pergi kepada orang yang bisa menunjukkan kita pada jalan yang benar”. Mereka sepakat untuk pergi ke Malik bin Dinar. Kemudian mereka menuju ke Malik bin Dinar dan menemukannya dikerumunan orang-orang Basrah  sedang duduk untuk menghormati orang umum.

Ketika mereka melihat Malik saudara yang besar berkata pada saudaranya : “Telah jelas bagiku aku tidak Islam dan telah melewatkan banyak umurku dalam beribadah pada api. Maka ketika aku masuk Islam keluargaku melihat denga mencaciku dan api senang pada orang yang mencaciku. Lalu saudaranya yang kecil berkata kepadanya : “jangan kau lakukan. Karena sesungguhnya cacian mereka akan berlalu dan api itu selamanya tidak hilang”. Lalu ia tidak mendengar. Kemudian ia berkata keda kakaknya : “ terserah kamu hai syakiy ( celaka ).

Lalu yang besar pulang sedangkan yang kecil pergi ke raja Malik bin Dinar bersama anak-anak dan wanitanya dan duduk didekat Malik bin Dinar sampai tempat duduknya kosong. Lalu ia bediri dan menceritakan kisahnya pada Malik bin Dinar  serta meminta untuk menjelaskan padanya,  anak-anaknya dan istrinya tentang Islam. Kemudian jelaslah pada mereka tentang Islam. 

Kemudian seorang pemuda mengaharapkan untuk pulang pada keluarganya. Raja berkata padanya : “Sampai aku mengumpulkan ssuatu dari sahabatku untukmu”. Pemuda menjawab : “ Aku tidak mengharapkan apa-apa”.
Lalu ia pergi dan masuk ketempat reruntuhan. Menemukan  rumah yang ramai kemudian ia masuk kedalamnya. Ketika menjelang pagi istrinya berkata : “ Pergilah kepasar dan carilah pekerjaan serta belilah untuk kami sesuatu yang bisa kami makan dengan upahmu. Kemudian ia pergi kepasar dan tak seorangpun memberikan pekerjaan padanya.

Lalu ia berkata didalam hatinya : “ Aku beramal untuk Allah. Lalu ia masuk pada tempat reruntuhan yang lain dan sholat di dalamnya sampai maghrib, lalu ia pulang kerumahnya dengan tangan kosong. Istrinya berkata pada laki-laki tersebut : “Kamu tidak membawakan kami sesuatupun ?. Laki-laki itu menjawab : “ Aku beramal untuk raja ( Allah ) sehari dan ia tida memberiku sesuatu”.
Dan berkata : “ akan ku beri kau besok”. Kemudian mereka tidur dengan keadaan lapar. Ketika  sudah pagi laki-laki tersebut pergi ke pasar dan tidak mendapatkan pekerjaan, lalu ia melakukan seperti yang ia lakukan kemarin sore dan pulang pada istrinya dengan tangan kosong. Ia berkata pada istrinya : “ Bahwasanya raja berjanji padaku sampai hari jum’at”.

Ketika telah memasuki waktu pagi hari jum’at ia pergi kepasar dan tidak mendapatkan pekerjaan, lalu ia melakukan seperti yang ia lakukan sebelumnya. Kemudian pada sutu siang hari yang lain ia sholat dua rakaat, mengangkat tangannya kelangit  dan berkata : “Ya Rab. Jika kamu memulyakanku dengan Islam dan memahkotaiku dengan mahkota petunjuk, maka dengan kemulyaan agama ini dan kemulyaan hari yang diberkahi ini, hilangkanlah dari hatiku rasa ingin menafaqohi keluargaku sementara aku malu pada keluargaku dan takut kalau keadaan mereka berubah karena baru masuk Islam. Kemudian ketika menjelang pagi dan masuk waktu dhuhur, laki-laki itu pergi ke masjid.

Rasa laparpun menguasai anak-anaknya lalu dating sesorang kerumahnya dan mengetuk pintu. Kemudian perempuan itu keluar dan bertemu pemuda yang tampan yang pada tangannya terdapat nampan dari emas yang ditutupi sapu tangan dari emas.  Lalu pemuda tadi berkata pada perempuan itu : “Ambillah ini dan katakana pada suamimu ucapanku : “Ini adalah upah amalmu  selama dua hari, jika kamu mengharapkan tambaha maka akanku tambah”. Perempuan tadi menerima nampan tadi lalu tiba-tiba didalamnya terdapat seratus dinar. Lantas perempuan tadi mengambil satu dinar dan pergi ke Syairafi. Ada dua nasrani dalam Syairafi itu.

Nasrani tadi menimbang dinar dan menambah satu dan dua batu timbangan, dan melihat ukirannya dan diketahui bahwa dinar tadi dari petunjuk akhirat. Nasrani bekata pada perempuan tadi : “dari mana dan dimana kamu mendapatkan ini ?” lalu perempuan tadi menceritakan kisahnya. Nasrani berkata pada perempuan tadi : “ Aku berpaling dari Islam lalu akau masuk Islam”.

Kemudian nasrani memaksa perempuan tadi untuk menerima seribu dinar dan berkata : “Belanjakanlah dan ketika habis beritahulah aku”. Lalu perempuan tadi mengambil dinar darinya dan membuat makanan yang enak. Ketika suaminya sholat maghrib dan berharap akan pulang kerumahnya dengan tangan kosong, ia membentangkan karung dan sholat dua rakaat serta memenuhi karung dengan debu dan berkata dalam hatinya : “Ketika istriku bertanya kepadaku aku akan berkata kepadanya : “Ini tepung, kamu buatlah sesuatu dengan tepung ini”. Lalu laki- laki itu pulang kerumahnya dan menemukan perabot rumah yang bagus dan mencium bau makanan.

Lalu ia meletakkan karung pada pintu supaya istrinya tidak mengetahui karung tersebut. Kemudian ia bertanya pada istinya tentang keadaan dan  tentang perkara yang ia lihat ditempat tinggalnya. Istrinya menceritakan ceritanya pada laki-laki tadi. Lantas si laki-laki tadi sujud syukur karena Allah. Lalu perempuan itu bertanya pada suaminya tentang sesuatu yang di bawa suaminya dalam karung. Laki-laki tadi berkata pada istrinya : “Kamu tidak usah bertanya padaku tentang sesuatu itu” lalu laki-laki tadi pergi ke tempat ia meletakkan karung dan berniat akan membuang debu yang ada di dalamnya.

Kemudian ia membuka  karung dan melihat debu tadi telah berubah menjadi tepung dengan izin Allah. Lalu ia sujud syukur  untuk yang kedua kalinya karena Allah yang Maha Agung dan Luhur  atas sesuatu yang dengannya Allah memuliakan laki-laki itu. Dan laki-laki itu beribadah kepada Allah sampai akhir hayatnya. Semoga Allah merahmatinya

Tiada ulasan: