Kematian adalah suatu kepastian. Ia akan datang tepat
waktu, tanpa dapat dimajukan atau diundurkan, kendati barang sedetikpun.
Saat menghadapi kematian, petugas pencabut nyawa, Malaikat Maut akan menyelesaikan
tugasnya dengan sangat sempurna.
Jika Kita adalah orang yang berjaya menjalankan Misi
Ibadah dan Visi Khalifah dengan baik ketika hidup di atas bumi Allah ini, maka
Malaikat Maut datang dengan penampilan yang sangat sopan, berpakaian putih
bersih dengan aroma harum kasturi.
Sambil tersenyum ia mencabut nyawa dari badan Kita
dengan sangat hati-hati sehingga nyaris tidak Kita rasakan.
Ketika Kita menghembuskan nafas terakhir sambil
mengucapkan لآ الــه
الا
اللــه
orang-orang di sekitar Kita akan melihat wajah Kita yang berseri-seri sambil
tersenyum simpul.
Kita boleh tersenyum karena mengetahui bahwa Kita
adalah orang yang akan meraih Kejayaan Tanpa Batas, yakni akan masuk syurga,
sedangkn orang disekitar kita menangis sejadi-jadinya karena merasa kehilangan
orang yang baik, ikutan serta berhati mulia.
Sebaliknya,
jika Kita adalah orang yang gagal menjalankan Misi Ibadah dan Visi Khalifah
semasa mendapat peluang hidup di dunia, Izrail (Malaikat Maut) akan datang
kepada kita dengan wajah yang marah, garang, hitam pekat dan berbau busuk.
Ia akan memperlakukan Kita dengan sangat kasar sambil
membentak-bentak dan berkata : Wahai Hamba Allah, Inilah balasan awal dari
kegagalanmu dalam menjalankan Misi Ibadah dan Visi Khalifah, karena kesombongan
diri, pembangkangan dan kedurhakaan pada Tuhan Pencipta, Allah swt
Jika Kita bernasib seperti itu, Malaikat Maut akan
mencabut nyawa Kita dengan kasar sekasar-kasarnya. Sulit untuk dibayangkan.
Dengan melihat keadaan Kita yang sedang sekarat,
gelisah, meregang nyawa, tenggorokan Kita mengeluarkan suara yang menakutkan
orang di sekeliling.
Kita membolak balikkan badan ke kiri dan ke kanan,
serta mata yang terbelalak ketakutan. Wajah Kita mennunjukkan suasana
sesungguhnya yang sedang Kita hadapi; ketakutan, kengerian dan putus asa.
masalahnya ialah Kita tidak boleh lari dari suasana
itu. Kondisi dan suasana serta tingkat kesulitan yang sudah kita alami setimpal
dengan tingkat kegagalan Kita menjalankan Misi Ibadah dan Visi Khalifah serta
tingkat kedurhakaan Kita pada Tuhan Pencipta semasa Kita hidup di dunia.
Sebab itu, sering kita melihat orang-orang seperti
ini ada yang nazaknya berjam-jam, bahkan berhari-hari dan berbulan-bulan.
Bagaimanapun sulitnya Kita menghadapi Sakratul maut
dan melewati pintu Kematian, namun Kita pasti akan mati juga.
Karena kita mustahil dapat menghindair, apalagi kabur
seperti ketika Kita masih hidup di dunia.
Dengan demikian, berakhirlah riwayat singkat kita di
dunia tanpa meninggalkan kesedihan, kerinduan dan kecintaan dari orang yang
tadinya sangat baik dan akrab dengan kita disebabkan hubungan yang dibangun
hanya karena kepentingan pribadi atau mengharapkan sesuap nasi dari Kita.
Mungkin sebagian mereka ada yang merasa lega atas
kepergian Kita, karena mereka tahu betul semasa di dunia Kita adalah orang yang
suka berbuat keonaran, atau orang yang suka berhutang tapi enggan membayarnya,
pemabuk, penrsmpsd tanah dan ladang masyarakat, atau suka berbuat curang dalam
melaksanakan aktiviti sehari-hari.
Atau mungkin Kita suka mengadu domba antar kelompok
masyarakat. Atau mungkin Kita tokoh masyarakat yang hanya mempedulikan nasib
diri sendiri, keluarga dan orang terdekat, atau kita adalah golongan orang yang
munafik yang manis ucapannya tapi buruk perbuatannya.
Kegagalan dan kesulitan yang Kita hadapi ketika
menghadapi sakratul maut bisa saja karena saat hidup di dunia Kita adalah
sebagai atasan yang suka menindas bawahan.
Atau mungkin Kita orang yang diberi Allah rezeki yang
berkecukupan bahkan kaya raya namun mengabaikan anak yatim, fakir miskin, sanak
saudara yang belum beruntung ekonominya dan tidak peduli terhadap derita kemiskinan
yang melilit majoriti masyarakat.
Atau Kita seorang pejabat kerajaan yang dengan bangga
dan angkuh menggunakan fasiliti kerajaan untuk kepentingan pribadi,
Atau Kita memakan wang rakyat dengan berbagai dalih
alasannya.
Kegagalan dan kesulitan saat menghadapi kematian itu
boleh juga karena Kita adalah pejabat dan pegawai kerajaan yang suka mempersulit
masyarakat mengurus berbagai macam urusan dan keperluan mereka seperti mempersulit
tanda tangan dan keperluan lainnya.
Kita sudah terbiasa memeras mereka dengan berbagai
cara agar Kita memperoleh harta secara tidak halal, padahal Kita sudah digaji
negara.
Kegagalan dan kesulitan yang amat dahsyat saat
menghadapi kematian itu akan menimpa jika Kita adalah orang yang suka menyebar
kebencian, suka menfitnah orang, suka mencuri, berjudi, atau berbuat hal lain
yang menguntungkan diri walau mengorbankan nama kelompok.
Siapa saja Kita, bagaimanapun kehebatan, kekuatan dan
kedudukan Kita semasa di dunia, Malaikat Maut tidak mempedulikan itu semua.
Yang pasti, Kita sudah bertekuk lutut di hadapannya dan
hentakan petugas Tuhan Pencipta yang bernama Izrail atau Malaikat Maut itu.
Ia hanya fokus bagaimana ia mengakhiri sisa hidup
Kita di dunia ini tepat pada waktunya dan dengan cara yang paling kasar dan
menyakitkan.
Demikianlah dua jenis kematian yang dihadapi manusia.
Orang-orang yang semasa di dunia berhasil menjalankan
Misi Ibadah dan Visi Khalifah, akan mendapat kemudahan dan sambutan yang begitu
meriah dari malaikat yang bertugas mencabut nyawa manusia.
Bagi orang-orang yang gagal, akan melihat dan
merasakan pula hasil kegagalan mereka.
Kalau demikian halnya, jangan sampai kita termasuk
orang yang gagal dalam menjalankan misi ibadah dan visi khalifah, sehingga
penyelasan di akhir hayat tiada gunanya. seperti yang Allah jelaskan dalam
surat Al-Mukmin berikut :
Hingga
apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: Ya Tuhan
Penciptaku, kembalikan aku kembali (ke dunia) agar aku berbuat amal shaleh
terhadap yang telah aku tinggalkan.
Sebelum terlambat, mari kita awasi kematian dengan
penuh keyakinan dan kesiapan.
Persiapkan diri dari saat ini, detik ini. Jangan
tunggu nanti atau esok, karena ajal kita bukan berada di tangan kita, tapi di
tangan Allah Rabbul Alamin.
Agar kita setiap saat siap mejemput kematian, ada
beberapa hal yang perlu selalu kita benahi dan perbaiki, baik kualiti maupun
kuantitinya :
1. Nilai
selalu akidah dan keimanan. Jangan sampai tercampur dengan syirik dan khurafat.
2. Nilai selalu
amal ibadah, apapun bentuknya; yang wajib maupun yang sunnah. Jangan tercampur
dengan riya (ingin dilihat orang) atau bidaah (yang menyalahi sunnah Rasul Saw.)
3. Nilai i
selalu harta dan rezki yang kita peroleh. Jangan sampai tercampur aduk dengan
yang haram dan syubhat (yang belum tau status halal atau haramnya).
4. Nilai selalu
anak dan isteri. Sudahkah mereka dipersiapkan menjadi orang-orang yang shaleh
dan siap diselamatkan dari api neraka?
5. Nilai
ilmu dan pemahaman berkait dengan Islam. Jangan sampai tercampur dengan pemahaman
atau pemikiran yang menyimpang dan tidak sejalan dengan Allah dan Rasul-Nya.
6. Nilai gaya
hidup, cara hidup dan tujuan hidup. Jangan sampai menyimpang dari ajaran Islam.
7. Siapkan anugerah yang Allah berikan berupa
nyawa, harta dan ilmu untuk diinfakkan di jalan Allah
Tiada ulasan:
Catat Ulasan