Catatan Popular

Rabu, 7 Mac 2018

SAAT SAKARATUL MAUT, TANDA BERHASIL ATAU TIDAKNYA KITA JALANI MISI IBADAH KITA

Kematian adalah suatu kepastian. Ia akan datang tepat waktu, tanpa dapat dimajukan atau diundurkan, kendati barang sedetikpun.
Saat menghadapi kematian, petugas pencabut nyawa, Malaikat Maut akan menyelesaikan tugasnya dengan sangat sempurna.

Jika Kita adalah orang yang berjaya menjalankan Misi Ibadah dan Visi Khalifah dengan baik ketika hidup di atas bumi Allah ini, maka Malaikat Maut datang dengan penampilan yang sangat sopan, berpakaian putih bersih dengan aroma harum kasturi.

Sambil tersenyum ia mencabut nyawa dari badan Kita dengan sangat hati-hati sehingga nyaris tidak Kita rasakan.

Ketika Kita menghembuskan nafas terakhir sambil mengucapkan لآ الــه الا اللــه orang-orang di sekitar Kita akan melihat wajah Kita yang berseri-seri sambil tersenyum simpul.

Kita boleh tersenyum karena mengetahui bahwa Kita adalah orang yang akan meraih Kejayaan Tanpa Batas, yakni akan masuk syurga, sedangkn orang disekitar kita menangis sejadi-jadinya karena merasa kehilangan orang yang baik, ikutan serta berhati mulia.

Sebaliknya, jika Kita adalah orang yang gagal menjalankan Misi Ibadah dan Visi Khalifah semasa mendapat peluang hidup di dunia, Izrail (Malaikat Maut) akan datang kepada kita dengan wajah yang marah, garang, hitam pekat dan berbau busuk.

Ia akan memperlakukan Kita dengan sangat kasar sambil membentak-bentak dan berkata : Wahai Hamba Allah, Inilah balasan awal dari kegagalanmu dalam menjalankan Misi Ibadah dan Visi Khalifah, karena kesombongan diri, pembangkangan dan kedurhakaan pada Tuhan Pencipta, Allah swt

Jika Kita bernasib seperti itu, Malaikat Maut akan mencabut nyawa Kita dengan kasar sekasar-kasarnya. Sulit untuk dibayangkan.
Dengan melihat keadaan Kita yang sedang sekarat, gelisah, meregang nyawa, tenggorokan Kita mengeluarkan suara yang menakutkan orang di sekeliling.

Kita membolak balikkan badan ke kiri dan ke kanan, serta mata yang terbelalak ketakutan. Wajah Kita mennunjukkan suasana sesungguhnya yang sedang Kita hadapi; ketakutan, kengerian dan putus asa.
masalahnya ialah Kita tidak boleh lari dari suasana itu. Kondisi dan suasana serta tingkat kesulitan yang sudah kita alami setimpal dengan tingkat kegagalan Kita menjalankan Misi Ibadah dan Visi Khalifah serta tingkat kedurhakaan Kita pada Tuhan Pencipta semasa Kita hidup di dunia.
Sebab itu, sering kita melihat orang-orang seperti ini ada yang nazaknya berjam-jam, bahkan berhari-hari dan berbulan-bulan.

Bagaimanapun sulitnya Kita menghadapi Sakratul maut dan melewati pintu Kematian, namun Kita pasti akan mati juga.

Karena kita mustahil dapat menghindair, apalagi kabur seperti ketika Kita masih hidup di dunia.

Dengan demikian, berakhirlah riwayat singkat kita di dunia tanpa meninggalkan kesedihan, kerinduan dan kecintaan dari orang yang tadinya sangat baik dan akrab dengan kita disebabkan hubungan yang dibangun hanya karena kepentingan pribadi atau mengharapkan sesuap nasi dari Kita.
Mungkin sebagian mereka ada yang merasa lega atas kepergian Kita, karena mereka tahu betul semasa di dunia Kita adalah orang yang suka berbuat keonaran, atau orang yang suka berhutang tapi enggan membayarnya, pemabuk, penrsmpsd tanah dan ladang masyarakat, atau suka berbuat curang dalam melaksanakan aktiviti sehari-hari.
Atau mungkin Kita suka mengadu domba antar kelompok masyarakat. Atau mungkin Kita tokoh masyarakat yang hanya mempedulikan nasib diri sendiri, keluarga dan orang terdekat, atau kita adalah golongan orang yang munafik yang manis ucapannya tapi buruk perbuatannya.

Kegagalan dan kesulitan yang Kita hadapi ketika menghadapi sakratul maut bisa saja karena saat hidup di dunia Kita adalah sebagai atasan yang suka menindas bawahan.

Atau mungkin Kita orang yang diberi Allah rezeki yang berkecukupan bahkan kaya raya namun mengabaikan anak yatim, fakir miskin, sanak saudara yang belum beruntung ekonominya dan tidak peduli terhadap derita kemiskinan yang melilit majoriti masyarakat.

Atau Kita seorang pejabat kerajaan yang dengan bangga dan angkuh menggunakan fasiliti kerajaan untuk kepentingan pribadi,
Atau Kita memakan wang rakyat dengan berbagai dalih alasannya.
Kegagalan dan kesulitan saat menghadapi kematian itu boleh juga karena Kita adalah pejabat dan pegawai kerajaan yang suka mempersulit masyarakat mengurus berbagai macam urusan dan keperluan mereka seperti mempersulit tanda tangan dan keperluan lainnya.

Kita sudah terbiasa memeras mereka dengan berbagai cara agar Kita memperoleh harta secara tidak halal, padahal Kita sudah digaji negara.
Kegagalan dan kesulitan yang amat dahsyat saat menghadapi kematian itu akan menimpa jika Kita adalah orang yang suka menyebar kebencian, suka menfitnah orang, suka mencuri, berjudi, atau berbuat hal lain yang menguntungkan diri walau mengorbankan nama kelompok.

Siapa saja Kita, bagaimanapun kehebatan, kekuatan dan kedudukan Kita semasa di dunia, Malaikat Maut tidak mempedulikan itu semua.
Yang pasti, Kita sudah bertekuk lutut di hadapannya dan hentakan petugas Tuhan Pencipta yang bernama Izrail atau Malaikat Maut itu.

Ia hanya fokus bagaimana ia mengakhiri sisa hidup Kita di dunia ini tepat pada waktunya dan dengan cara yang paling kasar dan menyakitkan.
Demikianlah dua jenis kematian yang dihadapi manusia.

Orang-orang yang semasa di dunia berhasil menjalankan Misi Ibadah dan Visi Khalifah, akan mendapat kemudahan dan sambutan yang begitu meriah dari malaikat yang bertugas mencabut nyawa manusia.

Bagi orang-orang yang gagal, akan melihat dan merasakan pula hasil kegagalan mereka.

Kalau demikian halnya, jangan sampai kita termasuk orang yang gagal dalam menjalankan misi ibadah dan visi khalifah, sehingga penyelasan di akhir hayat tiada gunanya. seperti yang Allah jelaskan dalam surat Al-Mukmin berikut :

Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: Ya Tuhan Penciptaku, kembalikan aku kembali (ke dunia) agar aku berbuat amal shaleh terhadap yang telah aku tinggalkan.

Sebelum terlambat, mari kita awasi kematian dengan penuh keyakinan dan kesiapan.

Persiapkan diri dari saat ini, detik ini. Jangan tunggu nanti atau esok, karena ajal kita bukan berada di tangan kita, tapi di tangan Allah Rabbul Alamin.

Agar kita setiap saat siap mejemput kematian, ada beberapa hal yang perlu selalu kita benahi dan perbaiki, baik kualiti maupun kuantitinya :

1.     Nilai selalu akidah dan keimanan. Jangan sampai tercampur dengan syirik dan khurafat.
2.     Nilai selalu amal ibadah, apapun bentuknya; yang wajib maupun yang sunnah. Jangan tercampur dengan riya (ingin dilihat orang) atau bidaah (yang menyalahi sunnah Rasul Saw.)
3.     Nilai i selalu harta dan rezki yang kita peroleh. Jangan sampai tercampur aduk dengan yang haram dan syubhat (yang belum tau status halal atau haramnya).
4.     Nilai selalu anak dan isteri. Sudahkah mereka dipersiapkan menjadi orang-orang yang shaleh dan siap diselamatkan dari api neraka?
5.     Nilai ilmu dan pemahaman berkait dengan Islam. Jangan sampai tercampur dengan pemahaman atau pemikiran yang menyimpang dan tidak sejalan dengan Allah dan Rasul-Nya.
6.     Nilai gaya hidup, cara hidup dan tujuan hidup. Jangan sampai menyimpang dari ajaran Islam.
7.     Siapkan anugerah yang Allah berikan berupa nyawa, harta dan ilmu untuk diinfakkan di jalan Allah

Tiada ulasan: