Catatan Popular

Isnin, 28 Jun 2021

KITAB AJARAN KAUM SUFI AL-KALABADZI : AJARAN 53. MENGENAI KEGAIRAHAN (WAJD)

Kitab Al-Ta-aruf li-Madzhabi Ahl Al-Tashawwuf

Karya Ibn Abi Ishaq Muhammad ibn Ibrahim ibn Ya’qub Al-Bukhari AL-KALABADZI

 

Kegairahan (ekstase) adalah suatu perasan yang merasuki hati, entah itu berupa rasa takut, rasa sedih, atau bayangan kehidupan yang akan datang, atau mengungkapkan keadaan antara manusia dengan Tuhan.

Mereka berkata : “Dan kegairahan merupakan pendengaran dan penglihatan oleh hati,”

Tuhan berfirman : “Sebab bukan mata mereka yang buta melainkan hati yang ada dalam dada mereka itulah yang buta.” Dan lagi : “Dan menggunakan pendengarannya, sebab dia menyaksikan sendiri.” Jika kegairahan seseorang itu lemah, berarti dia memamerkan kegairahanyya; “pameran” ini terjadi ketika yang dirasakannya di dalam batinnya terejawantah dalam tata lahirnya. Tapi, jika kegairahannya kuat; dia mengatasi dirinya sendiri dan menajdi pasif. Tuhan berfirman : “Tegak bulu roma orang-orang yang takut kepada Tuhannya. Kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingati Allah.”

Al-Kegairahan adalah lidah api yang muncul dari hati, dan timbul dari kerinduan, dan pada rahmat atau hukuman Tuhan itu (warid), anggota-anggota tubuhnya tergerak, entah oleh kegembiraan atau kesedihan.”

Mereka telah berkata : “Kegairahan itu sama dengan yang berlalu (zawal), sedang ma’rifat itu mantap dan tidak akan berlalu’

Syair berikut ini adalah gubahan Al- Junaid :

Dalam gairah senangnlah dia

Menemukan, dalam kegairahan itu, ketenangannya;

Tapi kalau Kebenaran datang, gairah

Itu sendiri dilenyapkan.

Dulu pernah kegairahan menjadi kesenangan bagiku;

Tapi Dia yang benar-benar ku temui

Dalam kegairahan mengambil seluruh penglihatanku,

Dan terhadap yang lain-lainnya aku buta.

Salah seorang tokoh besar Sufi mengubah syair berikut :

Dia perlihatkan selubung dan wibawanya

Mengguncangkan kebesaran hakikat segala

Dan setiap bentuk yang terbayang. Sayang, Dia

Harus selalu dirasa dalam kegairahan,

Mengenai lidah api itu tak lain dari bayangan

Dari ketidak mampuan yang ateralahkan (Kemampuan yang lebih tinggi)

Kegairahan hanya menyentuh bentuk, yang lari

Di hadapan sifat ketuhanan-Nya yang bercahaya

Dan dia bersama mereka. Aku pun sebelumnya menemukan

Kesenangan dalam kegairahan; tapi sengsaralah hatiku,

Kadang di sana, kadang di sini. Lalu, sebagai pelipurku,

Dia berikan kepadaku kesaksian, lepas

Dari  segalanya kecuali Yang Disaksikan; kegairahan itu

Tertelan, dan semua kesenangan

Dari segala bentuk yang terlihat, ada dalam Kesatuan yang Esa.

Salah seorang tokoh Sufi berkata : “Kegairahan adalah berita-berita gembira yang dikirimkan oleh Tuhan tentang penaikan sang Sufi menuju tingkatan-tingkatan perenungannya.” Yang lain berkata :

Adalah lebih pantas bahwa Dia

Yang dengan segala pemberian-Nya membawakanku kegairahan

Haruskah karunia-Nya yang tak terbatas

Menyapu bersih jiwaku dari setiap jejaknya?

Kala pertama Dia datang kepadaku

Kala pertama Dia menggerakan jiwaku menuju kegairahan

Aku tahu bahwa Dia akan membawa

Hadiah yang jauh di luar jangkauan angan-angan

As-Syibli menulis syair berikut  ini :

Aku percaya bahwa kegairahan itu meragukan

Jika dia muncul bukan dari penyaksian;

Dan setiap saksi itu terlempar,

Kala Kebenaran itu membawa saksinya yang jelas.

Tiada ulasan: