Catatan Popular

Isnin, 28 Jun 2021

KITAB AJARAN KAUM SUFI AL-KALABADZI : AJARAN 48. MENGENAI KEINTIMAN (UNS)

Kitab Al-Ta-aruf li-Madzhabi Ahl Al-Tashawwuf

Karya Ibn Abi Ishaq Muhammad ibn Ibrahim ibn Ya’qub Al-Bukhari AL-KALABADZI

 

Al-Junaid ditanya : “Apakah keintiman itu?” Dia menjawab : “Keintiman adalah hilangnya kegugupan, bersamaan dengan berlangsungnya pesona.” Yang dimaksudkan dengan hilangnya kegugupan adalah karena harapan lebih lazim dibanding ketakutan.

Dzu’l Nun, ketika ditanya mengenai hal yang sama berkata : “Keintiman adalah keberanian si pencinta dengan Yang Dicintainya.” Perkataannya mengandung arti yang sama dengan kata-kata Karib (Ibrahim) : “Perlihatkanlah kepdaku, bagaimana cara Engkau menghidupkan kembali orang-orang yang sudah mati.” Dan kata-kata orang yang berbicara dengan Tuhan (Musa) : “Perlihatkanlah diri-Mu agar aku dapat melihat-Mu.” Jawaban Tuhan : “Engkau tak akan melihat-Ku.” Yang seolah-olah merupakan suatu alasan saja, berarti, Engkau tidak akan mampu.”

Ibrahim al-Maristani ditanya mengenai keintiman, dan dia menjawab : “Keitniman adalah kegembiraan hati ketika ada bersama Yang Dicintai.”

Syibli ditanya tentang hal yang sama, dan dia menjawab : “Keintiman adalah rasa terpisah dari dirimu sendiri.”

Dzu’l Nun berkata : “Keadaan terendah keintiman adalah bahwa seseorang itu harus dibuang ke dalam api, sekalipun begitu dia tidak dijauhkan dari Dia yang yang telah dikenalnya.”

Seoang tokoh Sufi berkata : “Keintiman berarti bahwa seseorang itu harus bertul-betul akrab dengan zikir sehingga dia dijauhkan dari bayangan (semua) yang lain.”

Syair Ruwaim dikutip di sini dalam hubungannya dengan masalah ini :

Keindahan-Mu adalah kesenangan hatiku,

Dan tak henti-hentinya menguasai benakku;

Kasih-Mu telah menempatkan diriku, dalam pandangan-Mu.

Terpisah dari semua manusia.

Ingatan itu datang kepadaku..

Dengan berita gembira dari Sang Karib;;

“Lihat, karena Dia telah berjanji kepdamu

Engkau akan menjangkau dan memperoleh akhir dirimu.”

Di manapun Engkau memberi terang,

Wahai Engkau yang menjadi tujuan jiwaku!

Engkau tampak jelas dalam penglihatanku,

Dan tetap ada dalam hatiku.

Tiada ulasan: