Catatan Popular

Isnin, 28 Jun 2021

KITAB AJARAN KAUM SUFI AL-KALABADZI : AJARAN 52 MENGENAI PELEPASAN DAN PEMISAHAN

Kitab Al-Ta-aruf li-Madzhabi Ahl Al-Tashawwuf

Karya Ibn Abi Ishaq Muhammad ibn Ibrahim ibn Ya’qub Al-Bukhari AL-KALABADZI

 

Arti pelepasan adalah bahwa tata lahiriah seseorang harus dilepaskan dari kejadian-kejadian, dan batinnya dari pahala; yaitu, seseorang tidak boleh mengambil apa pun dari segala kejadian di dunia ini, atau mencari imbalan apa pun yang orang itu telah disumpah untuk menjauhinya, baik itu merupakan hal-hal yang bersifat sementara, ataupun bersifat kekal; sebaliknya, orang harus memathui hal itu karena itu merupakan kewajiban kepada Tuhan, dan bukan disebabkan oleh sebab atau alasan lain.

Lebih jauh, hal itu berarti, bahwa kesadaran seseorang harus dilepaskan dari pertimbangan berbagai keadaan dan tahapan, yang di dalamnya orang itu berada dari waktu ke waktu, dalam arti bahwa orang itu tidak puas atau terikat pada keadaan-keadaan itu.

Arti pemisahan adalah, bahwa seseorang harus memishkan dirinya dari segala bentuk, dan terpisah dalam keadaan dan tindakannya; yaitu bahwa tindakan orang itu harus sepenuhnya ditujukan untuk Tuhan, dan bahwa mereka tak boleh memiliki pemikiran tentang diri, penghargaan pada jasmani atau penghargaan pada imbalan. Lebih-lebih, orang harus dipisahkan dalam keadaan-keadaannya dari keadaan-keadaan itu sendiri, dengan begitu dia tidak menyadari adanya keadaan itu; sama sekali, karena perhatiannya terserap sepenuhnya pada penglihatan akan Dia yang menentukan keadaan itu; dan dalam keadaan terpisah dari segala bentuk, orang itu harus tak berhubungan bentuk-bentuk itu atau berusaha agar terjauh dari bentuk-bentuk itu. Telah dikatakan : “Pelepasan berarti bahwa seseorang itu tidak memiliki, pemisahan berarti bahwa orang itu tidak dimiliki.”

Syair berikut dari Amr ibn Usman al-Makki, melukiskan :

Sendiri bersama Tuhan yang sendiri, dia sendiri;

Tetap satu dia, sebab Hasratnya hanya Satu,

Maka telah ku lihat mereka, masing-masing dalam tarafnya.

Para pencari yang sendiri itu, dan lihat, dia

Yang pergi paling jauh, paling dekat pada tujuan.

Orang dari dunia yang diberi kesaksian itu, dengan semangat jiwa

Berpaling, dan membumbung tinggi, tinggi dalam terbangnya.

Sendiri, sendiri dalam segala penderitaannya,

Yang lain terbang dari jiwanya melompat ke

Dalam gairah yang sepi, Yang lain lagi membuka

Ikatan yang rapuh dari kedirian, dan terbangun

Sendiri, tapi tidak sendiri, Tuhan yang Pemurah

Menerima pilihannya Sendiri dengan curahan penuh cinta.

 Orang yang “membumbung tinggi, tinggi dalam terbangnya sendiri” adalah yang “sendiri dalam segala penderitaannya” karena dia tidak dapat menemukan jalan sama sekali untuk mendapatkan yang dicarinya dan tak akan henti-hentinya berusaha. Orang yang “Tidak merasakan penderitaan ini.

Akhirnya dia yang  “membuka ikatan yang rapuh dari kedirian” karena telah melewati masa kediriannya adalah orang yang terpilih dan didekatkan (oleh Tuhan), dan dia sendiri ada bersama Realitas itu.

 

Tiada ulasan: