SYARAH GURU
LANANG
Menurut Kalam Hikmah ke 35A
: Al-Arifbillah
Syeikh Ahmad Ibnu Athaillah As kandary:
“Dzat Yang Haq (Allah) itu tidak terhijab (terhalang). Bahwasanya yang
terhijab itu adalah kamu sendiri dari melihat kepada-Nya. Jikalau ada yang
menghijabi Allah, berarti menutupi-Nya apa yang menghijabinya itu. Mdan jikalau
baginya ada sesuatu yang menutupi, berarti wujudnya Allah itu terkurung. Dan
tiap-tiap yang mengurung sesuatu, maka baginya (yang mengurung itu) yang
menguasai itu. Sedangkan Allah adalah Dzat Yang Menguasai seluruh
hamba-hamba-Nya”.
Berdasarkan Dzatiah-Nya sendiri,
sebenarnya Allah itu tidak mempunyai penghalang (hijab) yang menghalangi
pandangan mata hati kehadirat-Nya.
Namun karena di dalam hati manusia
itu sendiri terdapat banyak sekali (kotoran-kotoran) dan berbagai macam
penyakit yang menyebabkan hati tersesat arus bujukan hawa nafsu, maka
terhalanglah pandangan mata hati manusia tersebut oleh keadaan hatinya sendiri.
Dalam Al-Qu’ran Surat Al-Kahfi ayat
110 telah disebutkan, bahwasanya Allah berfirman, yang artinya :
“Maka barang siapa yang mengharap
perjimpaan dengan Tuhan-nya, maka hendaklah ia mengerjakan amal sholeh dan
janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhan-Nya”.
Dengan firman Allah tersebut, maka
jelaslah bagi kita, bahwa untuk dapat berjumpa dengan Allah, meka kita harus
terlebih dahulu membersihkan hati ini dari kotoran-kotoran dan berbagai macam
penyakit hati sebagaimana yang sudah disebutkan di atas tadi.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan