SYARAH
SYEIKH ABDULLAH ASY- SYARQAWI
Menurut Kalam Hikmah ke 33
Al-Arifbillah
Syeikh Ahmad Ibnu Athaillah As kandary:
“Yang Maha Haq
(Allah) tidaklah terhijab. Yang terhijab adalah pandanganmu sehingga kau tak
dapat melihat-Nya karena jika Dia dikatakan terhijab, itu artinya, sesuatu
menutupinya. Jika Dia tertutupi sesuatu, itu artinya wujudnya terbatas. Segala
sesuatu yang terbatas adalah lemah, padahal, “Dia adalah Mahakuasa (qahar) atas
segala sesuatu.” (QS.al-An’am[6]: 18)”
Terhijab bukanlah sifat Allah swt. yang memiliki sifat terhijab adalah dirimu
sendiri. Jika kau ingin sampai kepada-Nya, kau harus mencari dan mengobati
semua kekuranganmu, niscaya kau akan sampai kepada-Nya dan melihat-Nya dengan
mata batinmu.
Hikmah diatas menepis anggapan yang menyatakan bahwa tidak mustahil Allah
terhalang oleh hijab karena hijab biasa digunakan oleh para pembesar atau raja
untuk memperlihatkan keagungan dan kemuliaannya. Jawaban terhadap anggapan ini
adalah, sekiranya Allah terhijab sesuatu, seperti halnya para pembesar dan
raja, niscaya Allah terkurung dalam hijab itu, terpenjara dan terbatas ruang
geraknya. Tentu hal ini tidak mungkin terjadi pada Allah swt. berdasarkan
firman-Nya,
“Dan dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya dan
Dialah Yang Mahabijaksana dan Maha Mengetahui.”(QS.al-An’am[6]: 18)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan