Catatan Popular

Isnin, 29 Oktober 2012

KITAB MADARIJUS SALIKIN SIRI 11: TINGKATAN IYYAKA NA'BUDU DAN PENOPANG UBUDIYYAH

SIRI 11

IBNU QAYYIM AL JAUZIYYAH
  
Ditilik dari ilmu dan amal, ubudiyah itu mempunyai beberapa tingkatan.
Ubudiyah dari sisi ilmu ada dua tingkatan: Ilmu tentang Allah dan
ilmu tentang agama-Nya. Ilmu tentang Allah ada lima macam: Ilmu tentang
Dzat, sifat, perbuatan, asma' Allah dan membebaskan-Nya dari hal-hal yang
tidak sesuai dengan-Nya. Ilmu tentang agama-Nya ada dua macam: Ilmu
yang berkaitan dengan perintah dan syariat, yang sekaligus merupakan jalan
lurus yang menghantarkan kepada Allah, dan ilmu yang berkaitan dengan
pahala serta siksa.
Ubudiyah berkisar pada beberapa penopang. Siapa yang dapat menyempurnakan
penopang-penopang ini, maka dia dapat menyempurna-kan
tingkatan-tingkatan ubudiyah di atas. Jelasnya, ubudiyah itu terbagi atas
hati, lisan dan anggota tubuh. Masing-masing dari tiga bagian ini
mempunyai ubudiyah yang bersifat khusus. Sementara hukum-hukum
ubudiyah ada lima macam: Wajib, sunat, haram, makruh dan mubah. Lima
hukum ini berlaku untuk hati, lisan dan anggota tubuh.
Yang wajib bagi hati ada yang sudah disepakati kewajibannya dan ada
yang diperselisihkan. Yang disepakati kewajibannya adalah: Ikhlas,
tawakal, cinta, sabar, pasrah, takut, berharap, pembenaran, niat dalam
ibadah. Yang diharamkan bagi hati adalah: Takabur, riya', ujub, dengki,
lalai dan kemunafikan. Semua ini dapat dihimpun dalam dua perkara:
Kufur dan kedurhakaan. Kufur seperti keragu-raguan, kemunafikan, syirik dan
segala cabangnya. Kedurhakaan ada dua macam, besar dan kecil.
Kedurhakaan yang besar seperti riya', takabur, ujub, membanggakan diri,
putus asa dari rahmat Allah, merasa aman dari tipu daya Allah, merasa
senang melihat penderitaan orang Muslim, suka jika ada kekejian yang
menyebar di tengah orang-orang Muslim, iri terhadap karunia yang
mereka terima, berharap agar karunia itu sirna dari mereka dan hal-hal lain
yang sejenis. Semua ini jauh lebih diharamkan daripada pengharam-an zina
dan minum khamr serta dosa-dosa besar yang zhahir. Semua keburukan ini
muncul karena ketidaktahuan tentang ubudiyah hati dan tidak
memperhatikannya.
Tugas iyyaka na'budu dibebankan kepada hati terlebih
dahulu sebelum dibebankan kepada anggota tubuh. Jika tugas ini
diabaikan, maka yang muncul adalah kebalikannya.
Dosa-dosa kecil dalam hati seperti menginginkan hal yang haram dan
membayangkannya. Perbedaan tingkat keinginan, tergantung pada
perbedaan tingkat sesuatu yang diinginkan. Keinginan terhadap kufur dan
syirik adalah kufur. Keinginan terhadap bid'ah adalah kefasikan.
Keinginan terhadap dosa besar adalah kedurhakaan. Jika seseorang meninggalkan
keinginan ini karena Allah menurut kesanggupannya, maka dia
mendapat pahala.
Sedangkan ubudiyah lisan ada lima macam: Yang wajib adalah
mengucapkan syahadatain, membaca apa yang harus dibaca dari isi Al-
Qur'an, seperti yang menjaga keabsahan shalat, mengucapkan dzikirdzikir
yang wajib dalam shalat seperti yang diperintahkan Allah dan Rasul-
Nya, membalas ucapan salam, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yang mungkar, mengajari orang yang bodoh, menunjuki
orang yang sesat, memberikan kesaksian yang dibutuhkan, berkata jujur
dan lain-lainnya. Sedangkan yang sunat bagi lisan adalah membaca Al-
Qur'an, terus-menerus menyebut asma Allah, menggali ilmu yang bermanfaat
dan lain-lainnya. Sedangkan yang haram bagi lisan ialah mengucapkan
perkataan apa pun yang dibenci Allah dan Rasul-Nya, menyampaikan
bid'ah yang bertentangan dengan ketetapan Allah dan Rasul-Nya,
menyeru kepada bid'ah, menuduh dan mencaci orang Muslim, dusta,
memberikan kesaksian palsu dan mengatakan tentang Allah tanpa didasari
pengetahuan. Sedangkan yang makruh bagi lisan ialah mengatakan
sesuatu, padahal andaikata hal itu tidak dikatakan, maka akan lebih baik.
Hal ini tidak mengakibatkan siksaan.
Ubudiyah yang harus dilakukan anggota tubuh ada dua puluh lima,
karena indera ada lima dan masing-masing indera mempunyai lima kewajiban,
yang meliputi wajib, sunat, haram, makruh dan mubah.

Tiada ulasan: