Catatan Popular

Jumaat, 26 Jun 2015

KISAH 1 : TAUBAT BISYR AL HAFI SI MANUSIA BERKAKI TELANJANG



Abu Nashr Bisyr bin al-Harits al-Hafi lahir di dekat kota Merv sekitar tahun 150 H/767 M. Setelah meninggalkan hidup berfoya-foya, ia mempelajari Hadits di Baghdad, kemudian meninggalkan pendidikan formal untuk hidup sebagai pengemis yang terlunta-lunta, kelaparan dan bertelanjang kaki. Bisyr meninggal di kota Baghdad tahun 227 H/841 M. Ia sangat dikagumi oleh Ahmad bin Hambal dan dihormati oleh khalifah al-Ma'mun.
Bisyr si manusia berkaki telanjang, lahir di Merv dan menetap di Baghdad. Sewaktu pemuda, ia adalah seorang pemuda berandal. Suatu hari dalam keadaan mabuk, ia berjalan terhuyung-huyung. Tiba-tiba ia temukan secarik kertas bertuliskan: "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang". Bisyr lalu membeli minyak mawar untuk memerciki kertas tersebut kemudian me-nyimpannya dengan hati-hati di rumahnya.
Malam harinya seorang manusia suci bermimpi. Dalam mimpi itu ia diperintah Allah untuk mengatakan kepada Bisyr: "Engkau telah mengharumkan nama-Ku, maka Aku pun telah mengharumkan dirimu. Engkau telah memuliakan nama-Ku, maka Aku pun telah memuliakan dirimu. Engkau telah mensucikan nama-Ku, maka Aku pun telah mensucikan dirimu. Demi kebesaran-Ku, niscaya Ku-harumkan namamu, baik di dunia maupun di akhirat nanti".
"Bisyr adalah seorang pemuda berandal", si manusia suci itu berpikir. "Mungkin aku telah bermimpi salah".
Oleh karena itu ia pun segera bersuci, shalat kemudian tidur kembali, namun tetap saja mendatangkan mimpi yang sama. Ia ulangi perbuatan itu untuk ketiga kalinya, ternyata tetap mengalami mimpi yang demikian juga. Keesokan harinya pergilah ia mencari Bisyr. Dari seseorang yang ditanyanya, ia mendapat jawaban: "Bisyr sedang mengunjungi pesta buah anggur".
Maka pergilah ia ke rumah orang yang sedang berpesta itu, Sesampainya di sana, ia bertanya: "Apakah Bisyr berada di tempat ini?"
"Ada, tetapi ia dalam keadaan mabuk dan lemah tak berdaya'. "Katakanlah kepada Bisyr bahwa ada pesan yang hendak kusampaikan kepadanya", manusia suci itu berkata. "Pesan dari siapa?", tanya Bisyr. "Dari Allah!", jawab si manusia suci.
"Aduhai!" Bisyr berseru dengan air mata berlinang. "Apakah pesan untuk mencela atau untuk menghukum diriku? Tetapi tunggu lah sebentar, aku akan pamit kepada sahabat-sahabatku terlebih dahulu".
"Sahabat-sahabat", ia berkata kepada teman-teman minumnya. "Aku dipanggil, oleh karena itu aku harus meninggalkan tempat ini. Selamat tinggal! Kalian tidak akan pernah melihat diriku lagi dalam keadaan yang seperti ini!"
Sejak saat itu tingkah laku Bisyr berubah sedemikian salehnya sehingga tidak seorang pun yang mendengar namanya tanpa kedamaian llahi menyentuh hatinya. Bisyr telah memilih jalan penyangkalan diri. Sedemikian asyiknya ia menghadap Allah bahkan mulai saat itu ia tak pernah lagi memakai alas kaki. Inilah sebabnya mengapa Bisyr dijuluki si manusia berkaki telanjang.
Apabila ditanya: "Bisyr, apakah sebabnya engkau tak pernah memakai alas kaki?". Jawabnya adalah: "Ketika aku berdamai dengan Allah, aku sedang berkaki telanjang. Sejak saat itu aku malu mengenakan alas kaki. Apalagi bukankah Allah Yang Maha Besar telah berkata: Telah Kuciptakan bumi sebagai permadani untukmu'. Dan bukankah tidak pantas apabila berjalan memakai sepatu di atas permadani raja?"
Ahmad bin Hambal sangat sering mengunjungi Bisyr. Ia begitu mempercayai kata-kata Bisyr sehingga murid-muridnya pernah mencela sikapnya itu.
"Pada zaman ini tidak ada orang yang dapat menandingimu di bidang Hadits, hukum, teologi dan setiap cabang ilmu pengetahuan, tetapi setiap saat engkau menemani seorang berandal. Pantaskah perbuatanmu itu?"
"Mengenai setiap bidang yang kalian sebutkan tadi, aku memang lebih ahli daripada Bisyr", jawab Ahmad bin Hambal. "Tetapi mengenai Allah ia lebih ahli daripadaku".
Ahmad bin Hambal sering memohon kepada Bisyr: "Ceriterakan lah kepadaku perihal Tuhanku".

Tiada ulasan: