Kitab Al-Ta-aruf li-Madzhabi Ahl Al-Tashawwuf
Karya Ibn Abi Ishaq
Muhammad ibn Ibrahim ibn Ya’qub Al-Bukhari AL-KALABADZI
Mereka mengakui bahwa Tuhan adalah Pencipta dari
semua tindakan hamba-hamba-Nya; bahkan karena Dia adalah pencipta esensi
mereka, maka segala apa yang mereka lakukan, yang baik- maupun buruk, adalah
menurut ketentuan, takdir, keinginan dan kehendak Tuhan. Kalau tidak, maka
mereka bukanlah hamba-hamba yang tunduk pada Rabbnya dan bukan ciptaan-ciptaan.
Tuhan berfirman : “Katakanlah : Allahlah yag menciptakan segala sesuatu.” Dan
lagi : “ Segala sesuatu Kami ciptakan serba berukuran .... segala sesuatu yang
telh mereka kerjakan tercatat dalam buku..” Nah
karena tindakan-tindakan itu merupakan “sesuatu-sesuatu”, maka Tuhan-lah
yang menciptakan mereka. Sebab, tindakan-tindakan itu tidak tidak diciptakan,
berarti Tuhan adalah Pencipta “sesuatu-sesuatu” tentu saja, bukan segala
sesuatu dan dengan demikian, firman-Nya (“Yang menciptakan segala sesuatu”)
hanya bohong belaka --- Maha Suci Tuhan dari itu! Lebih lebih, sudah jelas
bahwa tindakan-tindakan itu jauh lebih banyak dibandingkan dengan esensi;
sehingga jika Tuhan adalah Pencipta esensi-esensi itu sedang hamba-hamba-Nya
adalah pencipta-pencipta tindakan-tindakannya, maka makhluk itulah yang lebih
pantas menerima pujian karena tindakan penciptaannya, dan penciptaan oleh
hamba-hamba itu akan dapat menjadi lebih besar daripada penciptaan Tuhan;
konsekuensinya, mereka pasti lebih
sempurna dalam kekuasaan dan lebih produktif dalam penciptaan dibandingkan
dengan Tuhan.
Tapi Tuhan berfirman : “Apakah berhala-berhala yang telah mereka
jadikan sekutu Allah itu dapat menciptakan sesuatu seperti ciptaan Tuhan,
sehingga kedua ciptaan itu sama dengan pandangan mereka? Katakanlah :
“Allah-lah yang menciptakan segala-galanya! Dia lah Tuhan yang Maha Esa dan
Perkasa!.” Jadi Tuhan menyangkal adanya penciptaan selain Dia. Tuhan juga berfirman : “Dan di
masing-masing Kami atur jarak perjalanan.” Dengan begitu Dia menyatakan bahwa
Dia telah mengukur perjalanan hamba-hamba-Nya. Lebih kauh Tuhan berfirman :
“Padahal Allah-lah yang menciptakanmu dan apa-apa yang kamu perbuat itu,” dan
lagi : “ Dari kejahatan makhluk-Nya.” Dengan begitu menunjukan bahwa sebagian makhluk-Nya itu jahat; dan lagi :
“Dan janganlah engkau turutkan pula orang yang hatinya telah Kami alpakan dari
mengingat Kami.” Yaitu Tuhan menciptakan
kealpaan dalam hatinya: dan lebih jauh lagi : “Kamu rahasiakan atau pun kamu
lahirkan perkataanmu, Dia mengetahui segala yang di dalam hatimu, apakah Tuhan
yang telah mencipta itu tidak mengetahuinya, padahal Dia Maha Teliti dan
Mengetahui.” Dengan begitu Dia
menyatakan bahwa perkataan-perkataan mereka, dan semua yang mereka
rahasiakan atau mereka lahirkan, merupakan ciptaan-Nya.
Umar a.s. berkata : “Wahai Rasulullah, bagaimana
pendapatmu mengenai masalah yang kita hadapi ini? Apakah itu merupakan sesuatu
yang telah ditetapkan atau baru saja dirancangkan?.”
Nabi menjawab : “Sesuatu yang telah ditetapkan.”
Umar berkata : “Kalau begitu apakah kita tidak akan
percaya?”
Beliau menjawab : “Laksanakan (apa yang ingin kau
laksanakan), sebab semua orang telah diciptakan untuk tujuan itu.”
Nabi juga ditanya : “Bagaimana pendapatmu mengenai
wabah penyakit yang menimpa kita, dan apa yang sebaiknya kita pakai untuk
mengobati diri kita? Apakah semua ini menyalahi ketetapan Tuhan?
Beliau menjawab : “Sesungguhnya, tidak beriman
seseorang sampai dia beriman pada Tuhan dan ketetapan Tuhan, baik maupun
buruk.”
Jadi karena Tuhan mungkin menciptakan sesuatu esensi
yang jahat, maka mungkin pula Dia menciptakan tindakan yang jahat. Nah, umumnya
diakui bahwa tindakan orang yang gemetaran adalah ciptaan Tuhan; dengan
demikian semua gerakan begitu juga halnya, kecuali dalam satu hal Tuhan telah
menciptakan gerakan dan kehendak bebas. Abu Bakr al-Wasithi menafsirkan Firman
Tuhan : “ Dan kepunyaan Allah pulalah segala makhluk yang sudah ditelan
kesunyian malam dan siang itu.” Sebagai berikut : Jika seseorang mengaku bahwa
sesuatu yang ada di dalam Kerajaan-Nya --- yaitu, “yang sudah di telan
kesunyian malam dan siang” itu --- baik sebuah pemikiran ataupun gerakan,
adalah miliknya, atau ada karena dia, atau diperuntukan baginya, atau datang
dari dia, maka berarti dia telah melawan kekuasaan mutlak (Tuhan), dan
melemahkan kekuasaan-Nya.” Sedang mengenai firman Tuhan : “Ya, milik-Nya-lah
penciptaan dan penawaran.” Dia menafsirkan sebagai berikut : “Penciptaan adalah
mengadakan, dan penawaran adalah membebaskan; Jika Tuhan tidak menawari
anggota-anggota tubuh dengan penawaran untuk pembebasan, maka mereka pasti
tidak bisa menurutkan Dia, tidak pula bisa melawan Dia.”
Tiada ulasan:
Catat Ulasan