Catatan Popular

Sabtu, 27 Jun 2015

KITAB AJARAN KAUM SUFI AL-KALABADZI : AJARAN 15.AJARAN KAUM SUFI TENTANG PAKSAAN



Kitab Al-Ta-aruf li-Madzhabi Ahl Al-Tashawwuf

Karya  Ibn Abi Ishaq Muhammad ibn Ibrahim ibn Ya’qub Al-Bukhari AL-KALABADZI

Sebagian mereka menyaakan bahwa gagasan mengenai paksaan itu kabur, dengan mengatakan bahwa paksaan hanya dapt terjadi dalam hal dua orang yang sama-sama tidak mau mengalah, yaitu kalau seseorang memberi perintah orang lain dan orang lain itu menolak (untuk mematuhi), kemudian orang yang pertama memaksa orang yang kedua agar melakukan perintahnya, Paksaan berarti seseorang itu dipaksa untuk melakukan sesuatu hal tertentu, meskipun ia lebih suka melakukan hal yang lain, sehingga kemudian dia terpaksa melakukan hal yang tidak disukainya dan meninggalkan hal yang disuskainya; dan kalau bukan kaena paksaan dan tekanan itu, maka dia pasti telah melakukan hal yang ditinggalkannya dan meninggalkan hal yang dilakukannya. Nah, kami tidak menemukan hal semacam itu dalam masalah pencarrian manusia akan iman dan kekafiran, kepatuhan dan ketidak patuhan. 

Orang yang beriman memilih iman, menyukainya, menyetujui, menginginkannya dan lebih menyukainya dibandingkan dengan kebalikannya. Sementara dia tidak menyukai kekafiran, membencinya, tidak menyetujuinya, tidak menginginkannya dan lebih menyukai kebalikannya. Tuhan telah menciptakan pilihan untuknya, kesetujuan dan keinginan akan iman, dan kebencian, ketidak sukaan dan ketidak-setujuan akan kekafiran; sebab Tuhan berfirman : “Tetapi Allah telah menanamkan cinta dalam hatimu terhadap keimanan, dan menjadikan keimanan itu terasa indah dalam hatimu. Sebaliknya menjadikan kebencian dalam hatimu terhadap kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan.” Di pihak lain, orang kafir memilih kekafiran, menyetujuinya, menyukainya, menginginkannya dan lebih menyukainya dibanding kebalikannya, sementara dia tidak menyukai iman, membencinya, tidak menyutujuinya, tidak menginginkannya dan lebih menyukai kebalikannya. Tuhan telah menciptakan ini semua sebab Dia berfirman : “Demikianlah sunnah Kami yang berlaku bagi setiap umat, yaitu mereka memandang baik setiap pekerjaan yang dilakukannya.”

Dan lagi : “Dan barangsiapa yang dikehendaki-Nya untuk dibiarkan sesat oleh-Nya, disempitkan-Nya dada orang itu.” Tak satu pun dari keduanya dicegah  untuk (mengikuti) kebalikan dari pilihannya, atau dipaksa mengikuti yang dicarinya; oleh sebab itu mereka semua terikat pada rencana Tuhan dan tunduk pada keputusan-Nya. Tempat tinggal orang-orang kafir adalah neraka, sebagai ganjaran dari apa yang telah mereka lakukan. Dan :”Kami tidak menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri sendiri.” Tuhan itu tidak akan ditanya tentang apa-apa yang diperbuat-Nya, malahan mereka jualah yang akan ditanya.”

Ibn al-Farghani berkata : “Tidak ada pemikiran atau gerakan kecuali atas perintah Allah. Inilah arti firman-Nya, “Jadlah”!. Sebab, milik-Nya adalah ciptaan perintah dan perintah ciptaan, sedangkan penciptaan adalah sifat-Nya. Dengan dua huruf ini, Dia tidak memberi kesempatan bagi seorang pandai pun  untuk mengaku  bahwa segala sesuatu di dunia ini atau di dunia nanti adalah miliknya, atau ada kaena dia, atau diadakan untuk dia. Karena itu, ketahuilah bahwa tidak ada Tuhan keculai Allah

Tiada ulasan: