Kitab Al-Ta-aruf li-Madzhabi Ahl Al-Tashawwuf
Karya Ibn Abi Ishaq
Muhammad ibn Ibrahim ibn Ya’qub Al-Bukhari AL-KALABADZI
Sebagian mereka menyaakan bahwa gagasan mengenai
paksaan itu kabur, dengan mengatakan bahwa paksaan hanya dapt terjadi dalam hal
dua orang yang sama-sama tidak mau mengalah, yaitu kalau seseorang memberi
perintah orang lain dan orang lain itu menolak (untuk mematuhi), kemudian orang
yang pertama memaksa orang yang kedua agar melakukan perintahnya, Paksaan
berarti seseorang itu dipaksa untuk melakukan sesuatu hal tertentu, meskipun ia
lebih suka melakukan hal yang lain, sehingga kemudian dia terpaksa melakukan
hal yang tidak disukainya dan meninggalkan hal yang disuskainya; dan kalau
bukan kaena paksaan dan tekanan itu, maka dia pasti telah melakukan hal yang
ditinggalkannya dan meninggalkan hal yang dilakukannya. Nah, kami tidak
menemukan hal semacam itu dalam masalah pencarrian manusia akan iman dan
kekafiran, kepatuhan dan ketidak patuhan.
Orang yang beriman memilih iman,
menyukainya, menyetujui, menginginkannya dan lebih menyukainya dibandingkan
dengan kebalikannya. Sementara dia tidak menyukai kekafiran, membencinya, tidak
menyetujuinya, tidak menginginkannya dan lebih menyukai kebalikannya. Tuhan
telah menciptakan pilihan untuknya, kesetujuan dan keinginan akan iman, dan
kebencian, ketidak sukaan dan ketidak-setujuan akan kekafiran; sebab Tuhan
berfirman : “Tetapi Allah telah menanamkan cinta dalam hatimu terhadap
keimanan, dan menjadikan keimanan itu terasa indah dalam hatimu. Sebaliknya
menjadikan kebencian dalam hatimu terhadap kekafiran, kefasikan dan
kedurhakaan.” Di pihak lain, orang kafir memilih kekafiran, menyetujuinya,
menyukainya, menginginkannya dan lebih menyukainya dibanding kebalikannya,
sementara dia tidak menyukai iman, membencinya, tidak menyutujuinya, tidak
menginginkannya dan lebih menyukai kebalikannya. Tuhan telah menciptakan ini
semua sebab Dia berfirman : “Demikianlah sunnah Kami yang berlaku bagi setiap
umat, yaitu mereka memandang baik setiap pekerjaan yang dilakukannya.”
Dan lagi
: “Dan barangsiapa yang dikehendaki-Nya untuk dibiarkan sesat oleh-Nya,
disempitkan-Nya dada orang itu.” Tak satu pun dari keduanya dicegah untuk (mengikuti) kebalikan dari pilihannya,
atau dipaksa mengikuti yang dicarinya; oleh sebab itu mereka semua terikat pada
rencana Tuhan dan tunduk pada keputusan-Nya. Tempat tinggal orang-orang kafir
adalah neraka, sebagai ganjaran dari apa yang telah mereka lakukan. Dan :”Kami
tidak menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri sendiri.” Tuhan
itu tidak akan ditanya tentang apa-apa yang diperbuat-Nya, malahan mereka
jualah yang akan ditanya.”
Tiada ulasan:
Catat Ulasan