Catatan Popular

Sabtu, 27 Jun 2015

KITAB AJARAN KAUM SUFI AL-KALABADZI : AJARAN 5 AJARAN KAUM SUFI TENTANG KEESAAN TUHAN



Kitab Al-Ta-aruf li-Madzhabi Ahl Al-Tashawwuf

Karya  Ibn Abi Ishaq Muhammad ibn Ibrahim ibn Ya’qub Al-Bukhari AL-KALABADZI

Orang-orang sufi mengakui bahwa Tuhan itu Satu, Sendiri, Tunggal, Kekal, Abadi, Berpengetahuan, Berkuasa, Hidup, Mendengar, Melihat, Kuat Kuasa, Agung, besar, Dermawan, Pengampun, Bangga, Dhasyat, Tak Berkesudahan, Pertama, Tuhan, Rabb, Penguasa, Pemilik, Pengasih, Penyayang, Bekehndak, Berfirman, Mencipta, Menjaga, bahwa Dia diberi sifat dengan segala gelar, yang dengan itu Dia  telah memberi sifat pada diri-Nya sendiri, dan Ia diberi nama yang dengan itu pula Dia telah memberi nama pada Diri-Nya sendiri, Bahwa karena sifat-Nya yang kekal, maka demikian pula nama-nama dan sifat-sifat-Nya sama sekali tidak sama dengan esensi-esensi lain, tak pula sifat-Nya sama dengan sifat-sifat lain,tak satupun dari istilah-istilah yang diterapkan pada makhluk-makhluk ciptaan-Nya dan yang mengacu pada penciptaan mereka dari waktu ke waktu , membawa pengaruh atas-Nya, bahwa Dia tak henti-hentinya menjadi Pemimpin, Terkemuka di hadapan segala yang ada, dan bahwa tiada sesuatu pun yang kekal kecuali Dia, dan Tiada Tuhan di samping Dia; Bahwa Dia bukan badan, potongan, bentuk, tubuh, unsur atau aksiden, Bahwa Dia tidak ada penyimpangan maupun pemisahan, tidak ada gerakan maupun kediaman, tidak ada penambahan maupun pengurangan; bahwa Dia bukan merupakan bagian, atau partikel, atau anggota, atau kaki tangan, atau aspek, atau tempat, bahwa Dia tidak terpengaruh oleh kesalahan, atau kantuk, atau berubah-ubah dikarenakan waktu, atau disifatkan oleh kiasan bahwa Dia tidak terpengaruh oleh ruang dan waktu, bahwa Dia tidak dapat dikatakan sebagai yang ddapat disentuh, atau dikucilkan, atau mendiami tempat-tempat; bahwa Dia tidak dibatasi oleh pemikiran, atau ditutupi selubung, atau dilihat mata.
Salah seorang tokoh besar Sufi mengatakan dalam wacananya (Al Hallaj) : Sebelum tidak mendahului-Nya, setelah tidak menyela-Nya, daripada tidak bersaing dengan dia dalam hal keterdahuluan; dari tidak sesuai dengan Dia; ke tidak menyatu dengan Dia; di tidak mendiami Dia; kala tidak menghentikan Dia; jika tidak berunding dengan Dia, atas tidak membayangi Dia; di bawah tidak menyangga Dia; sebaliknya tidak menghadap-Nya; dengan tidak menekan Dia; di balik tidak mengikat Dia; di depan tidak membatasi Dia; terdahulu tidak memameri Dia; di belakang tidak membuat Dia luruh; semua tidak menyatukan Dia; ada tidak memunculkan Dia; tidak ada tidak membuat Dia lenyap; Penyembunyian tidak menyelubungi Dia, pra eksistensi-Nya mendahului waktu, adanya Dia mendahului yang belum ada, kekekalan-Nya mendahului adanya batas. Jika engkau berkata kala maka eksistensi-Nya telah melampau waktu; jika engkau berkata sebelum, maka sebelum itu sesudah Dia; jika engkau berkata Dia maka D, i dan a (huwa) adalah ciptaan-Nya; jika engkau berkata bagaimana, maka esensi-Nya terselubung dari pemerian, jika engkau berkata di mana, maka adanya Dia mendahuli ruang; jika engkau berkata tentang ke-Dia-an, maka ke-Dia-an-Nya terpisah dari segala sesuatu. Selain Dia, tidak ada yang bisa diberi sifat dengan dua sifat (yang berlawanan) sekaligus, dan toh dengan-Nya kedua sifat itu tidak menciptakan keberlawanan. Dia tersembunyi dalam penjelaman-Nya menjelma dalam persembunyian-Nya. Dia ada di luar dan di dalam, dekat dan jauh; dan dalam hal itu Dia tidak sama dengan makhluk-makhluk. Dia bertindak tanpa menyentuh, memerintah tanpa bertemu, memberi petunjuk tanpa menunjuk. Kehendak tidak bertentangan dengan-Nya, pikiran tidak menyatu dengan-Nya; esensi-Nya tanpa kualitas (takyif), tindakan-Nya tanpa upaya (taklif)
Mereka mengakui bahwa Dia tidak bisa dilihat oleh mata, atau dibantah oleh pikiran, bahwa sifat-sifat-Nya tidak berubah dan nama-nama-Nya tidak diganti, bahwa Dia yang Pertama dan Terakhir, Zahir dan Batin; bahwa Dia mengenal segala sesuatu, bahwa tidak ada yang seperti Dia dan Dia Melihat dan mendengar.

Tiada ulasan: