Kitab Al-Ta-aruf li-Madzhabi Ahl Al-Tashawwuf
Karya Ibn Abi Ishaq
Muhammad ibn Ibrahim ibn Ya’qub Al-Bukhari AL-KALABADZI
Orang-orang sufi mengakui bahwa Tuhan itu Satu,
Sendiri, Tunggal, Kekal, Abadi, Berpengetahuan, Berkuasa, Hidup, Mendengar,
Melihat, Kuat Kuasa, Agung, besar, Dermawan, Pengampun, Bangga, Dhasyat, Tak
Berkesudahan, Pertama, Tuhan, Rabb, Penguasa, Pemilik, Pengasih, Penyayang,
Bekehndak, Berfirman, Mencipta, Menjaga, bahwa Dia diberi sifat dengan segala
gelar, yang dengan itu Dia telah memberi
sifat pada diri-Nya sendiri, dan Ia diberi nama yang dengan itu pula Dia telah
memberi nama pada Diri-Nya sendiri, Bahwa karena sifat-Nya yang kekal, maka
demikian pula nama-nama dan sifat-sifat-Nya sama sekali tidak sama dengan
esensi-esensi lain, tak pula sifat-Nya sama dengan sifat-sifat lain,tak satupun
dari istilah-istilah yang diterapkan pada makhluk-makhluk ciptaan-Nya dan yang
mengacu pada penciptaan mereka dari waktu ke waktu , membawa pengaruh atas-Nya,
bahwa Dia tak henti-hentinya menjadi Pemimpin, Terkemuka di hadapan segala yang
ada, dan bahwa tiada sesuatu pun yang kekal kecuali Dia, dan Tiada Tuhan di
samping Dia; Bahwa Dia bukan badan, potongan, bentuk, tubuh, unsur atau
aksiden, Bahwa Dia tidak ada penyimpangan maupun pemisahan, tidak ada gerakan
maupun kediaman, tidak ada penambahan maupun pengurangan; bahwa Dia bukan merupakan
bagian, atau partikel, atau anggota, atau kaki tangan, atau aspek, atau tempat,
bahwa Dia tidak terpengaruh oleh kesalahan, atau kantuk, atau berubah-ubah
dikarenakan waktu, atau disifatkan oleh kiasan bahwa Dia tidak terpengaruh oleh
ruang dan waktu, bahwa Dia tidak dapat dikatakan sebagai yang ddapat disentuh,
atau dikucilkan, atau mendiami tempat-tempat; bahwa Dia tidak dibatasi oleh
pemikiran, atau ditutupi selubung, atau dilihat mata.
Salah seorang tokoh besar Sufi mengatakan dalam
wacananya (Al Hallaj) : Sebelum tidak mendahului-Nya, setelah tidak
menyela-Nya, daripada tidak bersaing dengan dia dalam hal keterdahuluan; dari
tidak sesuai dengan Dia; ke tidak menyatu dengan Dia; di tidak mendiami Dia;
kala tidak menghentikan Dia; jika tidak berunding dengan Dia, atas tidak
membayangi Dia; di bawah tidak menyangga Dia; sebaliknya tidak menghadap-Nya;
dengan tidak menekan Dia; di balik tidak mengikat Dia; di depan tidak membatasi
Dia; terdahulu tidak memameri Dia; di belakang tidak membuat Dia luruh; semua
tidak menyatukan Dia; ada tidak memunculkan Dia; tidak ada tidak membuat Dia
lenyap; Penyembunyian tidak menyelubungi Dia, pra eksistensi-Nya mendahului
waktu, adanya Dia mendahului yang belum ada, kekekalan-Nya mendahului adanya
batas. Jika engkau berkata kala maka eksistensi-Nya telah melampau waktu; jika
engkau berkata sebelum, maka sebelum itu sesudah Dia; jika engkau berkata Dia
maka D, i dan a (huwa) adalah ciptaan-Nya; jika engkau berkata bagaimana, maka
esensi-Nya terselubung dari pemerian, jika engkau berkata di mana, maka adanya
Dia mendahuli ruang; jika engkau berkata tentang ke-Dia-an, maka ke-Dia-an-Nya
terpisah dari segala sesuatu. Selain Dia, tidak ada yang bisa diberi sifat
dengan dua sifat (yang berlawanan) sekaligus, dan toh dengan-Nya kedua sifat
itu tidak menciptakan keberlawanan. Dia tersembunyi dalam penjelaman-Nya
menjelma dalam persembunyian-Nya. Dia ada di luar dan di dalam, dekat dan jauh;
dan dalam hal itu Dia tidak sama dengan makhluk-makhluk. Dia bertindak tanpa
menyentuh, memerintah tanpa bertemu, memberi petunjuk tanpa menunjuk. Kehendak
tidak bertentangan dengan-Nya, pikiran tidak menyatu dengan-Nya; esensi-Nya
tanpa kualitas (takyif), tindakan-Nya tanpa upaya (taklif)
Mereka mengakui bahwa Dia tidak bisa dilihat oleh
mata, atau dibantah oleh pikiran, bahwa sifat-sifat-Nya tidak berubah dan
nama-nama-Nya tidak diganti, bahwa Dia yang Pertama dan Terakhir, Zahir dan
Batin; bahwa Dia mengenal segala sesuatu, bahwa tidak ada yang seperti Dia dan
Dia Melihat dan mendengar.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan