Ahmad bin Ibrahim menuturkan: Bisyr berkata kepadaku: "Sampaikan kepada Ma'ruf bahwa aku akan mengunjunginya setelah aku selesai shalat".
Pesan itu kusampaikan kepada Ma'ruf. Kemudian aku dan Ma'ruf menantikan dia. Tetapi setelah kami selesai melakukan shalat Zhuhur, Bisyr belum juga datang. Ketika kami melakukan shalat 'Ashar, ia belum juga kelihatan. Begitu pula halnya setelah kami shalat Tsa.
"Maha Besar Allah", aku berkata dalam hati, "apakah seorang manusia seperti Bisyr masih suka memungkiri janji? Sungguh keterlaluan!".
Aku masih mengharap-harap kedatangan Bisyr, waktu itu kami sedang berada di pintu masjid. Tidak lama kemudian tampaklah Bisyr dengan mengepit sebuah sajadah berjalan ke arah kami.
Begitu sampai' di sungai Tigris, Bisyr langsung menyeberanginya dengan berjalan di atas air. Ia lalu menghampiri kami. Bisyr dan Ma'ruf berbincang-bincang sepanjang malam. Setelah Shubuh barulah Bisyr meninggalkan tempat itu dan seperti ketika ia datang, sungai itu diseberanginya dengan berjalan di atas permukaannya. Aku meloncat dari loteng, bergegas menyusulnya, dan setelah kucium tangan dan kakinya, aku bermohon kepadanya: "Berdoalah untuk diriku!"
Bisyr mendoakan diriku. Setelah itu ia berkata: "Jangan katakan segala sesuatu yang telah engkau saksikan kepada siapa pun!". Selama Bisyr masih hidup, kejadian itu tak pernah kuceritakan kepada siapa pun juga.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan