Catatan Popular

Rabu, 1 Oktober 2014

KITAB MADARIJUS SALIKIN SIRI 19 : Dosa Besar dan Dosa Kecil

Oleh Ibn Qayyim Al Jauziyah

Menurut nash Al-Qur'an dan As-Sunnah, ijma' orang-orang salaf dan
istilah, dosa-dosa itu dibagi menjadi dua macam: Dosa-dosa besar dan
dosa-dosa kecil. Firman Allah,
"Jika kalian menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang
kalian mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahan
kalian." (An-Nisa': 31),
"Orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang
selain dari kesalahan-kesalahan kecil." (An-Najm: 32).
Sedangkan apa yang dikisahkan dari Abu Ishaq Al-Isfira'ainy, bahwa
semua dosa adalah dosa besar dan sama sekali tidak ada dosa yang kecil,
maka bukan itu maksudnya. Sebab kalau tidak, dosa memandang sesuatu
yang diharamkan sama dengan dosa berzina. Tapi yang dimaksudkan
adalah pengaitannya dengan keagungan yang didurhakai, dengan
pengertian, sebagian bisa lebih besar dosanya daripada yang lain.
Orang-orang salaf saling berbeda pendapat tentang dosa-dosa besar.
Namun perbedaan pendapat di kalangan mereka ini tidak terlalu tajam, dan
pendapat-pendapat mereka hampir sama.
Di dalam Ash-Shahihain disebutkan dari hadits Asy-Sya'by, dari
Abdullah bin Amr, dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda,
"Dosa-dosa besar adalah: Syirik kepada Allah, durhaka kepada kedua
orang tua, membunuh jiwa dan sumpah palsu."
Di dalam Ash-Shahih disebutkan dari hadits Abu Wa'il, dari Amr bin
Syurahbil, dari Abdullah bin Mas'ud, dia berkata, "Aku bertanya, "Wahai
Rasulullah, apakah dosa yang paling besar itu?"
Beliau menjawab, "Jika engkau membuat tandingan bagi Allah,
padahal Dialah yang menciptakan kami."
"Kemudian apa lagi?" tanyaku.
Beliau menjawab, "Jika engkau membunuh anakmu karena takut dia
makan bersamamu."
"Kemudian apa lagi?" tanyaku.
Beliau menjawab, "Jika engkau berzina dengan istri tetanggamu."
Kemudian Allah menurunkan ayat yang membenarkan sabda beliau
ini,
"Dan, orang-orang yang tidak menyembah sesembahan lain beserta
Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan
(alasan) yang benar dan tidak berzina." (Al-Furqan: 68).
Di dalam Ash-Shahihain disebutkan dari hadits Abu Hurairah, dari
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda,
"Jauhilah oleh kalian tujuh kedurhakaan". Mereka bertanya, "Apakah
itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Syirik kepada Allah, sihir,
membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang
benar, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri saat
pertempuran, menuduh wanita-wanita suci yang lalai dan beriman."
Dalam hadits lain juga disebutkan, bahwa yang termasuk dosa besar
adalah mencaci bapak dan ibu seseorang serta mencemarkan nama baik
orang lain tanpa alasan yang dibenarkan.
Abdullah bin Mas'ud Radhiallau Anhu berkata, "Dosa-dosa besar yang
paling besar adalah: Syirik kepada Allah, merasa aman dari tipu daya Allah,
putus asa dari rahmat Allah dan karunia-Nya."
Sa'id bin Jubair berkata, "Ada seseorang bertanya kepada Ibnu Abbas
tentang dosa-dosa besar, apakah jumlahnya ada tujuh? Maka Ibnu Abbas
menjawab, "Jumlahnya lebih dekat dengan tujuh ratus macam. Hanya saja
tidak ada istilah dosa besar selagi disertai istighfar, dan tidak ada istilah
dosa kecil selagi dilakukan terus-menerus. Segala sesuatu yang dilakukan
untuk mendurhakai Allah, disebut dosa besar. Maka barangsiapa yang
melakukan sebagian dari dosa itu, hendaklah memohon ampunan kepada
Allah, karena Allah tidak mengekalkan seseorang dari umat ini di dalam
neraka kecuali orang yang keluar dari Islam, atau mengingkari satu
kewajiban atau mendustakan takdir."Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu Anhu berkata, "Apa yang dila-rang
Allah dari awal surat An-Nisa' hingga ayat 31, semuanya adalah dosa besar."
Adh-Dhahhak berkata, "Dosa besar adalah dosa yang telah diperingatkan
Allah, berupa hukuman yang pasti di dunia dan siksa di akhirat."
Sufyan Ats-Tsaury berkata, "Dosa-dosa besar ialah segala dosa yang di
dalamnya terdapat kezhaliman antara dirimu dan orang lain. Sedangkan
dosa kecil ialah yang di dalamnya ada kezhaliman antara dirimu dan Allah,
sebab Allah Maha Murah hati dan pasti mengampuni."
Menurut pendapat saya, yang dimaksudkan Sufyan, bahwa dosa
antara hamba dan Allah lebih mudah urusannya daripada kezhaliman
terhadap manusia, karena dosa ini dapat hilang dengan istighfar, ampunan,
syafaat dan lain-lainnya. Sedangkan kezhaliman terhadap manusia,
maka harus ada pembebasan darinya.
Menurut Malik bin Mighwal, dosa besar adalah dosanya para ahli
bid'ah, sedangkan kesalahan adalah dosanya Ahlus-sunnah. Menurut
pendapat saya, yang dimaksudkan Malik, bahwa bid'ah itu termasuk dosa
besar dan ia merupakan dosa besar Ahlus-sunnah yang paling besar. Sedangkan
dosa-dosa besar yang dilakukan Ahlus-sunnah merupakan dosa
kecil jika dibandingkan dengan bid'ah. Inilah maksud perkataan sebagian
salaf, "Bid'ah adalah kedurhakaan yang paling disukai Iblis, karena dosa
bid'ah itu tidak diampuni sedangkan dosa kedurhakaan diampuni."
Ada pula yang berpendapat, dosa besar adalah dosa yang disengaja,
sedangkan kesalahan adalah kelalaian dan sesuatu yang terpaksa dilakukan.
Menurut pendapat saya, ini merupakan definisi yang paling lemah.
Ada pula yang berpendapat, dosa besar adalah dosa yang dianggap
kecil oleh hamba, sedangkan dosa kecil adalah dosa yang dianggap besar,
sehingga dia takut untuk melakukannya.
Masih banyak pendapat-pendapat lain yang mendefinisikan dosa
besar dan dosa kecil, dan masing-masing mempunyai hujjah dan alasan
yang mendukung pendapatnya. Tapi pada intinya, dosa-dosa besar tidak
melenceng jauh dari perkara-perkara yang telah mereka sebutkan di atas,
sekalipun apa yang mereka definisikan itu perlu uraian lebih lanjut dan
tidak mutlak benar.

Tiada ulasan: