Catatan Popular

Jumaat, 3 Oktober 2014

SYARAH KITAB AL-HIKAM ATHAILLAH USTAZ QUTUB KE 29 : Perbedaan pandang orang sudah wushul dengan orang salik

SYARAH USTAZ QUTUB

Menurut Kalam Hikmah ke 29 Imam Ibnu Athaillah Askandary:

"Jauh berbeda orang yang berpendapat (membuat dalil); adanya Allah menunjukkan adanya alam, dengan orang yang berpendapat (membuat dalil);  bahwa adanya alam inilah yang menunjukkan adanya Allah. Orang yang berpendapat adanya Allah menunjukkan adanya alam, yaitu orang yang mengenal hak dan meletakkan pada tempatnya, sehingga menetapkan adanya sesuatu dari asal mulanya. Sedang orang yang berpendapat adanya alam menunjukkan adanya Allah, karena ia tidak sampai kepada Allah. Maka kapnkah Allah itu ghaib sehingga memerlukan dalil untuk mengetahuinya. Dan kapankah Allah itu jauh sehingga adanya alam ini dapat menyampaikan kepadanya."
 


Orang yang wushul ila-llah itu ada dua cara :

1.    Muriiduun / Salikuun yaitu: orang yang mengharapkan bisa wushul kepada Allah.

2.    Muraaduun / Majdzubuun yaitu: orang dikehendaki oleh Allah atau ditarik oleh Allah sehingga dapat wushul kepada Allah.

Golongan pertama (Muriiduun / Salikuun) dalam suluknya masih terhalang dari Allah, karena mata hatinya masih masih melihat selain Allah, Allah masih ghoib dalam mata hatinya, sehingga dia menggunakan makhluk (selain Allah) untuk dalil adanya (wujudnya) Allah. Lisannya berdzikir, diya yaqin kalau yangmenggerakkan lisannya berdzikir itu Allah, tapi dia masih memperhatikan lisan dan dzikirnya, belum memperhatikan Allah yang menggerakkan lisannya.

Golongan kedua (Muraaduun / Majdzubuun) dia langsung ditarik oleh Allah dan dihadapi Allah, sehingga hilanglah semua makhlk selain Allah dalam mata hatinya, semua tidak ada wujudnya, yang wujud hanya Allah. Tapi ketika dia turun kebawah lagi(sadar dengan kehidupan dunia) dia tahu semua makhluk itu wujud karena wujudnya Allah.

Tiada ulasan: