KARYA SYAIKH NAWAWI AL
BANTANI
Cabang iman Yang Ke-65 s/d 66 (Membaca tasymit bagi
orang yang bersin, Menjauhi setiap orang yang berbuat kerusakan)
----------------------------------------------
Cabang iman Yang Ke-65 s/d 66 disebutkan
dalam bait syair:
شَمِّتْ لِعَاطِشِ مُسْلِمٍ حَمِدَ
اْلإِلَهَ * وَابْعُدْ اَخِى عَنْ مُفْسِدٍ لاَتُظْلَمُ
Bacalah tasymit bagi orang muslim yang
bersin dan memuji Allah; jauhilah wahai saudaraku orang yang berbuat kerusakan,
niscaya engkau tidak dianiaya.
<==============================
Membaca tasymit bagi orang yang bersin
Tasymit ialah mengucapkan:
يَرْحَمُكَ
اللهُ "
Semoga Allah
memberi rahmat kepadamu
kepada orang yang bersin dan mengucapkan
اَلْحَمْدُ
ِللهِ
Segala puji
tetap bagi Allah.
Tasymit berarti mendoakan keselamatan dari musibah, atau mendoakan orang yang bersin agar tetap dalam keadaannya yang semula. Karena bersin terkadang sebagai penyebab leher menjadi bengkok.
Imam al-Ghozali berkata bahwa orang bersin yang didoakan dengan
يَرْحَمُكَ
اللهُ
hendaknya
menjawab dengan ucapan
يَهْدِيْكُمُ
اللهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ
Semoga Allah
memberi petunjuk kepada kamu dan memperbaiki hatimu sekalian.
Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud katanya:
Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud katanya:
كَانَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا بِقَوْلِهِ : اِذَا
عَطِسَ اَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ : اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ . فَاِذَا
قَالَ ذَلِكَ فَلْيَقُلْ مَنْ عِنْدَهُ : يَرْحَمُكَ اللهُ . فَاِذَا قَالُوْا
ذَلِكَ فَلْيَقُلْ : يَغْفِرُ اللهُ لِى وَلَكُمؒ
Rasulullah
saw telah mengajar kepada kita dengan sabda beliau: "Jika salah seorang
dari kamu bersin, hendaklah mengucapkan:
"
اَلْحَمْدُ ِللهِِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ "
(Segala puji
bagi Allah yang menguasai seluruh alam). Jika orang yang bersin mengucapkan
hamdalah tersebut, hendaklah orang-orang yang ada di dekatnya mengucapkan:
"
يَرْحَمُكَ اللهُ "
(semoga
Allah memberi rahmat kepadamu). Apabila mereka mengucapkan tasymit, hendaklah
orang yang bersin mengucapkan:
"
يَغْفِرُ اللهُ لِى وَلَكُمْ "
(Semoga
Allah mengampuni dosa bagiku dan bagi kamu sekalian).
Rasulullah saw pernah membacakan tasymit untuk seseorang dan tidak membacanya untuk orang lain yang bersin. Orang yang tidak dibacakan tasymit bertanya kepada beliau tentang hal tersebut; lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya orang yang saya bacakan tasymit untuknya tadi, dia membaca hamdalah, sedangkan engkau diam."
Syarat membaca tasymit bagi orang yang bersin:
Rasulullah saw pernah membacakan tasymit untuk seseorang dan tidak membacanya untuk orang lain yang bersin. Orang yang tidak dibacakan tasymit bertanya kepada beliau tentang hal tersebut; lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya orang yang saya bacakan tasymit untuknya tadi, dia membaca hamdalah, sedangkan engkau diam."
Syarat membaca tasymit bagi orang yang bersin:
1. Membaca hamdalah sesudah bersin.
2. Bersinnya tidak dibuat-buat dengan
mencium bau yang dapat membuat bersin.
Menjauhi setiap orang yang berbuat kerusakan
Orang yang
berbuat kerusakan ialah orang kafir, orang yang berbuat bid'ah, orang yang
melakukan dosa besar, orang yang melarikan diri dari fitnah yang akan menimpa
agama, dan yang enggan berhijrah dari daerah orang kafir ke daerah orang Islam.
Seseorang yang tidak mampu menampakkan agamanya di daerahnya sendiri karena difitnah wajib pindah ke daerah lain yang mampu menampakkan agamanya. Jika seseorang mampu menampakkan agamanya, maka lebih utama tidak berhijrah. Adapun orang yang memiliki kekuatan di daerahnya sendiri atau dapat mengasingkan diri dari pergaulan masyarakat dan bila berpindah daerahnya akan menjadi kekuasaan musuh, maka ia wajib menetap di daerahnya, sebagaimana keterangan dari Imam Ramli dalam kitab Umdat ar-Rabih.
Imam Ibnu Imad berpendapat bahwa seseorang tidak pantas tinggal bersama dengan orang yang rusak agamanya. Bila ia selamat dan tidak mengikuti perbuatannya yang dosa, maka ia akan terpengaruh sebagian dari akhlaknya karena tabiat akan menyusup dengan cara yang tidak disadari oleh seseorang. Dalam surat al-Isra ayat 84 Allah swt berfirman:
Seseorang yang tidak mampu menampakkan agamanya di daerahnya sendiri karena difitnah wajib pindah ke daerah lain yang mampu menampakkan agamanya. Jika seseorang mampu menampakkan agamanya, maka lebih utama tidak berhijrah. Adapun orang yang memiliki kekuatan di daerahnya sendiri atau dapat mengasingkan diri dari pergaulan masyarakat dan bila berpindah daerahnya akan menjadi kekuasaan musuh, maka ia wajib menetap di daerahnya, sebagaimana keterangan dari Imam Ramli dalam kitab Umdat ar-Rabih.
Imam Ibnu Imad berpendapat bahwa seseorang tidak pantas tinggal bersama dengan orang yang rusak agamanya. Bila ia selamat dan tidak mengikuti perbuatannya yang dosa, maka ia akan terpengaruh sebagian dari akhlaknya karena tabiat akan menyusup dengan cara yang tidak disadari oleh seseorang. Dalam surat al-Isra ayat 84 Allah swt berfirman:
... قُلْ
كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ
Katakan:
"Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing...
Artinya, bahwa setiap orang akan berbuat menurut cara yang telah digambarkan dan menurut pergaulannya. Kata penyair:
Artinya, bahwa setiap orang akan berbuat menurut cara yang telah digambarkan dan menurut pergaulannya. Kata penyair:
عَنِ
الْمَرْءِ لاَ تَسْأَلْ وَسَلْ عَنْ قَرِيْنِهِ * فَكُلُّ قَرِيْنٍ
بِالْمُــقَارَنِ يَقْـتَدِى
Janganlah
kamu tanyakan kelakuan seseorang; tanyakanlah tentang temannya. Karena setiap
teman itu akan mengikuti kelakuan orang yang ditemani.
Pengertian dari syair tersebut adalah jika engkau ingin mengetahui kelakuan seseorang, janganlah engkau tanyakan kepadanya, tetapi perhatikanlah siapa orang yang dipergauli. Orang tersebut akan berbuat dengan cara yang dilakukan oleh orang yang ditemani.
Pengertian dari syair tersebut adalah jika engkau ingin mengetahui kelakuan seseorang, janganlah engkau tanyakan kepadanya, tetapi perhatikanlah siapa orang yang dipergauli. Orang tersebut akan berbuat dengan cara yang dilakukan oleh orang yang ditemani.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan