Setiap kali
Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam mengabarkan sesuatu, Abu Bakar
selalu menjadi orang yang paling pertama membenarkan dan mengimaninya. Karena
dia begitu yakin bahwa Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam tidak
berbicara berdasarkan hawa nafsunya.
Kondisi
demikian membuat dia dijuluki Ash-Shiddiq (orang yang selalu membenarkan). Dia
semakin terkenal dengan julukan itu setelah kejadian Isra’-Mi’raj. Waktu itu
sekelompok orang musyrik mendatanginya dan mempertanyakan,”Apa pendapatmu
tentang cerita temanmu itu? Dia mengaku telah diperjalankan tadi malam ke
Baitul Maqdis!” Abu Bakar balik bertanya, “Dia mengatakan itu?” Mereka serempak
mengiyakan. Abu Bakar berkata, “Kalau begitu dia benar! Seandainya dia
mengatakan hal yang lebih dari itu tentang kabar dari langit, saya pasti akan
membenarkannya, baik yang telah lalu maupun yang akan datang.”
karena
itulah Abu Bakar dijuluki Ash-Shiddiq.
Baru saja
bibir Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam selesai mengucapkan sesuatu,
Abu Bakar langsung berkata, “Dia benar.” Orang lain boleh saja mencari tahu
dulu, berpikir beberapa saat, atau bahkan meragukan. Tapi tidak demikian dengan
Abu Bakar. Semboyannya sejak pertama kali menyatakan keislaman adalah, “Jika
Nabi Shallallahu Alahi wa Sallam berkata, maka dia benar.”
Rasulullah Shallallahu
Alahi wa Sallam pun pernah menyiarkan julukan tersebut ditengah-tengah
khalayak ramai, yaitu pada saat beliau menaiki gunung Uhud bersama Abu Bakar,
Umar, dan Utsman, waktu itu gunung Uhud bergetar. Maka Rasulullah Shallallahu
Alahi wa Sallam berkata, “Tenanglah wahai Uhud, diatasmu hanyalah seorang
Nabi, seorang Shiddiq, dan dua orang syahid.”
Tiada ulasan:
Catat Ulasan